Pernah menjejakkan kaki saat luka terlalu sukar memuntahkan ‘perihnya’ disana? Kamu takkan bisa berlari, karena mereka akan mengikatmu dengan simpul mati. Kamu takkan bisa mendapatkan pertolongan untuk keluar, karena semua pintu tak punya arah tuju. Mereka buntu.
Satu-satunya cara untuk keluar adalah menghadapinya. Satu-satunya jembatan tercepat untuk bangun dari mimpi buruk ini adalah jangan banyak meronta, cukuplah miliki sebuah rela. Pikirmu akan penuh dengan peristiwa reka ulang dimana pasukan luka belum menyerang. Dimana harapan masih menyamar jadi ibu peri yang baik, yang mampu mengabulkan seluruh pintamu hingga kenyataan disulap serupa mimpi buruk.Luka terlalu berbahaya untuk menginap di hatimu, menyewa ruang tanpa jangka waktu. Menghapus luka adalah dengan berusaha untuk tidak mengingat-ingatnya. Kalau seluruh ruang pikir mengingatkanmu, berlagaklah kau perasa yang amnesia dan pemaaf yang luarbiasa. Jangan karena satu luka terakhir yang kau miliki membuat hati menutup pintunya pada yang sebenarnya ingin menjadi penghuni.
Jika luka masih terasa begitu sakit, mungkin karena kamu pernah jatuh dengan terlalu kencang. Semakin dalam jatuhnya, semakin dalam lukanya, semakin lama sembuhnya. Sembunyikan lukamu dengan perban, tutupi agar tak tersentuh oleh kenangan-kenangan lama. Pergi sejauh yang kau bisa dari arena yang mengingatkanmu akan luka, setidaknya jangan biarkan masa lalu menyentuhmu dan membuat luka baru untuk sementara waktu. Sampai kamu siap, sampai kamu sembuh.
Segala peristiwa pertama kali adalah penentu yang paling ahli. Terutama bagaimana saat kamu menanggapi luka. Berusaha mengobati atau hanya diam sampai goresan itu menginfeksi dengan sendiri? Jangan takut akan tanda seusai sembuhnya luka. Ia hanya akan mengingatkanmu, untuk tak jatuh ke muara yang sama. Maaf adalah obat penyembuh yang paling ampuh. Meskipun kamu disakiti berulang kali, maafkanlah untuk kesembuhan masing-masing hati.
Mungkin kamu tak pernah meminta, tapi beginilah cara Tuhan mengajarkanmu caranya untuk mendewasa dengan sukarela lewat sebuah luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah perjalanan
Teen Fiction[KUMPULAN PUISI] Inilah perjalanan. Kaki bertugas melintasi dan Hati mempelajari apapun yang semesta beri. Sejuta tempat singgah, berkelana hingga berdiam di titik lelah, masing-masing dari kita pasti akan menemukan seseorang yang bisa disebut rumah.