"Jangan mengeluh terus, sayang." Naruto mengingatkan sang gadis indigo yang sejak tadi terus saja menghela napas berat dan meracau tidak jelas.
"Lalu aku harus apa, Naruto-kun~?"
"Em..." Naruto memasang wajah berpikir. "Lebih baik kau melenguh dan mendesah di bawahku."
"Baka!" Hinata melemparkan buku tebalnya pada sang kekasih.
"Hime, tunggu." Naruto beranjak dan mulai mengejar Hinata yang berjalan keluar rumah.
"Apa?!" Hinata mendelik pada kekasih pirangnya begitu ia berhenti di halaman depan kediaman Namikaze.
"Kau ada masalah?" Tanya Naruto takut-takut.
"Aku sedang ingin sendiri. Kau masuklah."
Hinata kembali melangkah menuju taman yang ada di samping rumah.
Naruto menyusul gadisnya yang kini tengah duduk di bangku taman.
"Sore yang indah, ne?"
"Hm." Hinata hanya menyahut seadanya.
"Maaf jika leluconku tadi berlebihan."
"Tidak." Jawab Hinata ketus.
Naruto memeluk Hinata dari samping, dan gadis itu pun berontak.
"Tenanglah, Hime." Hinata mulai menurut dan menyandarkan kepalanya di bahu sang pemuda.
"Aku mencintaimu, kau tahu itu. Mana mungkin aku merusakmu sebelum kita menikah."
"Diamlah!"
Lagi. Hinata sepertinya benar-benar kesal padanya.
"Ish, kau ini kenapa, sih? Sejak tadi begitu terus?"
"Tanggal 03."
Kicep. Naruto lupa bahwa ini adalah momen keramat baginya untuk mengusik Hinata.

KAMU SEDANG MEMBACA
NaruHina -Always And Forever-
AcakIsinya NaruHina, NaruHina, NaruHina, Yah~ semuanya gak jauh-jauh dari NaruHina. Dan yang jelas cerita ini isinya gak jelas. Disclaimer : Masashi Kishimoto Cover from Pinterest Story written by me ^^ Warning : OOC, Typos, no EYD