Ngobrol

911 93 0
                                    

"Kalau sudah besar, boleh tidur bareng, ya?" Tanya Hinata kecil dengan polosnya.

Naruto mengernyitkan alis bingung, bagaimana ia harus menjawab pertanyaan dari tetangganya itu.

"Entahlah. Mungkin." Naruto menggendikkan bahu. "Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Uhm, buktinya Kaa-chan dan Tou-chan tidur bersama."

"Lalu?"

"Aku juga ingin tidur denganmu."

"Heee...."

"Tidak mau? Ya sudah kalau begitu, aku pulang dulu."

"Eh, tunggu. Beneran mau pulang? Kita kan baru mengobrol sebentar, belum ribut juga. Biasanya kan bertengkar dulu baru pulang."

Hinata berbalik. "Nggak, ah. Males. Jaa ne." Dan melambaikan tangan pelan.

...

Naruto tersenyum geli mengingat percakapannya dengan Hinata beberapa tahun silam. Kini, mereka sudah duduk di bangku menengah atas.

Ia pikir, Hinata serius dengan pertanyaannya waktu itu, tetapi nyatanya hingga kini itu adalah pertanyaan pertama, dan mungkin yang terakhir.

Meh, memangnya apa yang ia harapkan dari bocah berusia 7 tahun.

"Kyaaa.... tolong!!!"

Naruto tersentak dari lamunannya. Teriakan tadi benar-benar membuyarkan ingatannya.

Ia mulai beranjak keluar kelas, berniat mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Netranya menangkap orang-orang yang berlari menuju taman belakang.

'Ada apa sebenarnya?' Daripada terus penasaran, ia pun berjalan mengikuti mereka.

Taman belakang penuh sesak oleh para siswa kelas 2 yang entah mengerubungi apa. Tepat di tengah kolam, seorang siswi berteriak meminta tolong. Namun seakan buta dan tuli, mereka hanya menonton saja.

Ada yang memandang iba, sinis, bahkan beberapa dengan terang-terangan tertawa senang.

Siswi itu, Shion Miku, dari kelas sebelah. Hanya itu yang Naruto tahu. Ditambah sedikit rumor bahwa gadis itu adalah korban bullying  dari gangnya Karin.

'Ternyata kabar itu benar?' Naruto membatin ngeri, melihat bagaimana ganasnya gadis-gadis di sekolahnya. 'Semoga saja Hime tidak seperti itu.'

"Diam! Berisik banget, sih! Kalau gak bantuin, gak usah tereak-tereak! Goblok!"

Disana, seorang gadis berambut sewarna indigo tengah menyibak kerumunan. Orang-orang menyingkir, memberi jalan bagi sulung Hyuuga untuk lewat.

Byurrr

Hinata menceburkan dirinya ke kolam hanya untuk menolong Shion. Ia membawanya ke tepi dan memapahnya menjauh.

Orang-orang mulai bubar. Memangnya siapa yang berani dengan Hyuuga Hinata, atlet judo kebanggaan sekolah mereka.

Yang tak bisa mereka pikirkan adalah kenapa Hinata mau membantu si Shion itu. Padahal dulu ia sempat merusak hubungannya dengan Naruto.

...

"Hime..." panggil Naruto pelan sembari melongokan kepalanya di pintu UKS. Hinata ada disana, duduk di samping ranjang Shion.

Hinata berdiri dan menghampiri kekasih pirangnya. Ia menyeret Naruto ke atap sekolah.

"Ehm, tidak apa kau meninggalkannya?"

"Tidak. Ada Shizune-nee disana."

Hening. Naruto terlihat memikirkan sesuatu, dan Hinata tahu itu.

"Ada apa?"

"Eh. Tidak. Uhm, kau... kenapa bisa menolongnya?"

"Kenapa? Tentu saja karena aku bisa berenang. Kolam itu cukup dalam, kalau aku tidak bisa, tidak akan kutolong."

"Heee.... Bukan itu maksudku. Kenapa kau bisa berteman dengannya?"

"Kenapa? Mau mendekatinya?"

'Ugh. Yang benar saja?' Naruto meringis mendengar pertanyaan gadisnya itu.

"Tidak. Aku hanya penasaran saja, Hime."

"Emm.. entahlah. Aku juga lupa."

"Hhhh...." Naruto menghela napas pasrah. "Lalu, kenapa sekarang ia berurusan dengan Karin?"

Hinata menggendikkan bahu. "Mungkin karena Sasuke. Akhir-akhir ini mereka cukup dekat. Kau kan tahu sendiri si Karin itu fans gilanya Sasuke."

"Hm. Terserah. Tapi kasihan juga, sih. Karena Teme menyukai orang lain."

"Benarkah? Siapa?"

"Kau mengenalnya."

"Sakura?"

"Hm."

Hening. Lagi. Tak ada yang bicara. Hingga-

"Naruto-kun?"

"Ya?"

"Sepertinya dosa kita bertambah." Ucap Hinata sambil menengadah memandang langit.

Naruto mengernyitkan alis bingung atas pernyataan kekasihnya.

"Kita barusan membicarakan orang lain. Lebih dari satu pula, dan tanpa sepengetahuan mereka."

"Biarlah." Naruto menarik Hinata ke dalam pelukannya. Mengusap lembut helaian indigo gadis itu dan sesekali menciumnya.

"Tumben kita cuma ngobrol dan tidak bertengkar, Hime?" Naruto terkekeh pelan.

Dan Hinata semakin menenggelamkan wajahnya di dada sang pemuda.

NaruHina -Always And Forever- Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang