"Mau apa kamu kesini?" tanya Carissa pada orang yang sedang berdiri dihadapan nya
"Saya kesini sebagai Dokter Guntur Mandela. Tujuan saya ingin bertanya pada Dokter Carissa Benson, apakah diklinik anda masih menyediakan obat tambal gigi seperti penghilang rasa sakit?" tanya Guntur kembali
"Persediaan nya hanya sedikit. Obat itu dikirim tiga hari lagi, datang tiga hari lagi" jawab Carissa seformal mungkin
"Baiklah Dokter Carissa. Jangan pulang sebelum aku menjemput" Guntur pergi meninggalkan ruangan Carissa
Tessa asisten Carissa tahu betul bagaimana hubungan antara Guntur dan Carissa. Tessa yakin, Carissa akan marah padanya karena tidak meminta izin dan membiarkan Guntur langsung masuk diruangan nya.
Seperti kata Guntur tadi siang, Carissa harus menunggunya. Namun, Carissa tidak mau. Carissa tahu betul klinik hewan Guntur akan tutup jam 9 malam, sedengkan klinik gigi Carissa tutup jam 8 malam. Carissa tidak suka menunggu, apalagi jika harus menunggu Guntur.
Ban mobil Carissa bocor, dan wanita itu tidak memiliki ban serep. Ponselnya juga sudah mati, selain penakut Carissa juga pelupa. Ia selalu lupa membawa barang-barang penting seperti cas ponselnya.
"Aku kira kamu bakal pulang deluan" ucap Guntur dari dalam mobilnya "Cepat masuk" tanpa sepatah kata pun Carissa langsung masuk kedalam mobil Guntur
"Mobilmu?"
"Ada Tessa"
"Aku lapar, kita beli makanan dulu yah" Carissa hanya diam
***
"Kamu ga turun?" tanya Guntur Carissa diam. Guntur tahu itu tandanya ia lebih memilih didalam mobil
Hujan turun begitu deras. Carissa ingin sekali menari-nari dibawah air hujan itu, Carissa hanya mampu melihat air hujan dari kaca-kaca mobil Guntur, hujan yang begitu indah dan membuat hatinya seketika menjadi damai.
"Kapan obat itu datang?" tanya Guntur sambil mengatur tempat tidurnya dimatras
"Aku gak suka ngomong berkali-kali" jawab Carissa
"Oke okey" Ucap Guntur sambil menghela napasnya.
Carissa melihat ponsel Guntur yang ia biarkan diatas nakas sedang berdering, dilayar ponsel tertulis nama si penepon yaitu 'sweet heart'. Tanpa basa basi Carissa menjawab panggilan itu. Dan membiarkan si penelpon yang lebih dulu berbicara
"Guntur, aku nungguin kamu. Ini hujan, katanya tadi kamu hanya jemput dia, kok lama banget sih? " itulah yang lebih dulu si penelpon itu ucapkan. Suaranya begitu familiar ditelinganya
Carissa terkejut, tiba-tiba saja ponsel Guntur seperti dirampas dari genggangman nya. Ternyata Guntur yang merampasnya. Tatapan membunuh dari mata Guntur.
"Lancang!! Kamu ga berhak ya jawab telpon orang sembarangan!" ucapnya "Kamu pikir kamu siapa?"
"Aku istrimu. Wajar aja kalo aku jawab telepon itu"
Guntur terkekeh "Kamu bahkan gak pernah ngizinin aku nyentuh kamu sedikitpun dan kamu bilang itu istri!" Carissa diam "Jangan seperti perempuan tidak berpendidikan Carissa. Kamu harusnya lebih menghormati privasi orang!"
Carissa hanya diam sambil meluruskan pandangannya kedepan tanpa merasa bersalah sedikitpun.
***
Hari sabtu dan minggu, klinik hanya dibuka untuk beberapa anak-anak magang dan asisten-asisten dokter. Hari ini Carissa akan menghabiskan liburan nya lagi-lagi sendiran, karena ia yakin Guntur pasti akan pergi bersama dengan sweet heart nya. Lagipula, Carissa tidak berharap jika Guntur berada disini.
"Kopiku?" tanya Guntur
"Bi Inem bakal bawaain" jawab Carissa
"Aku mau kamu yang bawain. Bukan bibi, sebagai isteri yang baik kamu ha—"
"Sabar!" potong Carissa dan pergi kedapur mengambil kopi yang diminta Guntur
"Kenapa kamu ga pergi?" tanya Carissa saat kembali duduk dikursinya
"Maksud kamu? Kamu mengusir aku? Ini rumahku Sa!"
"Kok sensitif banget sih? Maskudnya, kamu ga pergi berlibur bersama teman-teman kamu?"
"Lagi ga mau pergi" jawab Guntur
"Lalu bagimana dengan sweet heart?"
"Aku bakal ketemu sama dia malam ini. Kamu jangan cemburu, selagi kamu belum bisa moveon dari Damon, maka aku bebas pacaran sama siapa saja"
"Aku enggak cemburu!" Sela Carissa cepat
***
Acara ulang tahun Sasa begitu meriah. Sasa adalah teman sekelas Carissa waktu kuliah, mereka juga akrab. Acara malam minggu ini benar-benar membuat Carissa merasa bebas. Tidak banyak yang Sasa undang, hanya teman-teman dekatnya saja. Pesta ini terasa seperti pesta anak remaja 17 tahun, dan yang berada didalam pesta cukup terhibur
"Lo nunggu siapa? udah tiup aja lilinnya" ucap Rendy, mantan kekasih Sasa waktu kuliah
"Gue nunggu pacar gue dulu! Mana mungkin dia gak datang" jawabnya
Pacar yang dimaksud Sasa pun datang, semua mata tertuju padanya. Begitupun Carissa, Carissa sangat terkejut ketika sosok Guntur yang dimaksud Sasa sebagai kekasihnya dan merupakan orang yang sangat Carissa kenal. Sekuat tenaga ia mencoba mengabaikan itu semua, itu artinya Sasa adalah sweet heart itu.
Tepat didepan mata Carissa, Sasa meniup lilin nya yang berangka 25. Dan setelah meniup lilin itu Guntur mencium kening Sasa. Ada sesuatu didada Carissa saat melihat pemandangan itu, bahkan Guntur tidak pernah memperlakukan nya semanis itu.
Sasa memotong kue nya dan menyuap beberapa teman terdekatnya, termasuk Carissa. Dan orang yang terakhir ia beri kue adalah Guntur. Dan setelah itu, Sasa berjinjit menyamai tinggi Guntur dan mendaratkan ciumannya dibibir Guntur. Orang-orang bertepuk tangan riuh. Benar-benar heboh, Carissa yang berada tepat dihadapan mereka begitu terkejut. Carissa hanya tersenyum kecut, kemudian ia memundurkan langkahnya perlahan demi perlahan.
Ditaman mawar itu Carissa diam tak bergeming, banyak yang sedang ia pikirkan. sedangkan pesta menjadi semakin meriah. Carissa tidak cemburu, tapi saat melihat suaminya mencium orang lain, rasanya dunia ini tidak adil. Ia pikir mereka berdua tersiksa. Nyatanya, Guntur mudah sekali menjalani pernikahan mereka dengan berselingkuh.
"Kan aku udah bilang, kamu jangan cemburu" ucap seseorang sambil duduk disamping Carissa
"Sungguh aku gak cemburu"
"Kalau enggak, kenapa menyendiri disini?"
"Aku lagi mikir, gimana nanti kalo ayah aku tahu semua ini?"
Guntur diam, namun diamnya kali ini berbeda sangat berbeda
![](https://img.wattpad.com/cover/182677147-288-k657187.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My January
RomanceJatuh cinta sewajarnya saja, jangan terlalu berlebihan. Jika ditinggalkan sakitnya itu bukan main Sebaliknya, benci itu secukupnya saja, jangan terlalu berlebihan. Jika jatuh cinta itu sudah pasti seperti jilat ludah sendiri:) selamat membaca ini bu...