Fabian naik keatas panggung, lalu ia meminta agar semua perhatian tertuju padanya. Tak butuh waktu lama, rumah itu seketika hening. Semua mata tertuju pada Fabian, beigtupun Sarah, wanita itu heran apa yang akan Fabian lakukan. Sudah banyak sekali kejutan yang Sarah dapatakan dari tunangannya itu. Kini apa lagi?
"Terima kasih atas perhatian kelian, pertama saya ucapkan selamat ulang tahun untuk om Jonathan dan om Johnny, semoga kalian selalu diberikan kesehatan oleh yang maha kuasa. Dan selamat ulang tahun juga untuk cintaku" kini mata Fabian beralih kepada wanita yang mengenakan dress abu-abu
"Dihari istimewamu ini, aku hanya ingin bilang jangan pernah lupakan hari ini. Walaupun kelak rambutmu tak lagi hitam, ingatanmu tak lagi berjalan dengan baik. Aku harap kamu tidak akan melupakan hari ini. Hari dimana aku ingin bilang---" Fabian menggantung kalimatnya
Sarah mulai deg-degan. Tangannya begitu dingin. Batinnya mengutuk Fabian yang membuatnya kini penasaran setengah mati.
"Hari dimana aku ingin bilang. Maukah kamu menjadi teman hidupku? Menjadi isteriku? Menjadi ibu dari anak-anakku kelak?" pertanyaan itu keluar begitu indah dari mulut Fabian, semua orang bertepuk tangan riuh. Sarah tersenyum bahagia, sampai-sampai membuat air matanya menetes. Wanita itu sangat bahagia sekarang
Carissa memeluk Sarah "Ayo Rah jawab"
Sarah menatap Fabian dengan lembut lalu wanita itu tersenyum "Iya, aku mau"
Semua orang bersorak ria, termasuk Fabian, Carissa memeluk Sarah. Tanpa Carissa sadari ia juga menangis, banyak faktor yang membuat Carissa menangis. Faktor utamanya adalah ia bahagia melihat Sarah sekarang
Dan faktor lainnya, ia kasian pada dirinya sendiri yang tidak seberuntung Sarah. Sarah begitu beruntung bisa mendapatkan pria yang ia cintai dan juga mencitainya. Namun, Carissa tidak. Sungguh takdir wanita itu sangat menyedihkan.
"Selamat" ucap Carissa sekali lagi
"Terima kasih"
Sandra tersenyum sendu saat melihat Carissa mengahapus air matanya. Sandra bisa melihat dari bahasa tubuh Carissa, bahwa wanita ini memang sedang tidak baik-baik saja.
***
Semuanya kembali seperti semula, kembali ke rutinitas harian. Sarah kembali mengajar murid-murid nya yang berusia 5 tahun, Fabian kembali kepada rutinitas sebagai pengusaha muda, Ciko dan Adam kembali bekerja pagi dan pulang malam, Raisa kembali menjalani tugasnya menadi seorang mahasiswi semester akhir. Beigtupun dengan Guntur dan Carissa yang kembali bekerja sebagai dokter.
Sedangkan Donna dan Sandra, mereka berdua tidak diizinkan oleh suami-suami mereka bekerja.
Hari ini klinik Carissa tidak terlalu ramai, Tessa mampu menangani klinik jika hanya sendiri. Carissa merebahkan tubuhnya diruangan khusus miliknya. Disana Carissa berpikir, berpikir panjang serta merenungkan nasibnya.
Disatu sisi Carissa sangat terbebani dengan penikahannya. Disisi lain, ia tidak ingin membuat Johnny sedih. Ia terlalu egois jika hanya mementingkan hidupnya sendiri.
Carissa meraba bawah bantalnya. Disana ia dapatkan selembar foto. Carissa menangis lagi saat melihat bayangan dua orang difoto itu. Disana terlihat jelas dirinya dan Damon yang sedang menikmati salju di Seoul. Keduanya tersenyum begitu manis dan saling berpelukan.
"Kenapa harus aku yang rasakan ini?" ucap Carissa lirih
"Kamu ga tau aku tersisksa disini. Bagaimana bisa aku hidup dengan angan-angan yang pernah kita buat dulu? Bagaimana bisa aku tersenyum sedangkan aku rapuh"
Keluh kesah Carissa masih sangat banyak, ia terus berkata 'bagaimana bisa' hingga mengapa hatinya belum bisa lepas dari bayang-bayang Damon. Berpacaran 8 tahun, merasakan senang susah bersama serta telah merencanakan hidup bahagia bersama. Namun, kecelakaan malam itu membuat Damon harus mengahadap sang Illahi.
"Bagaimana bisa kamu ninggalin aku Mon?" air mata Carissa semakin menjadi
Ponsel Carissa terus berdering, ia menoleh sebentar lalu melihat nama yang tertera disana 'Guntur Jahat' Carissa menghela napas pelan, kemudian ia mengangkat telepon itu.
"Halo, makan siang bareng yuk!" ajak Guntur
"Aku ga bisa, maaf" jawab Carissa, lalu memutuskan sambungan sepihak
Carissa menatap foto itu sendu. Kemudian ia taruh kembali foto itu dibawah bantal. Carissa kini berpikir secara sehat. Ia selalu berpikir kedepan agar bisa melupakan Damon. Atau, masa lalu akan mengontrolnya.
Carissa mengambil kembali ponselnya lalu mencari kontak Guntur, dengan cepat wanita itu mengetikkan pesan singkat kepada suaminya.
Aku bisa, jemput aku di klinik ya
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My January
RomanceJatuh cinta sewajarnya saja, jangan terlalu berlebihan. Jika ditinggalkan sakitnya itu bukan main Sebaliknya, benci itu secukupnya saja, jangan terlalu berlebihan. Jika jatuh cinta itu sudah pasti seperti jilat ludah sendiri:) selamat membaca ini bu...