TAK LAGI SAMA

58 8 10
                                    

Hai kamu,Mungkin deretan aksara ini akan langsung menyerang bagian paling sentimentil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai kamu,
Mungkin deretan aksara ini akan langsung menyerang bagian paling sentimentil. Mungkin ini akan menusuk nadi lalu mematikan asa yang tertata rapi. Tapi kamu tidak akan merasakannya sendiri. Aku menemani lewat kehadiran yang transparan. Aku menemani lewat kekecewaan yang mulai merasuki.

Kita sudah sama-sama tahu. Kita pun sudah sama-sama takut ada luka baru yang berlanjut. Kita seperti yakin terhadap kisah yang sudah tak meyakinkan. September lalu seperti penghentas segala janji. Tak pernah kurasakan perubahan perasaan secepat yang kini kita dapatkan. Angan-angan yang sempat berterbangan mulai jatuh perlahan-lahan. Hati memasuki masa transisi, lalu kita berada di tahap uji coba atas hubungan ini. Maaf atas luka mula-mula karena waktu yang kurang bekerja atas kita. Bukannya aku atau kamu yang kurang berusaha memperjuangkannya, tapi entahlah... Kamu yang selalu jadi terdahulu lewat pencarianku yang masih berbentuk abu-abu, kini menjadi objek yang terlalu biasa dikadar mata hatiku. Kamu yang terselip dalam doa setiap jemari ini terlipat, kini sama sekali tak dapatkan tempat. Ada yang aneh dari kita sejak pertemuan-pertemuan itu secara sederhana tiba. Baru saja aku percaya akan ada cerita-cerita selanjutnya tentang kita, namun segalanya pupus sejak dia datang kepadamu secara terutus.

Apakah ini hanya penyederhanaan perasaan?
Apakah ini baik untuk kita?

Dengarlah, ini sungguh jauh dari apa yang diinginkan serentet kepala dan hati. Aku tak pernah ingin berhenti. Tapi cinta seperti tak punya lanjutan aba-aba untuk menyuruhku berlari dan siaga akan rangkaian rasa. Mungkin memang begini situasi yang harus dipahami masing-masing hati. Jika kemarin kita pura-pura buta akan kenyataan, seharusnya sekarang tidak lagi. Jika nanti kita tak dipersatukan oleh Tuhan, aku akan memegang segala kenangan ini di tempat yang teristimewa. Iya, pada sudut-sudut hati yang akan kubuka sesekali.

Pena cerita kita masih bisu. Ini hanya opini hati yang tak bergerak lagi. Aku tidak tahu kemana nantinya kita akan menuju, biarlah jemari-jemari Tuhan yang melanjutkan. Berserah adalah nada terbaik pada masa-masa terburuk, kan?

Dari seseorang yang pernah memiliki rasa yang kini tidak lagi sama.

Sebuah perjalananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang