16. Children

1.6K 218 5
                                    

Pagi menjelang, matahari menyingsing, teriknya merembes masuk melalui celah gorden kelabu di kamar luas bernuansa monokrom itu. Daniel terbangun karena terusik oleh sinar matahari yang langsung mengenai wajahnya. Ia menguap sambil meregangkan ototnya lalu menoleh ke sisi kirinya tempat dimana Jihoon yang masih asyik bergelung dalam selimutnya berada. Senyum terukir di wajah tampannya kala melihat Jihoon semakin merapat pada tubuhnya karena sinar matahari yang juga mulai mengganggu tidurnya.

"Wake up sleepyhead." Bisik Daniel sembari mengelus pipi Jihoon yang tertekan oleh bisepnya karena pria mungil itu tidur beralaskan lengan kokohnya, bibirnya terbuka seperti seekor bebek karena pipinya yang tertekan lucu.

"Hey."

Daniel dengan usil menjawil pipi bulat itu berkali-kali membuat pemiliknya merengek dalam tidurnya. Jihoon menenggelamkan wajahnya di lengan berotot Daniel agar tidak diganggu lagi.

"Gosh! Berhenti menggangguku! Aku baru bisa tidur jam 3 pagi karena after party sialan itu huhuhuuuuu aku mengantuk sekali~"

Tawa Daniel meledak melihat Jihoon merengek dan menggerutu kesal dengan wajah baru bangun tidurnya.

"Good morning too, boss baby."

Daniel menghujani wajah Jihoon dengan kecupan-kecupan ringan. Tidak peduli dengan Jihoon yang mendorong-dorong tubuhnya agar menjauh karena ia masih sangat mengantuk. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 9, tapi Jihoon masih terus-terusan mengeluh perihal mengantuk dan kurang tidur. Daniel sudah menyarankan padanya untuk tidak menghadiri acara after party yang pastinya tidak sebentar itu, tetapi model cantik itu mengindahkannya dengan alasan 'oh kau menyuruhku untuk tidak profesional dan membuat seluruh manusia di bumi ini semakin membenciku?'. Daniel tentu kalah. Ia hampir tidak pernah menang terhadap Jihoon.

"Ayo cepat bangun dan sarapan. Kau tidak mau dipecut Daehwi di gym lagi kan?"

Mendengar itu mau tidak mau Jihoon bangkit duduk di atas kasur, mengucek sebelah matanya dengan malas dan kesal. Ia sudah bersumpah untuk tidak mau lagi pergi ke gym bersama Daehwi yang bahkan jauh lebih kejam dari coachnya dibalik wajah menggemaskan itu. Pria cerewet itu benar-benar monster kecil tukang perintah dan suka sekali marah-marah.

Kedua tangan Jihoon terangkat membentang di kedua sisi tubuhnya. Bibirnya mencebik lucu.

"Gendong."

Ah Jihoon merengek lagi. Mata anak anjingnya keluar lagi. Memangnya Daniel bisa apa selain mengatakan ya?

Pria bertubuh atletis itu berdiri di sisi ranjang lebih dulu, terkekeh gemas sebelum menggendong kekasih lucunya seperti bayi koala. Senyum seakan tidak tau cara pergi dari wajahnya ketika ujung rambut Jihoon menggelitik mengenai wajahnya karena pria manis itu sedang mendusal manja di perpotongan lehernya.

Tubuh mungil Jihoon di letakkan di marmer dekat westafel. Kedua tangan Daniel bergerak lincah menyalakan keran dan mengambil selembar handuk kecil yang ia basahi dengan air keran hangat itu. Handuk itu Daniel seka ke wajah Jihoon yang masih mengantuk dengan perlahan, membersihkan wajah kekasihnya dengan telaten dan hati-hati.

"Ingin ku mandikan?" Tanya Daniel setengah berbisik tepat di depan wajah Jihoon dengan jarak yang kurang dari 4 jari pria dewasa.

Alis Jihoon berkerut dengan mata memicing, "Hanya mandi." Kata-kata penuh penekanan itu mengundang tawa gemas di bibir Daniel. Dikecupnya bibir ranum Jihoon sebelum kembali menggendong tubuh kecil itu ke dalam bilik kaca shower.

Satu persatu kancing piyama Jihoon dilepaskan. Setelah sukses melucuti atasan Jihoon, Daniel beralih menurunkan celana kain bermotif garis-garis vertikal itu. Melempar pakaian kotor Jihoon ke keranjang pakaian kotor di dekat sana lalu menyalakan shower. Daniel mulai membasahi tubuh Jihoon dengan shower di tangannya, mengusap sekitar dada Jihoon agar air dapat meresap. Matanya hanya fokus melihat tubuh Jihoon yang berdiri telanjang di depannya.

De Onze | NielWink [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang