21. Home

1.6K 226 24
                                    

Waktu terus bergulir, natal segera datang. Keluarga Kang berencana menghabiskan natal dan tahun baru mereka bersama di Australia, di rumah keluarga kecil Sora. Mereka sudah sibuk mempersiapkannya sejak setelah acara pesta ulang tahun Daniel. Kecuali Daniel. Sutradara muda itu bersikeras untuk tetap mengambil job di sepanjang musim dingin. Ia memaksa untuk tetap tinggal di New York dan mengatakan bahwa nanti ia akan berkunjung jika ada waktu, yang tentunya pasti memakan waktu lama. Oh ayolah, tuan dan nyonya Kang sudah paham sekali kebiasaan Daniel yang susah disuruh pulang. Si penggila kerja itu benar-benar menyibukkan dirinya.

Tapi kali ini ada yang berbeda, Daniel seakan-akan menyiksa dirinya dengan terus bekerja siang dan malam, bahkan hingga menyita waktu tidurnya. Si bungsu, Mina mati-matian memaksa kakak tercintanya itu untuk ikut ke Australia. Dengan ancaman bahwa Mina akan berdiet mati-matian jika Daniel tidak ikut, akhirnya pria tampan berbahu lebar itu menyetujuinya. Gila saja, ia masih ingat bagaimana Mina menyiksa dirinya dengan berdiet sampai harus dirawat di rumah sakit beberapa tahun yang lalu, Daniel tidak ingin adik kecil kesayangannya mengalami kejadian yang sama untuk kedua kalinya. Mina bersorak gembira, nyonya Kang memekik kesenangan dan Dongho memelototkan matanya tidak percaya setelah Daniel yang dengan ogah-ogahan mengiyakan liburan sekeluarga mereka. Lagi pula Daniel merindukan keponakan cantiknya —anak Sora— yang pasti sekarang sudah tumbuh menjadi semakin cantik lagi.

Menggunakan jet pribadi keluarga Kang berangkat menuju Australia 3 hari sebelum natal. Sora sudah lebih dulu berangkat sehari setelah acara ulang tahun Daniel, wanita cantik itu sangat merindukan anaknya yang baru menginjak usia 5 tahun. Mereka tiba di bandara internasional Australia menjelang siang dan langsung menuju ke rumah Sora. Semuanya terlihat bahagia, menghabiskan waktu berkumpul di ruang tengah dengan ditemani secangkir teh dan makanan ringan. Mengingat hal seperti ini adalah suatu kejadian langka yang terjadi di keluarga Kang yang terdiri dari orang-orang maha sibuk, tidak ada yang ingin melewatkan waktu kebersamaan itu, kecuali Daniel. Sejak kedatangan mereka Daniel terus-terusan berfokus pada ponselnya, bertukar pesan dengan Jisung yang mengambil alih semua pekerjaannya selagi ia berlibur bersama keluarga.

"Niel..." Nyonya Kang yang jengah melihat putra ketiganya itu berusaha memanggilnya agar ikut berbaur bersama yang lain.

Daniel menoleh pada ibunya, tersenyum sesaat kemudian kembali pada ponselnya. Suasana hatinya sedang tidak baik entah karena apa. Sesungguhnya suasana hatinya memang belum pernah sebaik biasanya sejak hari itu ketika Sora berkunjung ke apartemennya, mengatakan hal yang mengacaukan segalanya, dan Jihoon yang pergi setelahnya karena kalimat yang meluncur bebas dari mulut Sora. Astaga, Daniel mulai mencari-cari sebab dan melimpahkan kesalahan pada siapapun atas kekesalannya. Ia mengusap wajahnya kasar, menghela nafas panjang dan kembali memandang wajah ibunya yang masih menatapnya khawatir.

"Istirahat lah, Niel, kau tampak kacau." Lirih sang ibu penuh kasih sayang sembari mengelus pundak putranya yang nampak terturun lesu.

"Baik, mom."

Sutradara tampan itu bangkit dari sofa yang didudukinya lalu merajut langkah tidak bersemangat meninggalkan ruangan itu. Daniel tidak menuju ke kamarnya, ia berhenti di balkon lantai 2 yang menghadap langsung ke kolam renang di belakang rumah. Ia butuh udara segar untuk menenangkan pikirannya yang kacau akhir-akhir ini. Sejujurnya Daniel pun tidak mengerti. Ia hanya menghabiskan waktu bersama Jihoon dari akhir musim semi hingga pertengahan musim gugur, itu pun hanya sepanjang musim panas yang mereka lalui benar-benar berduaan karena terlibat dalam satu pekerjaan yang sama. Tapi kenapa ia bisa sekacau ini? Daniel masih ingat bahkan sampai pertemuan tidak sengajanya dengan Jihoon di cafe siang itu Jihoon masih belum menjadi salah satu orang yang penting untuknya. Walau sebenarnya Daniel juga tidak dapat menyebutkan secara pasti kapan ia mulai jatuh pada Jihoon yang oh my— pernahkah Daniel menyebutkan bahwa ia menyukai segala sesuatu yang membuatnya merasa tertantang? Jihoon yang susah ditebak dan his duality is the best thing ever in this whole world. Disagree? You come, fight Daniel! Lebih dari pesonanya yang berhasil memerangkap Daniel dipandangan pertama ketika berjalan di runaway, personaliti Jihoon jauh lebih menarik dan memikat. Jangan suruh Daniel menyebutkan list hal-hal menakjubkan dari seorang Park Jihoon. Bahkan caranya menarik nafas membuat Daniel berdebar.

De Onze | NielWink [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang