Bagian Sembilan Belas

21 3 0
                                    

"Wow kamu jago banget rupanya hibur anak-anak" ucap Guntur lagi saat baru saja membuka pintu rumah

"Cukup, kamu daritadi ngomong gitu mulu"

Guntur tertawa "Aku ga sabar lihat gigi anak kita dicabut" Carissa menaikkan sebelah alisnya saat melihat Guntur mulai berimajinasi

"Kamu yang bakal cabut giginya terus aku yang bakal hibur dia dan kasih hadiah" Guntur tersenyum masih berimajinasi

"Aku yang bakal hibur dia, kamu hanya ngasih hadiah aja" kata Carissa

"Enggak, kamu cabut giginya aja, biar aku yang hibur dia dan kasi hadiah"

"Kamu ini egois banget, masa semuanya kamu" ejek Carissa

Guntur terkekeh "Kamu yang egois, tiap hari kamu hibur anak-anak, anak kita nanti biar aku aja"

"Tapi, aku yang bakal jadi ibunya. Jadi gamasalah kalo aku yang hibur dia"

Baru saja Guntur akan membalas ucapan Carissa, suara batuk keras seorang wanita mengagetkan mereka berdua.

Melinda bertepuk tangan "Belum hamil, udah mau anaknya cabut gigi"

"MAMA?!" kejut Carissa dan Guntur

"Loh kok mama bisa masuk? Kan kunci sama Guntur" kata Guntur yang masih terkejut

"Mama punya duplikat kunci rumah kalian" jawab Melinda sambil tersenyum . "Kalian kenapa pulang lama banget?"

"Tadi, ada pasien aku ma" jawab Carissa pelan

"Sudah berapa bulan?"

"Ha?" Carissa bingung

"Bayimu"

"Carissa enggak hamil ma" Carissa tersenyum kikuk

"Terus kenapa bilang-bilang soal anak? Mama kira lagi ngisi"

"Heheh engga ma, tadi Guntur hanya berandai-andai, jadi Carissa ikut aja"

"Jangan cuma andai-andai dong, jadiin kenyataan" Ujar Melinda sambil berjalan membelakangi sepasang suami istri itu.

"Iya mama, doain aja" ucap Guntur "mama ngapain kesini?"

"Ih kurang ajar, masa ngomong gitu ke mama" tegur Carissa pelan, hanya Guntur yang bisa dengar

"Terus aku harus tanya gimana?"

"Ga usah ditanya, mungkin mama rindu kamu"

Melinda menggeleng-geleng melihat anak dan menantunya berbisik-bisik "Mama kesini mau menginap untuk seminggu. Mama sama Lynda dan Bety mau bantu-bantu menyiapkan pernikahan Sarah"

"Siapa Bety?"

"Tante Bety, bukan Bety" tegur Carissa lagi

"Mana aku tahu pake embel tante, mama aja bilangnya Bety"

"Huss udah, Bety itu mamanya Adam. Lynda minta tolong sama besan-besannya buat bantu-bantuin. Kan sekarang mama juga mamanya Carissa. Iyakan Sa?"

"Iya ma" Carissa tersenyum

***

Carissa mengunci pintu kamarnya, ia takut jika Melinda masuk ke kamar mereka seperti yang Johnny lakukan beberapa minggu lalu.

"Sa, aku belum mengerti tentang keluargamu" kata Guntur

"Maksudnya?"

"Maksudku lebih tepatnya keluarga om Jonathan. Sarah ini ibunya siapa?, Donna siapa? Ciko siapa? Lynda siapa?"

Carissa tertawa pelan "Iya, banyak juga teman-temanku dulu bertanya begitu. Oke akan aku jelaskan"

"Jadi, Ciko dan Sarah adalah saudara kandung, anak dari om Jo, sama tante Syifa. Waktu usia Sarah lima belas tahun dan Ciko tujuh belas tahun om Jo nikah lagi sama tante Lynda, om Jo nikah lima tahun setelah tante Syifa meninggal. Tante Syifa meninggal karena kanker otak,

Awalnya, Sarah baik-baik aja waktu tante Lynda nikah sama ayahnya. Eh tiba-tiba tante Lynda bawa anaknya yaitu Donna, waktu itu usia Donna enam belas tahun. Karena Donna tinggal bareng kita di Bandung, dia otomatis pindah sekolah juga, Donna sekolah bareng kami,

Waktu itu, aku dan Sarah masih SMP. Donna dan Ciko SMA. Tapi sekolah kami masih satu lingkungan. Sarah suka sama Adam sudah lama, jauh sebelum Donna datang. Tapi, Adam tidak suka sama adik kelas. Dia suka sama seangkatan atau kakak kelas. Jadinya, Adam jadian sama Donna, padahal, Sarah selalu curhat sama Donna soal Adam, eh pas disekolah. Donna malah dekatin Adam"

Guntur menguap "Sebenarnya pertanyaanku simpel, kenapa kau malah bercerita panjang lebar?"

Carissa kembali mengingat-ingat pertnyaan Guntur, kemuadian wanita itu nyengir

Guntur menggeleng "Benar kata Sarah kamu ini banyak bicara"

"Hehehe"

"Terus Fabian ketemu Sarah dimana?"

"Mereka berdua itu juga rumit, tak kalah rumit dengan Adam. Kalau aku ceritakan mungkin tak akan habis" jawab Carissa

"Hmm, kamu ini berlebihan sekali"

"Aku serius. Cerita hidup Sarah itu seperti sinetron" Carissa tertawa terbahak "Dia bertemu Fabian di Singapura, pertemuan mereka sangat indah"

"Aku ga percaya"

"Kamu ga percaya, its okay"

"Maksudku, tidak ada pertemuan yang lebih indah selain pertemuan kita berdua" ucap Guntur lalu mengedipkan sebelah matanya

Carissa menatap Guntur dengan tatapan jijik, Guntur sekali lagi mengedipkan matanya. Carissa langsung melempar bantal busa yang ada disampingnya

"Hahaha santai dong beb"

"Ih Guntur jangan bilang begitu! Aku geli ew"

"Hahahahahaha"

***

Hari ini seminar dokter-dokter Indonesia diselenggarakan disalah satu hotel bintang lima di Jakarta. Banyak sekali dokter-dokter yang datang dari belahan Nusantara. Acara ini begitu formal dan hanya dihadiri orang-orang tertentu.

Carisaa dan teman-temannya datang sesuai waktu yang telah ditentukan. Sedangkan Guntur ia telah tiba ditempat itu sajak pukul lima dini hari.

Sebelum acara dibuka, para hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya lalu disambut kata pembuka dari ketua umum panitia pelaksana yaitu dr. Herdinanta Agustinus

"Cogan banyak benget" ucap Lia greget
"Cogan itu apa?" tanya Carissa
"Cowok ganteng"
"Biasa aja" balas Carissa
"Iyadeh yang tiap hari liat cowok ganteng" Sindir Lia, Carissa terkekeh.

"Sa, arah pukul dua" kata Tessa, Carissa langsung menoleh kearah yang dimaksud Tessa "Gimana? Itu biasa aja?"

Guntur juga menoleh kearah Carissa, mereka beradu pandang hingga Carissa menarik bibirnya hingga membetuk lekukan senyum. Sedangkan, Guntur mengedipkan sebelah matanya. Carissa langsung membuang pandangannya kearah lain.

"Biasa aja" jawab Carissa

"Kamu bilang dr.Guntur biasa aja?" Lia memastikan, Carissa mengangguk

"Kamu ini buta ya? Pria semaskulin dia kamu bilang biasa aja?"

"Udahlah Lia, Carissa ini sukanya sama yang kaya D'rock"

"Enggaklah! Itu kelewatan maskulin"

"Sstttt.... berisik banget sih nih cewek-cewek rempong" tegur Aldi

Acara yang Carissa tunggu-tunggu yaitu giliran Guntur untuk memaparkan materinya mengenai keahlianya sebagai dokter hewan. Carissa tidak berkedip saat Guntur naik keatas panggung dan mulai berbicara. Senyum diwajah pria itu selalu merekah indah.

Pesona yang dimiliki Guntur mampu membius para hadirin agar hanya fokus pada dirinya saja. Bahkan Carissa sendiri tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah suaminya itu. Hari ini Guntur terlihat begitu menawan.

"Senyumnya mashaAllah" puji Lia

"Ganteng banget ya, kamu beruntung banget Carissa" kata Tessa

"Biasa aja" kata Aldi

Carissa langsung tersadar dari lamunan nya, dan mengiyakan ucapan Aldi barusan.

"Kalian berdua itu emang buta" ucap Lia

You're My JanuaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang