Ada begitu banyak pasang mata yang lelah berteman dengan realita. Ada begitu banyak hati yang mulai berhenti berharap. Ada begitu banyak jemari yang enggan lagi berdoa. Ada begitu banyak telinga yang terlalu kenyang dengan suara-suara dari dalam ruang pikirannya sendiri, bahkan dengan janji. Ada begitu banyak kaki yang kelelahan karena mereka hanya lari di tempat, tidak menuju kemanapun. Ada begitu banyak tangan yang tak lagi mau mengulurkan bantuan, karena mereka tak mendapat ‘balasan’ yang setimpal. Ada begitu banyak air mata yang bosan jatuh dan memilih untuk jadi hati yang angkuh. Ada begitu banyak yang jenuh dengan sebuah ‘kebenaran’ . Ada begitu banyak ruang dalam hatimu yang tak lagi memiliki pintu maaf. Ada begitu banyak yang tak ingin sampai ke garis akhir, memilih pergi dan berhenti. Ada, dan mungkin kamu termasuk salah satu diantara mereka.
Sudah terlalu lama matamu tak kunjung melihat perubahan, lalu mulai menyalahkan keadaan, lalu mulai mengecilkan iman, lalu mulai meragukan Tuhan. Sudah terlalu panjang jalan yang kamu tempuh, tak ada pun kamu temui dasar untuk berharap. Hingga akhirnya hatimu mulai rapuh, kakimu pun lumpuh, tak ada lagi harapan yang masih utuh. Sudah terlalu banyak doa-doa yang kamu naikkan, namun tak sepatah katapun keluar dari mulut Tuhan sebagai jawaban. Sudah terlalu banyak yang kamu ketahui, bahkan tak jarang kamu terlihat ahli. Tapi sekedar tahu tak cukup jika kamu enggan melakukannya. Sudah terlalu lama kamu ikut dalam setiap adegan putaran waktu, namun kamu tak bisa menikmatinya. Ada hati yang tak pernah merasa cukup, ada bibir yang terlalu mudah mengeluh, ada topeng yang senantiasa kamu pakai agar tidak ada satu orangpun yang tahu isi hatimu.
Namun Tuhan tahu. Dia mengetahui sampai ke hatimu yang paling terdalam, sampai ke ruang pikirmu yang paling terpencil dan sorot matamu yang terjauh. Perjalanan ini memang berat. Banyak yang telah kamu lalui, banyak yang telah kamu tangisi. Karena itulah kamu terlalu lelah, terlalu rapuh, terlalu mudah untuk jatuh. Banyak yang tak sesuai dengan kehendakmu, banyak tanya yang mengudara kenapa harus begini, kenapa harus begitu, kenapa tidak sekarang, kenapa harus sekarang, kenapa harus aku, kenapa bukan yang lain? Lalu hati menjadi kuatir saat skenarionya tidak berjalan seperti yang kamu pikir. Lalu kamu mulai mempertanyakan Tuhan?
Kamu memang sudah melewati banyak, kamu memang lelah, kamu memang lemah. Tapi bukan berarti kamu harus putar balik dan menetap disana, bukan berarti kamu harus lari di tempat, bukan berarti kamu harus mengakhiri dan cari jalur yang lebih terlihat mudah, bukan berarti kamu harus berhenti. Tak sadarkah bahwa Tuhan telah membawamu sejauh ini bukan untuk hal yang sia-sia? Tak sadarkah bahwa di sebuah perjalanan yang panjang ini ada begitu banyak pelajaran yang sedang Dia berikan? Tak sadarkah bahwa apa yang kamu alami bukanlah suatu hal yang kebetulan? Mungkin belum bisa kamu mengerti, tapi nanti pasti. Tak sadarkah bahwa Dia penulis skenarionya?
Jangan berhenti, jangan menyerah, jangan putus asa. Setelah apa yang kamu alami, hanya Tuhan yang begitu peduli dan selalu di sisi. Saat kamu mempertanyakan keberadaan Tuhan, Dia pun ada disana, tak pernah pergi. Hanya kamu saja yang kurang percaya. Saat kamu merasa lelah, tinggal tenanglah dan beristirahatlah di dalam Dia. Maka sekalipun segalanya tidak baik, kamu akan baik-baik saja karena kamu percaya Tuhan akan membuat segalanya menjadi yang terbaik, bukan yang terbalik. Saat kamu merasa lemah, tetaplah kuat karena ada Tuhan yang menguatkan. Saat kamu merasa lemah, berhentilah mengandalkan dirimu sendiri. Andalkanlah Tuhan yang tak pernah mengecewakan. Percayalah kepada Tuhan sekalipun seisi dunia tak bisa dipercaya. Berharaplah sekalipun tidak ada dasar untuk berharap. Teruslah berdoa, sekalipun matamu tak menemukan jawaban. Lakukanlah apa yang benar di mata Tuhan, bukan yang disenangi dunia. Sekalipun hatimu terasa remuk, percayalah bahwa kamu sedang Tuhan bentuk. Sekalipun banyak perkara yang sukar, kamu diminta untuk tetap tegar.
Segalanya akan baik-baik saja. Percayalah kepada Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah perjalanan
Novela Juvenil[KUMPULAN PUISI] Inilah perjalanan. Kaki bertugas melintasi dan Hati mempelajari apapun yang semesta beri. Sejuta tempat singgah, berkelana hingga berdiam di titik lelah, masing-masing dari kita pasti akan menemukan seseorang yang bisa disebut rumah.