9. The New Start

1.8K 247 8
                                    

Waktu terus bergulir hingga tanpa terasa dua minggu sudah terlewati dengan status Jihoon yang baru; single. Jihoon berusaha untuk selalu menghindari paparazzi dan media yang menggunjingnya habis-habisan. Model berbakat itu tidak keluar dari apartemennya jika bukan untuk bekerja. Kaca mobilnya dibuat sehitam mungkin agar tidak dapat dilihat dari luar.

Jihoon sama sekali tidak memiliki media sosial, tetapi oknum-oknum yang membencinya selalu berdatangan meninggalkan komentar kebencian di tiap laman berita tentangnya, bahkan ada beberapa portal berita yang menutup kolom komentarnya. Jihoon tidak membaca satupun dari komentar itu. Ia juga tidak bersosialisasi. Hanya Woojin dan Hyungseob yang hampir setiap hari berkunjung ke apartemennya.

Untungnya ia belum bertemu dengan Daehwi yang sudah pasti akan memarahinya habis-habisan. Sedang bosnya, BoA, malah sibuk meradang atas segala hal yang Sean ucapkan untuk Jihoon. Wanita anggun itu menyayangi Jihoon seperti adiknya, sudah pasti ia akan sangat marah karena si mantan adik kecilnya itu tidak berhenti menjelek-jelekannya di setiap talk show yang di hadirinya. BoA malah memberikan komentar tidak terduga dengan mengatakan kenapa Jihoon baru saja memutuskan pria bajingan itu. Jihoon bersyukur setelah semua yang ia alami ini ia dapat menemukan orang-orang yang tulus menyayanginya dan menerimanya. Selalu ada hikmah di balik apapun kan?

Namun entah sebuah kesialan atau sebaliknya, hari ini Jihoon terpaksa harus muncul di depan publik demi pekerjaannya yang mengharuskannya mengambil gambar dengan latar hiruk pikuk kota New York untuk cover majalah. Dan sekali lagi entah itu kesialan atau bukan, Donghan manajernya dipanggil ke agensi secepatnya di tengah prosesi pemotretan sehingga Jihoon harus pulang sendiri setelahnya.

Jihoon berjalan di trotoar bersama pejalan kaki lain yang tampak acuh saja. Well, cukup mengejutkan ia tidak mendapat gunjingan di sepanjang jalan seperti yang ia pikirkan, hanya ada beberapa orang yang terlihat sedang berbisik-bisik saat melihatnya. Jihoon tidak peduli. Ia berhenti di bawah lampu merah khusus pejalan kaki yang hendak menyeberang, menunggu lampu berganti hijau agar ia dapat sampai ke seberang untuk membeli kopi di kafe di seberang sana.

Saat memandang kafe kopi yang hendak ditujunya, mata cantik itu menemukan sesuatu yang tak terduga. Sepasang mata monolid yang juga sedang memperhatikannya dari seberang sana. Sudut bibir Jihoon terangkat membentuk kurva manis melihat Daniel yang ternyata sedang berada di kafe yang hendak ditujunya, duduk sendirian di dekat kaca yang mengarah langsung ke jalanan. Kaki mungilnya dengan tergesa menyeberang setelah lampu berubah hijau. Lonceng kafe berbunyi kala Jihoon mendorong pintunya terbuka. Kang Daniel tertawa di tempatnya dengan tubuh yang memutar menghadap ke arah Jihoon seolah menyambut ke datangannya. Jihoon dengan segera beringsut mendekati sosok tampan berbalut kemeja putih yang lengannya digulung hingga siku itu lalu duduk di kursi yang berseberangan dengannya. Mereka saling tersenyum bodoh sebelum kehadiran seorang pelayan kafe menginterupsinya.

"A cup of hot Caffè late with no sugar."

Daniel menaikan sebelah alisnya mendengar pesanan Jihoon yang sangat bold jika dibandingkan dengan visualnya yang tampak seperti bocah.

"I'm on diet, sir." Jihoon terkekeh ringan saat menjelaskannya.

Pesanan Jihoon datang. Mereka hanya saling melemparkan senyum saat tatapan mereka bertemu dan lebih banyak melihat ke pemandangan jalanan kota New York yang ramai. Daniel sosok yang tenang, membuat Jihoon selalu merasa tidak apa-apa jika ia melakukan hal apapun di sekitar Daniel.

Si manis mengerutkan keningnya saat melihat Daniel mulai melahap strawberry parfait di depan mereka. Ia mengabaikan kehadiran makanan manis itu sejak tadi karena sosok Daniel lebih menarik untuk dipandangi.

"Apa kau tidak takut gendut memakan itu? Dengan membayangkan jumlah kandungan gulanya saja aku bergidik." Ujar Jihoon dengan tangan yang berpangku di atas meja, memandangi Daniel yang begitu santai melahap makanan manisnya.

De Onze | NielWink [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang