PENYEMANGATKU

3 0 0
                                    

Untuk kamu yang telah mencuri perhatianku sejak beberapa waktu yang lalu

Diantara selipan berbagai cakapmu, aku mengirimimu segelintir sinyal berisikan pesan rahasia yang siap untuk kau nikmati. Apakah sapaanku mengejutkanmu? Maaf, tapi bukankah untuk jatuh cinta tidak butuh aba-aba? Selama beberapa waktu ini, aku diberi pekerjaan untuk mengamatimu oleh hati. Setiap pintu ruangan yang kerap kau singgahi adalah gudangnya sejuta rasa bagiku. Aku pun tahu wanita kesukaanku telah tiba. Tiba-tiba waktu terasa begitu penting untukku, karena hanya pada saat itulah korneaku berkesempatan menangkap banyak peristiwa tentangmu disitu. Tiba-tiba kehadiranmu menyempurnakan setiap hari-hariku. Tiba-tiba duniaku sesederhana itu bisa bertumpu padamu.

Ah, tapi cinta tak selalu menghadirkan senyuman-senyuman yang membahagiakan. Kadang kecewa terlalu cepat tiba sebelum ada lagi kelanjutan cerita. Tepatnya beberapa waktu yang lalu, ketika kehadiranmu tak kunjung tiba. Aku bertanya-tanya pada semesta. Karena entahlah harus kemana lagi aku bertanya. Tak ada yang bisa disalahkan atas ketidaktahuan dan keamatiranku sebagai pemerhatimu selain cinta yang menurunkan sifat pemaluku saat jatuh cinta kepadamu. Rasanya nyaman untuk berada diseberangmu setiap kali bertemu tanpa harus kau ketahui begitu melompatnya hati ini ketika tahu kamu ada di situ. Itukan pemandangan terindah yang dihadiahkan Tuhan? Aku cukup menikmatinya sampai kemarin itu saat kutau sebegitu dekatnya kau dengan pria. Ya, seorang pria. Untuk sekedar sahabat, apakah harus berhubungan sebegitu eratnya? Untuk seorang kakak, aku memperhatikan perbedaanmu saat melirik matanya. Untuk seorang teman biasa, pantaskah kata-kata yang bernada 'sayang' kau lontarkan padanya?

Tak seharusnya memang aku menakar-nakari kelakukanmu. Tak seharusnya aku bertingkah cemburu seperti ini. Tapi begitulah cinta yang hadir tiba-tiba, yang mendesak bibirku untuk menutup perasaan ini  sebagai rahasia aku dan Pencipta saja. Bukan mauku, tapi begitulah mungkin seharusnya. Hari kemarin aku sengaja menempati kursi yang tak biasa agar tak lagi beradu pandang denganmu. Aku ingin menjadi pengamat di setiap gerak gerikmu, mengintip dari sisi yang tak kan pernah kau tahu. Mungkin memang skenario ini sudah selesai untuk mempertemukan kita. Tapi ijinkanku untuk tetap menjadikanmu tombol "on" disetiap kemalasanku, menjadikanmu salah satu alasanku untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik. Karena kuakui memang namamu tak pernah luput dari lantunan doaku di penghujung malam. Tersenyumlah selalu penyemangatku, kau takkan tahu ada pria asing yang telah jatuh cinta dengan senyumanmu.

Spesial teruntuk penyemangku jika kita berjodoh untuk dipertemukan, semoga kita berjodoh juga untuk dipersatukan. Entah kapan, tapi jika memang semoga kita bisa jatuh cinta bersamaan. Agar tak ada lagi rasa sakit tak seimbang yang salah satu rasakan.

Sebuah perjalananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang