Aku suka angka yang tertera disitu. Banyak hal-hal manis terjadi di tanggal itu. Dan jatuh cinta denganmu ditanggal itu salah satunya. Dimana kamu bukanlah lagi objek biasa yang tertangkap korneaku seketika. Ritualku hanya satu mencintaimu, mencintaimu dan mencintaimu. Dulu mungkin hanya satu rasa, kagum dan terpesona seperti biasa. Aku tau mungkin ini bagian dari karma, karena pernah mengacuhkanmu karena aku tidak menyukai sikapmu disaat pertama kita bertemu. Tapi lama-lama beranakpinak. Berada didekatmu selalu melahirkan banyak rasa yang bisa kujaga. Sapaan pagi darimu selalu nomor satu yang kunanti setiap hari. Ketika bahu kita berdampingan dan tak jarang disertai rangkulan, aku seperti mengacuhkan keadaan. Hanya ada dua diantara kita dan pembicaraan yang menyenangkan. Bahkan bisumu sekalipun, banyak yang diceritakan. Bingung, kenapa hanya aku yang kau istimewakan dan lemparkan racun untuk jatuh cinta sejatuh-jatuhnya kepadamu. Seandainya selalu bisa kuberjalan sambil membawa kaca, pasti aku akan sadar seketika jika pipiku merona ketika kau layangkan pemanis kata-kata. Mungkin aku jatuh cinta, dan kau kira bukan kau objeknya atau juga bisa kau membaca isyarat rahasia yang sedang kujaga. Entahlah setiap ingin aku berbicara tentang apa yang kurasa, mulutku bungkam seketika.
Tak jarang aku dihampiri kecewa, karena otakmu yang diculik makhluk luar angkasa hingga kau sering lupa. Lupa akan janji-janji yang padahal kau buat sendiri asalnya. Atau hanya alasan lupa saja yang bisa membuatku bilang tidak apa-apa. Atau mungkin aku yang terlalu menganggap semuanya nyata? Merasa istimewa, semu-kah semuanya? Tapi dari semua rasa kecewa, aku tak pernah meloloskan rasa percaya berikutnya. Dan karena disitulah aku sudah jatuh-se-jatuh-jatuhnya. Mungkin cinta hanya untuk orang yang percaya. Aku percaya kalau kita bahagia. Melihatmu bahagia juga termasuk bahagia yang kurasa. Meskipun melihat kau bersama dia salah satunya. Mungkin semua orang yang tau tentang penerimaanku terhadap hubunganmu bingung dan menatapku dengan penuh tanya dan bilang dalam hati mereka kalau penantianku sia-sia. Tapi lalu aku bisa apa? Cinta tidak bisa dipaksa, begitupun kita.
Berkali-kali aku jatuh dalam dosa yang sama, membiarkan harapanku dibawa olehmu pergi jauh dan berharap suatu ketika akan kembali seperti biasa. Harapanku kau ajak main seperti layangan, naik ke atas pelan-pelan dan kau hempaskan ke dataran. Mungkin dulu ketakutanku hanya satu, saat tubuhku berhadapan denganmu dan ada perempuan itu disebelahmu. Aku skak mat karena bisu, hatiku retak jadi seribu. Tapi ternyata itu hanya permulaan darimu, ketakutan terbesarku bertambah lagi satu setelah kudengar kabar kalau kamu harus berkemas beberapa bulan dari hari itu untuk pergi ke negri yang bahkan tak pernah kujejaki. Mulai dari saat telingaku mendengar berita tentang rencana kepergianmu, setiap pertemuan denganmu rasanya makin berharga. Aku tak hidup di dunia sinetron, aku bukan sutradara atau si penulis skenarionya. Tak bisa aku berbuat apa-apa selain berdoa yang terbaik untukmu saja.
Sejak kepergianmu, aku lebih dari jatuh melihat kau berdua dengannya tertangkap oleh kornea. Karena dulu lebih baik kau bersamanya tapi tak hilang begitu saja, tetap ada waktu untuk berbagi dengan ku seketika kau bisa. Meskipun ada pembatas yang besar yang menghalangi kita tersenyum lebar. Tapi mungkin lebih baik begitu. Aku bahagia dan menerima. Tapi ketika langkah-langkah itu menjauh dengan pamit ternyata aku juga lupa kepergianmu selalu menitipkan rindu yang membuat hubungan ini lama-lama pahit. Dan dari situ aku belajar dari banyak rasa dan kenangan yang tersisa. Hanya berkaca pada masa saat kita bersama. Mungkin yang paling pahit dari proses kehidupan adalah kehilangan. Dan dari proses mencintai adalah menunggu dan terus menunggu tanpa diberi kepastian bahwa kita dicintai. Seperti bunga pasti akan layu. Aku pernah mengalami keduanya itu. Setelah hilang, lalu jejakmu kah yang harus kucintai? Pernah sekalinya kau muncul lewat dunia maya tiba-tiba. Semakin jarang komunikasi itu ada, lalu kita bertemu didunia maya kuharap semuanya masih sama. Tapi aku salah, hanya keasinganmu yang kurasa. Kupikir dengan kemunculanmu akan menghilangkan puluhan rindu yang menunggu untuk diberi kesempatan bersamamu oleh waktu. Tapi justru itu awal lahir rindu yang lebih besar berikutnya. Sungguh, tahun-tahun itu hanya kujalani dengan rindu. Sahabat terbaik saat tak bisa bertemu dirimu.
Banyak orang yang berlalu dan menertawai jatuhnya aku saat tak ada kamu. Berkali mereka bilang, buang waktu kau hanya menunggu dan diam disitu sementara dia belum tentu memikirkanmu. Tapi aku hanya menyisakan percaya, percaya waktu punya saatnya. Saat ketika cinta itu harus tetap disitu atau dibiarkan berlalu dan tak lagi terpaku pada objek sepertimu. Hati dan aku yang akan menentukannya, kan? Sungguh aku tak pernah menyesal. Pernah mencintaimu adalah sejarah termanis yang melahirkan banyak peristiwa penuh rasa. Terima kasih karena hanya cinta yang mendewasakanku. Benar memang cinta tak punya kadarluwarsa. Tapi aku hanya tidak ingin beberapa puluh tahun aku berkaca, aku masih berada di tempat yang sama.
Hey, tepat beberapa tahun dihari aku jatuh cinta padamu, aku menerbangkan semua perasaan ke langit seberang. Aku mengembalikan semua rasa yang pernah dihadiahkan. Aku berterima kasih kepada Tuhan dan kamu tentunya yang berperan dalam semua pengalaman termanis yang belum tentu bisa dinikmati semua orang. Bahagialah dengan lelaki yang kini bersamamu difoto itu, karena bahagiaku menyertaimu selalu.
Rindu itu mati dengan sendirinya, mungkin karena dia menemukan objek lain yang kini melahirkannya.
Dari aku,
Lelaki yang pernah mencintaimu tanpa jera.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah perjalanan
Teen Fiction[KUMPULAN PUISI] Inilah perjalanan. Kaki bertugas melintasi dan Hati mempelajari apapun yang semesta beri. Sejuta tempat singgah, berkelana hingga berdiam di titik lelah, masing-masing dari kita pasti akan menemukan seseorang yang bisa disebut rumah.