Bagian Lima

32 4 0
                                    

Klinik Carissa hari ini ramai sekali, bahkan ia sampai kewalahan menghibur anak-anak kecil agar tidak menangis ketika cabut gigi. Carissa sangat menyukai anak kecil, dikliniknya banyak sekali permen. Permen itu untuk mereka yang mau cabut gigi, tapi hanya khusus anak kecil saja.

Jam makan siang tiba, Carissa dan Tessa makan siang direstoran yang menyediakan masakan seafoood. Carissa adalah pecinta cumi bakar.

"Jadi gimana hubungan lo sama Guntur?" tanya Tessa disela-sela aktifitas makan mereka

"Ya gitu"

"Masa iya gaada perubahan" Carissa mengangkat sebelah alisnya "memangnya kamu ga luluh apa sama perlakuan baiknya. Lagipula, dia ganteng Ca"

"Tessa please, gue tahu memang ganteng. Tapi ganteng bukan tolak ukur untuk luluh atau jatuh cinta" jawab Carissa. "Yang lo lihat kalo dia baik, itu juga palingan hanya jaim doang"

"Well, terserah lo deh. Tapi gimana kalo nanti lo jatuh cinta sama dia?"

Pertanyaan Tessa membuat gelas yang berada diujung meja itu terjatuh karena senggolan dari tangan Carissa. Semua mata yang ada direstoran ini melihat kearah Carissa dan Tessa.

"Tenang aja, gue bakal ganti rugi" suara Carissa cukup keras, agar mata-mata aneh itu berhenti menatapnya

"Lebay amat sih, orang Cuma nanya gitu sampe jatohin gelas" sindir Tessa

"Itu ga bakal terjadi"

"Kalo iya?"

"Tidak akan"

Klinik Carissa sudah tutup, Carissa melihat mobil Guntur sudah terparkir rapi dihalaman kliniknya, sudah pasti si pemilik mobil ada didalam. Carissa menghampiri mobil itu dan mengetuk kaca jendelanya.

"Kami sudah tutup, kemarilah besok"

"Aku bukan mau berobat, aku mau jemput kamu. Yuk pulang bareng"

"Aku bisa pulang sendiri" jawaban Carissa membuat Guntur keluar dari mobilnya

Guntur memutar tubuh Carissa hingga menyandar kepermukaan mobil. Guntur melangkah mendekati Carissa. Mata Carissa terus membesar, sedengakan Guntur dan mata coklatnya terus tersenyum melihat kearah Carissa. Jarak mereka semakin dekat. Ingin sekali Guntur menghapus jarak diantara mereka itu.

"Aku bakal teriak, kalo kamu maju lagi" kata Carissa.

Guntur semakin melangkah maju "Silakan teriak" jawabnya "Disini gaada orang kok"

"Guntur!"

"Iya Ica"

Carissa menutup matanya dengan sangat kuat

"Dih lebay pake tutup mata segala, ayo pulang kita kerumah Ciko, dia ngundang buat makan malam" ucap Guntur

Guntur menjauh dari Carissa dan laki-laki tinggi itu kembali masuk kedalam mobilnya. Carissa menarik napasnya panjang, merasa lega. Tiba-tiba saja suara klakson mobil Guntur mengagetkannya. Carissa langusung berdiri tegak dan melihat Guntur dengan tatapan kesal, sedengakan Guntur begitu tertawa puas.

***

Carissa dan Guntur tiba dirumah Ciko. Rumah itu begitu ramai, Carissa sendiri bingung harus bersikap seperti apa pada mereka. Carissa barjalan mengikuti langkah kaki Guntur yang lebih dulu berjalan.

"Kalian lama banget datangnya. Makanan nya udah habis, it's okay kan?" jelas Sandra

"Kita berdua juga udah makan kok" jawab Carissa tersenyum

You're My JanuaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang