Diperjalanan menuju rumah, Carissa tidak berbicara apapun dia hanya diam sambil melihat pemandangan malam kota Jakarta. Sedengkan laki-laki disampingnya terus saja menelpon dengan Sasa.
Setelah menelpon dengan Sasa, Guntur memegang tangan Carissa yang dari tadi memegang sabuk pengaman nya. Carissa langsung menepis itu, baginya Guntur sangat menjijikan kalau bertingakah baik dihadapan nya.
"Kamu nyesel nerima perjodohan ini?" tanya Guntur setelah memutuskan sambungan telepon.
"Sangat"
"Belajarlah dewasa, hidup itu jangan dipersulit kamu buat keputusan, jalani itu dan jangan pernah menyesal"
"Entah sampai kapan hidup aku akan seperti ini"
"Sampai kamu benar-benar melupakan Damon"
***
"Kamu mau gak ikut aku?" tanya Guntur Carissa diam "Kita ke puncak, aku punya villa dipuncak"
Carissa mengangguk mengiyakan. "Janji kamu gak bakal macam-macam?" Carissa memperingati
"I promise."
Carissa melihat sekeliling villa itu, benar-benar indah. Ia ingin pagi segera tiba agar ia dapat melihat keindahan villa ini lebih jelas.
"Carissa, aku lupa sesuatu" kata Guntur
"Apa itu? Charger hape?"
"Charger hape ga penting!" jawabnya "Aku lupa bawa kunci villa ini"
"Apa?!" Carissa terkejut sambil melebarkan matanya "Terus gimana kita masuk?"
Guntur menunjuk kearah rumah kayu yang kecil, rumah itu tidak jauh dari villa nya. Kata Guntur itu adalah rumahnya juga, hanya saja disitu adalah tempat penyimpanan alat-alat olahraga.
Didalam rumah kayu ini, begitu indah tatahan nya begitu rapi. Baru masuk kedalam, kita tidak menemukan kursi atau apapun hanya ada satu tempat tidur berukuran kecil, dan lemari. Didalam lagi ada dapur.
"Ganti baju kamu, kamu basah" kata Guntur
"Aku gak bawa baju ganti"
Guntur membuka lemarinya, dan ia mendapati sweater rajut warna kuning milik Putri, adiknya. Guntur memberikan sweater itu pada Carissa dan juga celana panjang milik Putri
"Balik badan! Jangan lihat kesini" pinta Carissa ketus. Guntur segera melakukan nya "Ambil ini" Carissa memberikan dress nya yang basah pada Guntur. Guntur tidak membalikkan kepalanya hanya tangan nya saja yang ia ulurkan.
"Guntur, kamu tidur dimana?" tanya Carissa "Tidak ada matras disini, soffa juga ga ada"
Guntur membuka jas nya dan satu kancing kemejanya. Carissa melihat Guntur, kemuadian Guntur duduk disebelah Carissa dan tersenyum
"Aku tidur dikasur"
"Terus aku?" tanya Carissa dengan nada sedikit tinggi
"Kamu juga"
"Kamu gila?!, aku kan udah bilang jangan macam-macam"
"Astaga Carissa, terus aku tidur dimana? Aku juga udah bilang sama kamu, kamu itu ga menarik!"
Carissa terdiam sebentar kemudia bekata lagi "Tapi aku gak mau kamu tidur disampingku"
"Kamu mau aku sakit? Kamu nyuruh aku tidur dilantai?!"
"Aku ga tahu, kamu sih, ngapain juga kesini kalo lupa bawa kunci?!" suara Carissa meninggi
"Aku lupa Sa. Aku ga peduli. Aku yang punya rumah ini, jadi aku harus tidur diatas kasur"
"Apa kamu ga punya hati nurani? Harusnya cewek yang tidur diatas kasur" kata Carissa dengan nada memohon
"Kalo gitu, kita berdua aja yang tidur diatas kasur. Apa susahnya tinggal tidur!"
"Aku gak mau tidur disamping kamu!"
Setelah, Carissa mengatakan itu. Suara guntur sangat terdengar jelas dari rumah kayu ini. Carissa menjerit ketakutan, Guntur kaget mendengar jeritan Carissa. Namun, hal yang paling membuatnya kaget adalah, ketika Carissa memeluknya dengan rasa takut yang masih menyelimuti wanita itu. Sambil membatin 'jangan kemana-mana, aku takut'
"Tenang, ada aku disini" ucap Guntur menenangkan Carissa
Sekali lagi suara guntur berbunyi begitu keras ditelinga Carissa dan Guntur. Carissa jarang mendengar suara guntur sekuat ini. Mungkin faktor utamanya adalah karena rumah kayu.
Carissa tertidur dipelukan Guntur dan masih terlihat sisa-sisa air mata diwajahnya. Guntur tertawa geli melihat Carissa, Guntur membaringkan Carissa dikasur kecil itu.
Ketika Guntur akan bangkit, badan nya tertahan karena tangan kanan Carissa sejak tadi memegang kerah kemeja nya. Guntur tidak tega jika harus membangunkan wanita nya itu. Maka, ia juga ikut berbaring disamping Carissa.
"Kamu cantik dokter" ucap Guntur kemudian ia mengecup bibir Carissa pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
You're My January
RomanceJatuh cinta sewajarnya saja, jangan terlalu berlebihan. Jika ditinggalkan sakitnya itu bukan main Sebaliknya, benci itu secukupnya saja, jangan terlalu berlebihan. Jika jatuh cinta itu sudah pasti seperti jilat ludah sendiri:) selamat membaca ini bu...