Sudah dua hari Carissa belum juga sadarakan diri. Keluarga Mandela sangat merasa bersalah akibat kecelakaan ini. Melinda sebagai ibu kandung Guntur rela datang dari Medan ke Jakarta hanya untuk meminta maaf pada keluarga Benson.
Saudara-saudara Carissa memaklumi kecelakaan yang menimpa Carissa ini, ini bukanlah kecelakaan yang disengaja. Semuanya jelas adalah kecelakaan.
Sedangkan Guntur ia terus menemani Carissa dari jauh, ia menyesal dengan perbuatannya. Ia tak ingin dekat dengan Carissa. Dekat dengan wanita itu hanya akan membahayakan dia.
"Tur, masuk nak. Lihat isterimu" ucap Melinda
Guntur menggeleng "Engga ma, Guntur disini saja"
Guntur sangat bersyukur saat dokter bilang tidak ada cedera serius pada tubuh Carissa. Wanita itu hanya mengalami benturan cukup kuat pada kepalanya. oleh karena itu Carissa belum juga sadarkan diri.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Raisa pamit pada Guntur dan Melinda. Kini Melinda duduk disamping ranjang Carissa. Wanita paruh baya itu terus memperhatikan menantunya itu dengan seksama. Terlihat Carissa begitu tenang dalam tidurnya.
"Guntur, sini duduk disamping mama" ajak Melinda
"Guntur capek ma, Guntur duduk disini saja" kata Guntur sambil menepuk-nepuk soffa disampingnya.
Melinda mengangguk mengiyakan.
Tak lama kemudian sopir yang menjemput Melinda datang. Wanita itu berpamit pada putranya, dan pada menantunya. Tak lupa Melinda mencium kening Carissa dengan lembut.
"Jaga dia ya Tur" kata Melinda
"Iya ma, mama hati-hati ya"
Guntur duduk disamping Carissa. Ini kali pertama sejak Carissa dirawat Guntur duduk didekat istrinya itu. Dua hari ini Carissa tidur ditemani saudara-saudaranya. Kali ini mereka tidak bisa menemani Carissa lagi, namun mereka berpesan agar memberi kabar tentang Carissa sesering mungkin.
"Bangun Ca" ucap Guntur lirih "maafkan aku ya"
Guntur mengusap kepala Carissa pelan "Aku minta maaf"
Guntur menundukkan kepalanya sambil bertumpu pada kedua lipatan tangannaya. Lelaki itu benar-benar merasa bersalah. Setiap kali pulang kerumah bayangan dimana Carissa terjatuh membuatnya merasa bersalah
Jari-jarinya terasa hangat, seperti kedinginan karena kehujanan namun tiba-tiba rasanya ada api unggun yang menghangatkan tubuh dan perasaannya. Guntur mendongak dan melihat Carissa
Air mata lelaki maskulin ini hampir saja tumpah saat melihat jarinya sedang digenggam oleh Carissa. Dan pemilik tangan itu sedang tersenyum begitu hangat, mengalahkan hangatnya mentari pagi.
"Hai" kata Carissa
Tidak bisa, air mata yang sedari tadi Guntur bendung akhirnya tumpah. Lelaki itu menangis sambil tersenyum. Bukan air mata kesedihan, dia menangis gembira untuk pertama kali karena seorang wanita. Tidak, maksudnya kedua kali.
Carissa terkekeh "Kok kamu nangis?" kamu sedih ya kenapa aku ga mati aja? Tapi, aku malah bangun"
Guntur menggeleng dengan cepat lalu menghapus air matanya, Guntur segera mengambil ponselnya dan menelpon kerumah Sarah dan Ciko.
"Maafkan aku ya" kata Guntur lalu kembali menggenggam tangan Carissa
Carissa tersenyum "Putri dimana?"
"Dia tinggal di vila untuk beberapa hari" jawab Guntur "kenapa kamu tidur lama sekali?"
Carissa menghapus sisa air mata Guntur yang berada dipipi lelaki itu. "Kamu sedih aku ga ada?"
"Sangat sedih, rindu juga. Aku kehilangan Carissa selama dua hari" kata Guntur "hampir tiga hari" tambahnya
Carissa tertawa "Jangan sedih"
"Tidak lagi" jawab Guntur lalu tersenyum "tapi, kamu janji jangan abaikan aku lagi"
"Whoaa itu permintaan yang sulit" kata Carissa lalu tertawa
"Janji?"
Pintu ruangan Carissa terbuka dengan sangat lebar. Terlihat Ciko, Sarah dan Raisa yang terlihat buru-buru ingin bertemu Carissa.
"Ka Icaaa!" Raisa langsung memeluk Carissa, gadis itu menangis
"Kenapa kalian selalu menangis?" tanya Carissa setelah melepas pelukan Raisa
"Aku kira kak Ica bakal ketemu kak Damon" ucap Raisa lirih
"Sembarangan!" jawab Sarah
"Ca, senang deh lihat kamu senyum lagi. Dua hari ini mukamu datar terus" kata Sarah
"Ca, apanya yang sakit?" tanya Ciko, semua orang menatapnya aneh kecuali Sarah
"Oh baiklah mari kita keluar pak dokter mau periksa" balas Sarah
"Hahahaha" Raisa tertawa begitupun dengan Carissa
"Hatiku sakit dok" kata Carissa
"Kalau hatimu sakit, sepertinya obatnnya hanya Guntur" jawab Ciko
Semua mereka tertawa, termasuk Guntur. Rasanya begitu nyaman berada ditengah-tengah keluarga Carissa.
![](https://img.wattpad.com/cover/182677147-288-k657187.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My January
RomanceJatuh cinta sewajarnya saja, jangan terlalu berlebihan. Jika ditinggalkan sakitnya itu bukan main Sebaliknya, benci itu secukupnya saja, jangan terlalu berlebihan. Jika jatuh cinta itu sudah pasti seperti jilat ludah sendiri:) selamat membaca ini bu...