Sarah POV
Aku masuk Kantor dengan perasaan yang masih sangsut, jika mengingat perkataan ayah kemarin, bahwa ayah hanya ada masalah kantor biasa, dan itu merupakan tanggung jawab dia, dan ia membuat kesalahan besar makanya bos-nya sampai marah besar dan menamparnya. Itulah yang ayah katakan pada kami dirumah. Yah ayah memang tidak menutupi kebohongannya saat berkerja, ia akan mengatakan yang sebenarnya saat dirumah, entahkah itu rasa senang ataupun rasa susah ayah akan tetap berbagi cerita pada saat dirumah.
Tapi aku masih kepikiran masa iya hanya karena masalah yang ayah buat ayah harus babak belur begitu. Dan ayah seperti orang yang ditunggu saja nyawanya saat ditampar kemarin.Sebenarnya aku ingin menolong ayah, tapi bosku datang dan menahan ku, jika saja saat aku datang mungkin ayah tidak akan sebabak belur ini. Tapi perkataannya ada benar juga, jika aku datang mungkin orang itu akan semakin mudah menyakiti ayah.
Hei Sarah, kok loe diam? "Tanya Lily padaku".
Ah iya, nggak kok aku nggak apa apa Li. "Jawabku, aku sedikit terkejut tapi secepatnya aku kembalikan muka ataupun ekspresi ku lembah normal. ".
Rah jika ada masalah loe jangan sungkan berbagi cerita yah, itu fungsinya teman. "Kata lili padaku".
Iya Li, tenang saja aku nggak ada Maslaah kok. Aku hanya lapar sedikit. "Jawabku bohong, aku tidak mau orang lain mengetahui masalahku, dan biarkan aku mengatasinya sendiri selagi aku bisa. Itulah prinsip ku".
Hoalahhh kirain, lagian ngapa sih kok nggak sarapan banyak. "Katanya dengan sedikit terkejut".
Hehe aku telat bangun, semalam aku kecapke. "Jawabku, yah memang benar aku benar benar capek semalam".
Loe lembur rah?. "Tanya James yang tiba tiba datang saat melihat aku dan Lily ngobrol".
Mmmm sedikit. "Jawabku malu malu. Aku malu karena harus lembur padahal kerjaan ku sedikit yah cuma aku saja yang teledor dalam bekerja".
Pantasan pas gue balik ruangan loe masih nyala lampunya. "Kata Emily menambahkan".
Semalam gue kira loe udah balek pas gue lewat ruangan loe kosong. "Tanya James padaku".
Itu Karna aku ke toilet. "Jawabku".
Yah memang benar aku ada ke toilet untuk mencuci mukaku. Mungkin kebetulan James lewat.Oh pantaslah. Lain kali kalo memang nggak bisa di kerjakan sekaligus jangan lagi maksa, kan bisa besok ngerjainnya. "Kata James padaku. "
Iya, makasih sarannya pak bos. "Jawabku.".
Aisss loe manggil Curut ini , bos oh my God Sarah. Loe liat baik baik. Pak bos loe ada diruang nya. "jawab Lily dengan muka setengah mengejek James". Aku hanya terkekeh kecil mendengar jawaban Emily. Jujur saja mereka berdua mempunyai sifat yang sama sama suka bercanda dan mengejek satu sama lain. Aku nyaman sekali berteman dengan mereka.
Heiiiii, kan gue yang kenal Sarah duluan boleh dong gue jadi bos, secara jabatan. "Kata James ia sengaja menggunakan kata jabatan, yah memang mereka berdua mempunyai jabatan yang tinggi dari ku".
Mulai mulai pake jabatan. "Kata Emily.
Sudah sudah. Kalian berdua jangan bergurau Terus, ingat ini kantor. "Kataku . memperingati mereka berdua. Dan mereka berdua langsung menutup mulutnya.
Lupa. "Kata Emily dengan senyum rada takut takut sambil melihat kiri kanannya. Takut ada yang ngeliat".
Takut loe. " Kata James pada Lily".
Bukan takut bloon. Tapi waspada. "Kata Emily menerangkan".
Halaaa sama saja. Iya kan dah" kata James padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE (TAMAT)
Short Story21+++++, bijaklah dalam memilih bacaan. "Dendam". Sebuah kisah tentang seorang gadis yang hidup dalam kebencian dan kedenngkian, satu persatu Maslaah menghampirinya hingga membuat dia harus memilih akhirnya, Antara mati atau pergi. Sebuah pilihan y...