1. Meet you

3.7K 429 16
                                    

Jihoon berjalan memasuki sebuah ballroom yang sudah didekorasi sedemikian rupa agar terlihat mewah dengan logo Dior memenuhi penjuru ruangan. Ruangan itu dipenuhi oleh banyak orang yang bahkan tidak sepertiganya Jihoon kenali. Sesungguhnya ia sangat lelah setelah acara fashion show yang memakan waktu tiga jam. Tetapi karena tuntutan pekerjaan jadilah Jihoon berada disini sekarang setelah menghapus riasannya dan menggantinya dengan riasan yang lebih cocok untuk acara midnight after party itu.

sebagian para model yang juga berjalan di catwalk tadi sedang berkumpul di sudut ruangan, saling berbincang dengan segelas sampanye di tangan mereka. Dan tentu saja Jihoon akan lebih memilih menghindari sekumpulan wanita cantik berbadan kurus di sana. Oh hubungan Jihoon dengan mereka benar-benar tidak baik. Jihoon yakin star syndrome adalah penyakit paling berbahaya di dunia entertain, sehingga setiap model senior yang ditemuinya akan dengan angkuhnya bertingkah sok menggurui Jihoon dan memandang rendah model androgini sepertinya. Termasuk mereka yang kini saling berbisik sambil menatap tajam kearah Jihoon. Jihoon sudah terbiasa jadi kenapa ia harus ambil pusing.

Selama lima tahun karirnya di dunia modeling hingga akhirnya ia diakui sebagai salah satu model ternama, tentu Jihoon sudah merasakan pahit manisnya berada di dunia yang ia jalani ini. Sikap senioritas, iri, menyebarkan berita tidak benar sudah bukan hal baru lagi bagi Jihoon. Ingatkan ia mengenai seorang super model senior yang mengkritik cara berjalannya di depan media saat di red carpet dua tahun lalu. Ah dan seorang model perempuan yang dengan teganya menyebarkan berita palsu mengenai Jihoon yang tidur dengan salah seorang staff agar mendapatkan job karena rasa irinya pada Jihoon yang menjadi model untuk pakaian wanita ternama. Jihoon bahkan terkejut ia dipilih menjadi model untuk pakaian wanita musim semi merek Balenciaga —meskipun ia seorang model androgini.

Meski lelah dan bosan Jihoon tetap tersenyum pada setiap orang yang berpapasan dengannya. Ia berdiri di sudut meja panjang yang menghidangkan makanan ringan di atasnya.

"Jihoon..." sapa seorang wanita sambil menepuk pundak Jihoon dari belakang.

Setelah berbalik Jihoon melihat Sejeong yang tersenyum ramah padanya. Wanita pembawa acara berita itu kenal baik dengan Jihoon dan salah satu dari sedikit orang di dunia entertain ini yang berteman dengan Jihoon.

"Sejeong, aku tak tau kau juga datang."

"Tentu saja, mereka akan rugi jika tidak mengundangku hahahaha."

Wanita itu tertawa renyah seperti biasa, meskipun kenyataannya nasibnya tidak jauh berbeda dengan Jihoon.

Mereka terlibat perbincangan ringan sembari menyesap sampanye di tangan masing-masing. Persetan dengan menyapa orang-orang berpengaruh agar mendapatkan koneksi, Jihoon sudah amat lelah setelah seharian penuh bekerja.

"Ji, aku permisi ke toilet sebentar." Cicit Sejeong dengan gestur menahan air seni. Ia menyerahkan gelas sampanyenya pada Jihoon yang menyambutnya.

Dengan bodoh Jihoon berdiri disana sembari memegang dua gelas sampanye di kedua tangannya. Dari sudut matanya ia dapat melihat seorang pria dewasa yang terus memandanginya dengan senyuman aneh di wajahnya, membuat Jihoon semakin ingin beranjak dari sana seandainya ia tidak perlu menunggu Sejeong. 15 menit berlalu tapi Sejeong belum kembali. Sembari berdoa di dalam hati Jihoon meletakkan dua gelas sampanye di tangannya ke meja dan beranjak dari sana saat matanya menangkap bahwa pria tadi mulai berjalan ke arahnya.

Jihoon mengenal pria itu, anak dari seorang aktor terkenal, perilakunya yang terungkap di media benar-benar tidak baik. Kecanduan alkohol dan bergonta-ganti kekasih, bahkan pernah mengencani seorang aktris yang sudah menikah. Noah namanya, dan ia sudah sering memperhatikan Jihoon atau mencoba mengajak Jihoon berbicara setiap mereka berkesempatan bertemu di suatu acara.

Setelah merasa sudah cukup aman, Jihoon berhenti di sudut lain ruangan. Tangannya terangkat mengambil gelas sampanye baru dari baki yang dibawa oleh seorang pelayan kemudian menyesap isinya. Biarlah jika Sejeong bingung mencarinya, yang penting dirinya aman dari Noah.

Penampilan Jihoon malam ini membuatnya mendapatkan tatapan kagum dari kebanyakan orang yang ditemuinya. Kemeja satin berwarna marun dengan potongan kerah rendah yang mempertontonkan dadanya yang mulus dan celana kain berwarna hitam dengan aksen transparan di sepanjang sisinya. Rambutnya yang merah menyala ia tata dengan poni turun hampir mencapai matanya yang memakai riasan bold dan lensa biru elektrik.

Jihoon tau ia sedang diperhatikan dengan pandangan memuja oleh orang di sekitarnya, maka ia dengan sengaja menjilat bibirnya yang dipoles dengan lip mate merah senada dengan bajunya setelah menyesap kembali sampanyenya.

Berniat mengetahui hasil dari tindakan provokatornya, Jihoon mengangkat pandangannya, tersenyum pada orang-orang yang bersitatap dengannya hingga matanya berhenti pada seorang pria berpakaian rapi di sudut lain ruangan yang juga menatapnya dengan intens. Mereka saling bertatapan sejenak. Dan Park Jihoon tau ia tertarik dengan pria dengan mata monolid itu saat pria itu dengan kurang ajarnya menyunggingkan senyum tipisnya pada Jihoon. Pria itu mengangkat gelasnya seolah mengajak Jihoon bersulang sebelum menyesap minumannya sambil masih menatap Jihoon yang terpaku di tempatnya. Sebelah tangan pria itu tersimpan di saku celana kain hitamnya dan kakinya yang panjang berdiri dengan gagahnya menumpu tubuh yang Jihoon tebak pasti berotot di balik setelan jas mahal itu.

Pria itu yang lebih dulu memutuskan kontak mata mereka. Setelah puas saling menatap, sekali lagi ia dengan tampannya tersenyum pada Jihoon, menganggukan kepalanya sekilas seakan berpamitan lalu melangkah menjauh dari tempatnya semula.

Dan Jihoon baru sadar bahwa ia menahan nafasnya selama bertatapan dengan pria tadi. Dengan jantung yang berdetak cepat Jihoon menarik nafas dalam kemudian menunduk, tersenyum sekilas mengingat bagaimana tampannya pria barusan.

Mungkin Jihoon sudah gila karena ia tersenyum ramah dan menyambut Noah yang kini menghampirinya.

"Park Jihoon selamat untuk malam ini, kau benar-benar sukses mendominasi panggung."

"Terimakasih, tapi aku tidak sehebat itu."

Hanya ada satu alasan kenapa Jihoon mau diajak berbincang oleh Noah malam itu, untuk mencari tau info mengenai pria tampan tadi dari seorang social butterfly seperti Noah.

"Oh, that guy, his name is Kang Daniel."

TBC

Maaf pendek soalnya butek hehehe gamau nyari pembelaan jadi diriku jujur saja.

© Lady F
2019-04-06

De Onze | NielWink [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang