Bagian Dua Puluh

18 2 0
                                    

Melinda menyiapkan teh hangat untuk menantunya. Carissa merasa sungguh tidak enak dengan perlakuan Melinda. Seharusnya Carissa yang menyiapkan minuman untuk Melinda bukan sebaliknya.

"Carissa gak enak ma, udah ngerepotin"

"Mama gak merasa direpotkan kok" balas Melinda sambil tersenyum lembut

"Terima kasih ya ma, untuk teh nya. Carissa mau keatas dulu, mau mandi"

"Iya sayang"      

Carissa merasa capek sekali hari ini, hanya duduk dan mendengarkan rasanya sudah capek. Bagaimana dengan Guntur yang ikut berpartisipasi lebih pada acara tersebut, Carissa tidak bisa bayangkan lelah suaminya itu.

Waktu sudah pukul 8, namun Guntur masih belum pulang. Carissa turun dan mencari mertuanya.

"Mama?"

"Didapur nak" Jawab Melinda memberi tahu.

"Ma, Carissa bantu ya masaknya"

"Gak usah, udah selesai kok. Yuk kita makan malam"

"Gak tunggu Guntur dulu?"

"Guntur tadi telepon mama, katanya dia makan bareng panitia seminar. Dan pulangnya agak larut." Jelas Melinda, Carissa mengangguk

***

Carissa dan mertuanya kini duduk didepan Tv sambil menikmati cemilan jeruk yang dibuat oleh mertuanya. Mereka berdua sesekali tertawa menonton acara Tv itu.

"Sa" panggil Melinda sambil mengusap punggung tangan menantunya

"Iya ma"

"Mama pengen sekali punya cucu" kata Melinda, tiba-tiba Carissa merasa merinding, ia tidak tahu harus menjawab apa, jika ada Guntur, pasti dia bisa mengatasi ini

"Mama pengen kamu segera hamil" ucap Melinda lagi, Carissa tersenyum kikuk

"Is Guntur a good kisser?" tanya Melinda, Carissa terbelalak dengan pertanyaan Melinda barusan, namun wajah wanita itu memanas

Melinda tersenyum melihat wajah Carissa yang merona

"Sudah jam sepuluh nak, kamu harus istirahat"

"Iya ma, Carissa naik ke atas ya"

***

Carissa mengusap matanya dan menoleh ke jam dinding. Sudah pukul 2 pagi, ia merasa tenggerokannya sangat kering. Carissa menyalakan lampu kamarnya dan mendapati Guntur yang tidur di sofa.

Carissa mengaduk teh hangat nya. Sembari mengaduk teh, wanita itu juga mendengar suara Tv, Carissa berjalan pelan-pelan menuju ruang keluarga sambil membawa pentungan.

"Guntur?" Carissa memastikan karena wanita itu cukup heran baru saja ia melihat Guntur dikamar mereka 10 menit yang lalu.

Pria itu hanya berdehem

"Kamu ngapain?"

"Nonton bola"

Carissa kembali kedapur dan membuat dua gelas teh hangat, lalu kembali duduk disamping Guntur, terlihat pria itu wajahnya begitu tegang

"Jam berapa kamu pulang?" tanya Carissa lalu meneguk teh nya

"Sepuluh"

Carissa merasa ada yang aneh pada Guntur, sikap pria itu terasa dingin. "Kamu seharusnnya tidur, besok kamu harus ke klinik, dan hari ini kamu pasti capek banget, harusnya kamu ga begadang"

"Sejak kapan kamu perhatian seperti ini?"

'Syukurlah pria ini bicara lebih dari dua kata, walaupun kalimatnya agak tajam'

"Aku buatkan kamu teh, diminum ya" kata Carissa tanpa menghiraukan pertanyaan Guntur barusan.

Guntur fokus pada pertandingan sepak bola, ia juga tidak menghiraukan ucapan Carissa, wanita itu menaruh kembali gelasnya dimeja lalu menoleh kearah Guntur. Pria itu sama sekali tak menganggap Carissa ada

Carissa terkekeh lalu mengusap pipi Guntur pelan, Carissa pasti telah melakukan kesalahan, entah apa itu, Carissa akan minta maaf. Ia tidak suka melihat Guntur bersikap dingin seperti ini.

"Kulit kamu dingin banget" ucap Carissa, Guntur diam

Carissa kini membelai rambut Guntur, pria itu hanya diam dan fokus pada perandingan sepak bola tim favoritnya.

"Sudah berapa hari kamu ga keramas? Rambut kamu keras banget"

"Itu karena minyak rambut tadi pagi" Jawab Guntur ketus

"Waw, kamu ngomong! Aku kira kamu lupa ada aku"

"Siapa laki-laki jelek tadi?" tanya Guntur

Carissa bingung "Siapa yang kamu maksud?"

"Yang tadi mengacak-acak rambut kamu, laki-laki jelek, pendek, dan ga tinggi"

Carissa terheran "Aku ga tau siapa yang kamu maksud"

"Yang tadi duduk disampingmu dan Tessa"

"Ooohhh itu Aldi, mantan pacarku waktu SMP. Kenapa? Kenapa kamu bilang dia jelek?"

"Seleramu terlalu rendah" Nilai Guntur

"Biarin aja"

"Dia jelek"

"Kamu juga"

Guntur menoleh kearah Carissa dengan tatapannya yang dingin, pria itu sangat dingin, Carissa mencoba tersenyum agar ia bisa terlihat baik-baik saja.

"Aku jelek?" tanya Guntur, cahaya Tv mampu memperlihatkan senyuman yang terukir di bibir Guntur

Carissa menggeleng

"Lalu? Aku menawan?"

"Ya" jawaban itu tiba-tiba saja keluar dari bibir Carissa, wanita itu tidak mampu berbohong. Pesona Guntur sangat kuat hingga membuat detak jantungnya tak karuan.

Guntur terkekeh "Kamu juga cantik" Guntur langsung menjauhkan tubuhnya dari pandangan Carissa, Carissa mencoba menghilangkan rasa panas dipipinya karena ucapan Guntur barusan.

"Aldi, ngajak aku ikutan seminar dikampus nya hari senin." Kata Carissa

"Enggak boleh!"

"Lumayan lah Tur buat nambah-nambah uang spa aku. Bayarannya basar"

"Nanti aku biayain semua keperluanmu, dari yang penting sampai yang ga penting"

"Kenapa aku gak bol—"

"Turutin aja kata SUAMImu ini Carisaaaa!"

"Iya, tap—" kalimat Carissa terhenti, Guntur mengecup bibir wanita itu, lalu kembali fokus menonton sepak bola. Carissa masih mematung

"Gini kan enak aku nontonnya, tenang." Guntur kembali bersuara

"You're not a good kisser" ucap Carissa pelan, Guntur terkekeh

Guntur kembali menatap lekat wajah Carissa, kini jantung Carissa berdegup sangat cepat, tatapan intens Guntur begitu menawan.

"What did you say?" tanya Guntur

"You're not a good kisser" Ulang wanita itu dengan suara menantang

You're My JanuaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang