Maaf yah lama update. Untuk teman teman maaf jika ceritaku jelek yah, ataupun ada bentuk seperti mengcopy punya penulis lain.
Dan terima kasih untuk teman teman yang sudah mampir untuk membaca dan memberi suara.
Love you buat teman teman yang membaca. 😘
Suara kalian membuatku
semangat menulis.Hans POV
Entah kenapa dari semalam semenjak Kutau jika Sarah akan ke kantor aku terus senyum senyum gak jelas. Seperti orang gila sjaa. Aku bahkan tidur sambil tersenyum. Aku merasa senang jika mendengar Sarah akan masuk dan melihat Sarah lagi akan tersenyum ramah padaku seperti dulu kala. Sebab telah seminggu ini Sarah tak masuk dia mengambil cuti, aku mengijinkan saja karena dia ada Masalah. Dan semenjak dipemakaman itu, aku melihat wajah Sarah terakhir kali, dan wajah keterpurukannya nampak sekali. Hatiku menjadi sakit saat melihatnya seperti itu. Dan untuk hubungan ku dengan Jane, baik baik saja sih, hanya saja Jane semakin mengelengket padaku. Aku sedikit risih sebab setiap pulang bekerja Jane akan selalu meminta untuk dijemput, jam berapapun itu. Entah mengapa ia menjadi berubah semenjak pacaran, padahal ia sebelumnya baik baik saja. Dady dan mommy setuju jika aku dengan Jane, katanya setara dengan keluargaku. Tapi mengapa makin kesini aku makin merasa jika perasaanku pada Jane biasa biasa saja. Aku tidak pernah deg degan saat melihat Jane, tidak seperti saat aku melihat Sarah, jika Sarah Tersenyum saja membuat hatiku menghangat, hangat sekali, tapi jika senyum Jane aku merasa biasa saja. Terlebih makin kesini aku merasa bosan dengan perhatian Jane tiap hari, entah mengapa, saat Jane akan bertanya udah makan?. udah mandi?, lagi ngapain?, Aku merasa itu pertanyaan paling basi, jika aku dipertanyakan begitu. Sekarang perasaanku pada Jane aku merasa bahwa Jane hanya ku anggap teman, dan hanya teman, tidak ada perasaan lebih, aku senang curhat dengannya, tak ada lebih dari itu.
Apa aku salah yah?. Jika aku merasa bosan?.
Apa aku salah mempermainkan jane?.
Aku bukannya bermaksud mempermainkan Jane, hanya sjaa aku tak menyadari keputusanku kemarin.
Semoga ada saatnya aku mengatakan pada Jane tentang perasaanku ini, dan semoga Jane mengerti.Saat aku datang ke kantor sungguh kantor masih sepi sekali, hanya ada satpam dan ob saja yang baru datang.
Mereka sedikit Bingung saat melihatku datang. Tapi kemudian aku tersenyum ramah ke arah Mereka. Ntah mereka sedikit kebingungan saat melihat aku tersenyum ke arah mereka, sebab ini kali pertama aku senyum dengan mereka.
Pagi pagi Radit.?. "Sapaku pada pak satpam yang datang ke arahku untuk memarkirkan mobilnya. Ia terlihat terkejut kemudian ia memasang muka dengan senyum lebarnya".Pag, pagi juga pak. "Jawabnya membalas sapaan ku".
Pak Radit parkirnya jangan ditempat Biasa, parkir dekat parkir motor saja yah. "Kataku, aku sengaja menyuruh pak Radit memarkirkan mobilku didekat parkir motor, sebab Dnegan begitu aku bisa melihat Sarah saat pulang dari kantor nanti".
Baik pak. "Jawab pak Radit".
Kemudian aku masuk dengan penuh senyuman, entah mengapa aku bahagia sekali pagi ini. Apalagi jika mengingat bahwa Sarah akan masuk bekerja. Bahkan dirumah aku duluan bangun dan pintu kamar orang orang dirumah tadi juga belum kebuka. Aku terbangun jam 4 subuh, kemudian aku berangkat ke kantor jam 6, sementara kantor akan masuk jam 8. Aku berjalan ke ruangan ku, tepat didepan ruangann Sarah aku menoleh, membayangkan jika Sarah sedang duduk bekerja disitu, aku tersenyum sendiri, dan kemudian aku masuk keruanganku".
Astaga mengapa waktunya lama sekali! " Gerutu ku saat aku melihat jam baru menunjukkan jam 7 tepat".
Aku merasa waktu lama sekali, sejam serasa setahun.Sarah POV
Aku kembali ke kantor untuk berpamitan dan mengantarkan surat resign ku, sekaligus aku ingin mengucapkan salam perpisahan Dnegan teman teman dikantor, jujur aku merasa nyaman bekerja disini, tapi mengingat aku harus operasi dan aku juga pasti tak akan sanggup melihat Hans dan Jane terus bersama, itu akan membuat ku seperti pengecut yang akan kabur dan takut menghadapi masalah. Hanya saja Jane adalah adikku aku tak sanggup dan melihat mereka membuat hatiku tersayat nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE (TAMAT)
Short Story21+++++, bijaklah dalam memilih bacaan. "Dendam". Sebuah kisah tentang seorang gadis yang hidup dalam kebencian dan kedenngkian, satu persatu Maslaah menghampirinya hingga membuat dia harus memilih akhirnya, Antara mati atau pergi. Sebuah pilihan y...