Dua Puluh Empat

6.4K 909 77
                                    

Yang kangen Pak dokter, mana suaranya????

Oke oke...

Jadi tadinya aku masih mau nungguin bab sebelumnya tercapai. Tapi gak tau kenapa, ini tangan udah gatel aja pengen update...

Maka terjadilah kekhilafan—yangdisengaja— ini...

Wkwkwk......

   

💝

   

"Jadi udah official nih sama Pak dokter?"

Gita sekilas melirik Sofie yang duduk di depannya seraya memperlihatkan layar ponsel yang terulur padanya, memajang sebuah laman akun Instagram. Tebakan Gita, akun itu adalah milik dokter gila yang belakangan ini sering membuat jantungnya berdetak diatas normal. Alexander Daniel Evers.

Hanya sekilas, lalu lebih memilih untuk mengedarkan pandang pada pengunjung resto cepat saji yang tengah mereka tempati sekarang.

"Bun---"

"Kamu ngajak saya ketemuan cuma buat ngomongin hal nggak penting gini?"

"Aku janjian ketemu sama Ryan di sini. Sekalian mau dengar klarifikasi Bunda gitu."

Tangan Gita berhenti mengaduk spageti di piringnya. Matanya menatap ponsel junior yang tak lagi PPL di SMA Bima Sakti itu, yang masih terulur sambil sesekali digoyang pemiliknya. Mau tak mau diambilnya benda persegi itu untuk melihat lebih jelas isi akun itu.

Foto pertama yang dilihatnya adalah postingan terbaru. Menampilkan sesosok wanita tengah duduk. Walau berbentuk siluet, Gita mengenali bayangan itu sebagai dirinya, yang diingatnya saat itu sedang duduk di taman rumah sakit setelah melakukan kunjungan rutinnya menemui pasien anak-anak, dua hari lalu. Dia sendiri tak menyadari moment biasa itu terlihat indah saat diabadikan.

Di postingan lainnya, Alex mengunggah sebuah foto sandal tidur dengan motif Tazmania Devil dilengkapi caption yang membuat sudut bibir Gita sedikit tertarik sebelum menggigitnya agar tak semakin melebar.

Mukanya songong banget, ngajak ribut tapi bikin gemes. Like you 😝😝 -AG

Ternyata lelaki itu sempat mengabadikan benda itu sebelum mengirimkannya ke alamat sekolah lewat ojol yang lagi-lagi membuat rekan gurunya heboh, hampir seminggu lalu.

Lagi, Gita menscroll layar datar itu untuk melihat lebih banyak postingan foto. Hingga jarinya terhenti saat melihat gambar sebuah pintu bertuliskan 'VIP 1 Anyelir'. Senyum tipisnya kembali terukir membaca caption yang mengikuti postingan itu.

Menangis sesekali tak akan membuatmu menjadi lemah. Jadi menangislah sepuasnya. Lalu izinkan aku untuk menjadi satu-satunya lelaki yang mengembalikan ceriamu -AG

"Jadi?"

"Apa?" tanya Gita mengembalikan ponsel pada pemiliknya.

"Belakangan ini postingan Pak dokter tuh ngomongin hati mulu, Bun. Beda banget sama sebelumnya yang cuma pajang foto Claudia atau seminar kedokterannya. Dari situ aja aku udah bisa bikin kesimpulan kalau Pak dokter nggak main-main dengan perasaannya. Walau aku nggak tau tahapannya cuma suka atau mungkin udah cinta, paling nggak Pak dokter udah berani akui perasaannya."

Gita bergeming. Lebih memilih untuk mengaduk lagi spagetinya yang mulai dingin.

"Apa lagi sih kurangnya Pak dokter, Bun?" tanya Sofie gemas.

"Dia nggak pernah ngomong langsung tuh," dalihnya.

"Jadi kalau Pak dokter ngomong langsung Bunda mau---"

Lovephobia (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang