Katanya, segala sesuatu yang diawali dengan baik akan berakhir baik pula.
Dan sesuatu yang diawali dengan hal buruk, akan berakhir dengan buruk.
Namun bisakah, awal yang buruk itu, tak selalu mendapatkan akhir yang buruk.
Dapatkah akhir itu diperbaiki, meski tak sebaik keinginan. Meski tak bisa sebahagia kisah dongeng.
...
"Hai mantan. Bisakah kau membantuku mengerjakan tugas ini?"
"Tentu, my ex."
Terdengar geli. Namun itulah panggilan mereka untuk satu sama lain.
Hinata sendiri juga tidak mengerti, semenjak seminggu pasca mereka putus bulan lalu, tiba-tiba saja Naruto gencar mendekatinya.
Mereka sebenarnya bukanlah orang asing. Mereka teman sedari kecil, bahkan sahabat. Namun ketika lulus dari sekolah dasar, Naruto harus pindah karena pekerjaan ayahnya.
Mereka masih saling berkomunikasi, sebagai sahabat. Hingga mereka bertemu kembali di senior high setahun lalu.
Dan yang lebih mengejutkan, malamnya mereka bertemu lagi di kediaman Hyuuga. Tak disangka juga, jika ternyata mereka dijodohkan. Mau tidak mau, mereka pun berpacaran.
Tetapi satu hal yang tak Hinata ketahui, bahwa semasa junior school Naruto memiliki seorang kekasih.
Hingga bulan lalu ketika pacar kekasihnya itu pindah ke sekolah yang sama, bahkan sekelas. Hinata akhirnya tahu bahwa masih ada ikatan di antara mereka.
Hinata ingin membicarakan semuanya baik-baik, namun ketika melihat mereka berbincang akrab, entah mengapa ia merasa sakit.
"Hei, Hinata. Kau sakit?" gadis itu tersentak ketika merasakan sebuah telapak tangan yang hangat menyentuh keningnya.
"Kau melamun?" tanya Naruto menyelidik.
"Ti-tidak. Eh, sudah ya, tugasmu kan sudah selesai. Aku pulang dulu. Jaa," Hinata segera meraih tasnya dan beranjak.
Namun terhenti ketika Naruto menahan pergelangan tangannya.
"Hinata, aku ingin bicara."
"Tidak ada yang perlu dibicarakan, okey."
Pegangannya mengendur, dan gadis itu pun pergi.
Naruto tahu Hinata kecewa padanya. Kedua orang tuanya, pun orang tua gadis itu juga merasakan hal yang sama. Dan ia pun juga kecewa, bahkan benci pada dirinya sendiri.
...
"Hai," seorang gadis berambut merah jambu duduk di sebelahnya yang sedang menunggu bus.
"Hai," Hinata mencoba bersikap biasa, namun tetap saja, ada perasaan tidak enak ketika melihat gadis di sampingnya ini. Tidak enak karena Hinata merasa bahwa ia telah menjadi penyebab putusnya gadis ini dan mantan kekasihnya.
"Maaf, ya, Hyuuga-san. Tiba-tiba aku menyapamu. Aku ingin mengatakan banyak hal padamu."
Hinata mengernyit tidak mengerti.
"Boleh aku memanggilmu Hinata?"
Yang ditanya hanya mengangguk sebagai persetujuan.
"Kenapa kau tidak mau mendengarkannya? Padahal dia tidak melakukan kesalahan apapun."
"Maksudmu?"
"Ini tentang Naruto-kun. Apa kau tahu bahwa dia frutrasi sebulan ini? Bagaimana kalau dia bunuh diri? Dan itu karenamu?" Sakura mengumbar tawa renyah, mencoba mencairkan suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
NaruHina -Always And Forever-
РізнеIsinya NaruHina, NaruHina, NaruHina, Yah~ semuanya gak jauh-jauh dari NaruHina. Dan yang jelas cerita ini isinya gak jelas. Disclaimer : Masashi Kishimoto Cover from Pinterest Story written by me ^^ Warning : OOC, Typos, no EYD