Tok. . . Tok . . .
"Iya, sebentar" sahut Keiko dari dalam kamar begitu mendengar pintu rumahnya diketuk. Dengan langkah tertatih sambil tangannya memegangi pinggang, Keiko berusaha menuju pintu rumahnya untuk menyambut tamu yang datang.
Setelah berhasil membuka pintu rumah, Keiko mendapati dua orang pria dengan pakaian serba hitam berdiri di depan rumahnya.
"Dengan saudari Keiko Yumika?" Tanya pria yang berambut ikal.
"Iya, saya sendiri" jawab Keiko.
"Kami diperintah untuk mengantarkan sesuatu untuk anda" ujar pria lain yang berambut cepak.
"Sesuatu apa?" Tanya Keiko kebingungan.
Alih-alih menjawab, dua pria di hadapannya justru berlalu menuju mobil yang terparkir di halaman rumah kecil Keiko.
Beberapa saat kemudian, para tamu nya kembali dengan membawa baby box, kereta dorong serta banyak sekali perlengkapan bayi.
Keiko mengerutkan dahinya keheranan.
"siapa yang mengirim semua ini untuk saya?""Orang yang sama dengan yang membayar kami untuk mengantarkan paket ini" jawab si rambut ikal.
"Itu tidak menjawab apapun" sahut Keiko jengkel.
Tanpa persetujuan Keiko, kedua pria tersebut membawa seluruh barang yang mereka antarkan kedalam rumah Keiko. Mereka juga menyusun semuanya kedalam salah satu kamar di rumah Keiko. Setelah selesai dengan pekerjaannya, kedua pria tersebut duduk di sofa ruang tamu.
"Setelah memasuki rumah saya tanpa izin, sekarang kalian juga berniat menetap disini?" Sindir Keiko.
"Kami diperintah untuk menjaga anda dan mengantarkan anda ke rumah sakit jika anda akan melahirkan. Jadi sebaiknya anda beristirahat, dan panggil kami jika anda merasa akan melahirkan" tegas si rambut cepak.
"Bagus! Ini rumahku dan kalian berani memerintahku sesuka kalian"
Setelah puas mengomeli dua pria menyebalkan tersebut, Keiko berjalan menuju kamarnya. Ia memutuskan untuk tak peduli pada dua pria asing di ruang tamu nya. Terserah lah, jika pun mereka orang jahat atau perampok yang menyamar, Keiko tak perlu cemas karena tak ada barang yang sangat berharga di rumah mungilnya yang bisa mereka curi.
Keiko terbangun dari tidurnya saat merasakan perutnya berputar-putar. Sakit, hanya itu yang bisa ia rasakan. Merasa tak mampu menahan rasa sakitnya, Keiko berteriak dari dalam kamarnya untuk memanggil dua pria yang katanya akan menjaganya.
Tak lama kemudian, dua pria itu benar-benar muncul. Si cepak yang memiliki badan lebih besar, mengambil langkah dengan menggendong Keiko dan membawanya menuju mobil sementara si ikal mengambil posisi di belakang stir dan mulai menjalankan mobilnya membelah jalanan kota Pekanbaru untuk kemudian menuju rumah sakit terdekat.
______
"Jadi dia sudah melahirkan?"
"Sudah, nona".
"Bagaimana bayi nya?"
"Perempuan dan sehat".
"Ibu nya?"
"Sempat pingsan karena kehabisan tenaga, tapi sekarang sudah sepenuhnya siuman".
"Jaga ibu dan bayinya dengan baik. Jangan lupa berikan apa saja yang ibu nya inginkan"
Tut. . .
Irida menghela nafasnya setelah mematikan sambungan telepon dari orang suruhannya yang dia tugaskan menjaga Keiko. Berkat asisten papa nya yang hebat itu, Irida mendapatkan informasi bahwa setelah meninggalkan rumah Ainesh di hari perayaan kelulusan Ainesh, Keiko segera menuju terminal bus dan pulang ke rumah peninggalan ayahnya di Pekanbaru. Keiko juga sempat bekerja di toko buku selama beberapa minggu sebelum memutuskan untuk berhenti bekerja karena hari perkiraan melahirkan nya yang sudah semakin dekat. Karena itu, Irida segera mengirim dua bodyguard untuk menjaga dan membantu Keiko di saat hari persalinannya tiba.
Irida menghela nafas mengingat rencana nya yang tentu saja sudah disetujui oleh orang tua nya maupun orang tua Ainesh.
Irida mengirim pesan untuk seseorang sebelum kemudian melemparkan handphone di tangannya ke dashboar mobil dan melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.
Nesh! Besok temani aku ke Riau, ya? Ada jobdesk yang harus aku handle di sana.
Send to : Ainesh Albara.
______
Ainesh mengerutkan dahinya setelah membaca pesan yang masuk ke handphone nya.
Ke Riau? Jobdesk? Sejak kapan Irida punya pekerjaan di Riau?
Tak ingin berprasangka buruk atau pun membuat masalah lagi dengan Irida, Ainesh memutuskan untuk mengetik kata IYA yang segera ia kirimkan ke nomor Irida sebagai balasan dari ajakan Irida.
______
Sedikit ya? Iya gakpapa. Chapter depan ending soalnya :v
Full Of Love,
OLinMayawi~
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Luka (END)
RomanceCerita pertama dari #LukaSeries Hidup itu pilihan, dan aku memilih untuk menolak luka. -Irida Harris Ryanda _____ Maafkan jika niat baikku menolong seseorang berbuah penghianatan untukmu, pelangiku. -Ainesh Albara _____ Aku bukan orang ketiga, aku...