3. A Day With You (pt. 2)

2.6K 337 28
                                    

Jisung duduk diam di pinggiran kasur, masih di kamar hotel Kang Daniel. Dirinya sejak tadi terus memikirkan banyak hal, seperti

Kenapa Kang Daniel bisa mengenal Park Jihoon?

Sejak kapan mereka berkenalan?

Untuk apa Park Jihoon ada di New Zealand?

Apa Daniel yang membawa Jihoon kemari?

Mereka mau kemana?

Mereka sedekat apa sampai Daniel repot-repot memintanya merentalkan mobil mewah untuk jalan-jalan dengan Jihoon?

Terlebih lagi kalau ia tidak salah ingat, bukan kah Park Jihoon sudah memiliki kekasih?

"Ck, aku bisa gila! Kang Daniel benar-benar selalu membuatku kerepotan. Aku harus menutupi hal ini dari siapapun."

***

Suasana taman regional Kaitoke cukup lengang di hari kerja seperti ini. Hanya ada beberapa pengunjung baik turis maupun penduduk lokal. Daniel berjalan lebih dulu menuntun jalan, sedang Jihoon di belakangnya berjalan sambil memegang ponselnya, merekam atau memotret keindahan alam yang tidak henti membuatnya berdecak kagum.

"Terimakasih, tuan Kang, sesungguhnya aku benar-benar ingin kesini setelah menonton film The Lord of The Ring," Perkataan Jihoon yang penuh dengan nada bersemangat membuat Daniel berhenti berjalan dan menoleh padanya, "Apa kau menonton film itu juga? Itu film favoritku! Kkkk~ Aku juga suka The Hobbit, prequelnya, ah... aku ingin sekali ke Hobbiton."

Kini Daniel menyamakan langkahnya dengan Jihoon yang terus mengoceh dengan tangan yang aktif memotret sekitar. Sesekali Daniel akan menoleh pada Jihoon dan tersenyum mendengar ocehannya. Tidak ia sangka ternyata seorang Park Jihoon secerewet ini. Well, that fierce looks on his eyes when he's make a move at catwalk makes him look like a strong yet dangerous man. But that's totally wrong! Jihoon is so incredibly cute boy.

Lihatlah mata Jihoon yang memancarkan binar kekaguman dan senyum kekanakan di wajah bulatnya yang merona alami. Daniel suka...

"Aku menonton The Lord of The Ring bersama ayahku saat kecil dan aku masih mengingatnya sampai sekarang. Saat itu aku menangis karena kesal filmnya bersambung dan tidak mau diajak pulang dari bioskop sebelum menonton lanjutannya hehehehehe ayah memarahiku habis-habisan ish! Aku kan masih kecil waktu itu, jadi wajar saja kan aku bertingkah begitu?"

Oh lihat bagaimana raut kesal itu hanya membuatnya tampak lebih lucu. Kenapa Jihoon harus mengerucutkan bibir merahnya seperti itu? Hey, bisa saja kan jika Daniel tipe pria kelebihan hormon Daniel akan menyambar bibir itu dan melumatnya habis. Apa selama ini Jihoon selamat dari pikiran nakal seperti itu oleh orang yang menyaksikan raut kesalnya? Atau jangan-jangan alasan bibir Jihoon terlihat begitu merah kareba sudah banyak yang tidak tahan dan melumat bibir itu?

Kenapa Daniel jadi memikirkan itu?!

Suara gemericik air terdengar lembut. Jihoon dengan semangat menarik tangan Daniel untuk menuju kearah suara hingga mereka menemukan aliran sungai yang begitu jernih dan dipenuhi bebatuan.

"Oh astaga! Ini sungai saat adegan Arwen menyelamatkan Frodo!" Pekik Jihoon sembari melompat kecil di tempatnya hanya karena melihat sungai yang menurut Daniel, okay indah, tapi itu hanya sungai kan.

"Tolong fotokan aku." Pinta Jihoon, menyerahkan ponselnya pada Daniel yang menyambutnya diiringi kekehan kecil.

Jihoon berpose jongkok seolah sedang bermain air di sungai tanpa menatap kamera dan senyum bahagia di wajah cantiknya. Dalam hati Daniel sekali lagi mengagumi visual model itu seraya mengambil gambar Jihoon beberapa kali.

De Onze | NielWink [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang