Bagian Dua Sembilan

12 0 0
                                    

Carissa mengamati bayi mungil itu masih didalam kotak kaca dengan berbagai alat bantu bernapas. Wanita itu terpana melihat bayi mungil itu. Carissa kembali ke ranjang Putri, adik iparnya itu kini akan menjadi seorang ibu.

"Gimana keadaan kamu?" tanya Carissa lembut

"Udah mendingan kak" jawabnya pelan, "kak Ica sendiri keadaanya gimana?"

"Lebih baik" Putri tersenyum mendengar itu

"Kak Ica, boleh Putri minta permintaan? Kalo dikabulkan Putri bakal seneng banget, kalo enggak juga gapapa"

"Minta apa?"

"Putri mau kuliah, mau kerja juga untuk biayain hidup Putri sendiri. Putri rasa, Putri masih terlalu muda untuk jadi ibu" sahutnya pelan, lalu menunduk."Kak Ica mau tidak jadi orangtua dari bayi Putri?"

Perasaan Carissa seperti sedang diberikan diskon spa besar-besaran, dan siapa sih yang enggan untuk menolak? Namun, masih ada Guntur yang harus tau akan keputusan yang akan Carissa buat.

"Kak Ica gamau ya?" Putri memstikan

"Kita tunggu kakak kamu siuman dulu ya. Aku gak punya hak untuk memutuskan secara sepihak"

Putri tersenyum sendu "Iya kak"

***

Carissa terlihat lebih fit sekarang. Ia telah cukup tidur, makan dan juga telah membersihkan diri. Wanita itu kini sedang duduk disamping suaminya yang terlihat adanya tanda-tanda akan membuka mata. Carissa ditemani Sarah, Tessa, Melinda dan Putri yang duduk dikursi roda dengan infus yang masih melekat diuratnya.

Jemari Guntur bergerak lagi, Carissa sangat antusias.

"Kalian lihat kan?" tanyanya

"Lihat apa?" balas Sarah

"Ini loh tadi jarinya gerak lagi, kamu lihatkan Put?"

Putri tersenyum "Iya kak, Putri lihat"

Guntur membuka matanya sedikit demi sedikit. Tepat pukul 8 malam. Wanita yang daritadi duduk disamping Guntur tak henti-hentinya tersenyum haru. Matanya pun berkaca, akhir-akhir ini Carissa lebih emosional.

Guntur berdehem, mereka yang duduk disofa segera mendekat dan melihat pergerakan Guntur yang hanya terbilang sedikit.

"Kamu haus?" tanya Carissa sambil menunju gelas. Guntur hanya mengangguk

Setelah kerongkoangannya telah basah pria itu menjelajah pandangannya kemana-mana, termasuk wajah-wajah yang sedang mengelilinginya.

"Kamu dirumah sakit sayang" sahut Carissa seakan mengerti tanda tanya dikepala Guntur

"Kamu siapa?" tanya Guntur saat matanya beradu pandang dengan Carissa

Dua kata yang mampu membuat jantung Carissa seakan ingin lepas. Dua kata yang membuat pikirannya khawatir, dua kata yang kini membuat lututnya lemas.

"Kamu ini baru aja bangun, udah ngelawak aja" kini Melinda bersuara

"Aku gak lagi ngelawak ma, aku beneran gak tau mereka ini siapa" balas Guntur

Carissa seperti berada disuatu ruangan dan sedang dijungkir balikkan oleh keadaan. Merasa pusing dengan kejadian yang saat ini terjadi. Ada apa ini? Guntur lupa dirinya?

"Aku Carissa! Istri kamu. Kamu apa-apaan sih?! Jangan bercanda gini deh! Ga lucu tau!" mata Carissa mulai berair. Suaranya bergetar namun penuh penekanan.

"Istri?" Guntur menyerngit, "kamu bercanda ya. Aku belum menikah"

You're My JanuaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang