'Tak apa bila aku tak mendapat nilai bagus dan membanggakan orang tua ku. Tapi setidaknya, ibuku pernah bilang bahwa ia akan senang bila aku memiliki seorang teman. Tertawa lepas, tanpa beban pikiran.'
"I want to be your friend!" Hinata berteriak lantang. "You?" Lirihnya kemudian.
"Tidak. Aku ingin lebih, Hinata. Aku ingin menjadi teman hidupmu." Pernyataan si pemuda pirang membekukan si indigo.
Hinata termangu. Angin berembus sedikit kencang dan mengibarkan helaian mahkota indigo sepunggung miliknya.
Buliran tetes bak mutiara meluncur bebas melewati pipi sewarna pualam tanpa cela miliknya. Semburat merah terlukis disana.
"Bagaimana, hm? Aku menunggu jawabanmu, kenapa kau malah menangis?" Naruto mendekat, menghapus air mata itu dengan jemari tangannya yang kokoh. Senyum sehangat mentari pagi ia lemparkan.
"Aku jadi makin mencintaimu, Hinata."
KAMU SEDANG MEMBACA
NaruHina -Always And Forever-
De TodoIsinya NaruHina, NaruHina, NaruHina, Yah~ semuanya gak jauh-jauh dari NaruHina. Dan yang jelas cerita ini isinya gak jelas. Disclaimer : Masashi Kishimoto Cover from Pinterest Story written by me ^^ Warning : OOC, Typos, no EYD