Hati tak bisa dipaksa, apalagi dengan logika. Tapi jangan pakai kalimat itu untuk memanjakan luka hingga kau terbiasa. Jika kau takut dengan luka, jangan jatuh cinta. Jika takut nantinya berujung pada kecewa, jangan percaya. Tapi jika kau tak percaya, lalu siapa yang akan menjalaninya? Hatimu lebih tahu kapan harus berhenti dan kapan harus tetap mencintai. Jangan menyangkal, nanti jatuhnya malah tinggal dengan kekal.Hati-hati.
Mungkin menurutmu, namanya sudah tak seberpengaruh dulu. Rasa pun sudah luntur satu persatu. Lalu kau berpesta atas ketidakhadiran luka. Pesta merayakan kesuksesanmu melupakannya. Padahal, penyangkalan-penyangkalan sedang dilahirkan. Luka sebenarnya masih ada disana. Kau saja yang mencoba amnesia. Belum ada yang melangkah sesenti pergi dari hati, mungkin mereka hanya bersembunyi karena coba kau hindari dan ingkari.
Terus sangkal sampai objeknya tiba dan sadarlah hati belum selesai bekerja. Semacam, mencintai tak punya kata menamati. Entah kapan jarum penghenti rasa mengarah ke tempatmu.Palembang, 02 Febuari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah perjalanan
Teen Fiction[KUMPULAN PUISI] Inilah perjalanan. Kaki bertugas melintasi dan Hati mempelajari apapun yang semesta beri. Sejuta tempat singgah, berkelana hingga berdiam di titik lelah, masing-masing dari kita pasti akan menemukan seseorang yang bisa disebut rumah.