Belum terlalu malam lah ya update jam segini
Happy reading all 😊😊
💝
Mata Alex yang memandangi wajah Gita dari samping beralih saat namanya dipanggil. Sebelah alisnya terangkat melihat gadis yang belakangan sering bertemu dengannya di kamar rawat Sofie berada di sana."Kamu PPL di sini juga?"
"Jadi foto di mading itu beneran Pak dokter ya?"
"Eh?" Alex melirik Gita yang menatap tajam pada gadis di sebelahnya.
"Pantesan aja Bunda nolak Pak Wahyu, incerannya kelas kakap gini."
Demi apapun di dunia ini, perpaduan mata melotot dan rona merah yang perlahan menghiasi wajah Gita terlihat sangat menggemaskan di mata Alex. Setengah mati ditahan tangannya yang ingin menjawil pipi itu.
"Oh itu...."
Sial! Harusnya dia tetap diam agar wajah menggemaskan Gita tak berpaling padanya.
"Kemarin saya ke rumah sakit kok dokter nggak ada?"
Alex berdehem pelan sebelum menjawab, "Saya ada urusan penting kemarin." Matanya kini terpaku pada bibir Gita yang bergerak tanpa suara.
"Oh, pantas. Nggak seru ih nggak ada Pak dokter, nggak bisa cuci mata."
"Cuci mata tuh di mall. Rumah sakit itu buat orang sakit! Atau sekalian rendam muka kamu di air sepiring, biar mata kamu bebas dari butiran debu!"
Hahahaha....
Alex tertawa dalam hati. Reaksi Gita sungguh diluar ekspetasinya. Belum lagi mata tajam nan sinis yang terpancar dari wajah merah itu.
"Saya masih ada urusan lain. Silakan lanjutin obrolannya!"
Nada bicara gadis itu jelas masih ketus. Apalagi saat menarik lengannya yang ditahan Alex. Kekehannya tak tertahan lagi melihat hentakan langkah besar yang diambil gadis itu untuk menjauh.
"Judes banget ih mulutnya Bu Gita. Heran banyak banget yang suka. Nggak Pak Wahyu, nggak anak-anak ... Dokter juga kan?"
"Membuat hati perempuan luluh itu butuh perjuangan. Sesuatu yang diperjuangkan akan lebih sulit untuk ditinggalkan atau dibuang saat didapat nanti. Judes hanya salah satu cara untuk tetap menjaga diri," jawab Alex masih terpaku pada satu sosok yang semakin menjauh. Diambil ponsel dari dalam saku. Memasuki menu telepon dan menekan angka delapan untuk melakukan panggilan cepat sebelum menempelkan benda pipih itu di telinganya.
"Ck, sekarang Dokter bisa ngomong gitu karena lagi seneng-senengnya. Nanti giliran ditinggal Bu Gita---"
"Ya saya tinggal berjuang lagi untuk mempertahankan dia."
"Gila!" seru gadis itu sambil lalu.
Kekehan Alex terhenti saat nada tunggu diponselnya berganti dengan suara ketus dari ujung sana.
"Hari ini Claudia ulang tahun. Pasti dia suka kalau Ibu ikut gabung."
"Bapak pake nama Claudia buat ngeluluhin saya?"
"Hahaha... Kebaca banget ya?"
Dengusan khas Gita terdengar. Alex sendiri heran kenapa guru satu itu suka sekali mendengus. Ah, melotot juga. Lalu menatap sinis dan ... Alex suka itu.
"Jadi?"
"Saya bisa ngomong langsung sama dia tanpa perantara."
"Oke. By the way, saya suka lho dicemburuin. Sering-sering ya, Bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovephobia (Sudah Terbit)
RomanceCover cantik by Milly_W Cover cetak by Tia Oktiva Anggita tak pernah menuliskan kata 'pacaran', 'tunangan' apalagi 'menikah' dalam kamus hidupnya. Gita tak ingin berurusan dengan hal apapun yang bersangkutan dengan sang ayah, termasuk menikah. Tuju...