Daniel kembali ke New York lebih dulu dari keluarganya karena urusan kerjaan yang tidak dapat diwakilkan oleh orang lain —Jisung— dan ya, sedikit menyesal Daniel bertolak ke New York seminggu sebelum keluarganya. Ia merasa sedih harus berpisah dengan keponakan cantiknya yang sudah sangat pintar mengguruinya. Lihatlah siapa yang tidak ingin berpisah, padahal sebelumnya ia yang bersikeras tidak mau ikut ke Australia.
Setelah sampai di New York, Daniel dijemput Jisung dan mereka langsung disibukkan dengan berbagai pekerjaan. Jadi mau tidak mau Daniel kembali ke apartemennya karena letaknya yang berada di tengah kota. Sebenarnya Daniel masih enggan kembali ke apartemennya sendiri. Bagaimana bisa ia beristirahat dengan tenang jika setiap ia mengalihkan pandangannya akan selalu ada bayangan Jihoon di sana. Jihoon seperti ada di setiap sudut apartemennya. Daniel sama sekali tidak menyentuh pakaian Jihoon yang tertinggal di lemari, ia hanya mencoba mengabaikan pakaian-pakaian itu. Bisa saja ia membuangnya atau mengembalikannya atau meminta Jisung merapikannya ke dalam kerdus, tapi Daniel lebih memilih untuk tidak menyentuh pakaian itu. Oh Daniel pernah menyentuhnya, dan ia lagi-lagi mendapati dirinya tenggelam dalam lamunan karena dapat mencium aroma Jihoon yang tertinggal di pakaian itu. Ia sempat memikirkannya beberapa kali kenapa ia harus menyimpan pakaian Jihoon dengan rapi di lemarinya, dan berakhir menertawakan dirinya sendiri. Daniel tidak akan menyangkalnya —meskipun ia ingin— bahwa ya, Daniel masih berharap Jihoon akan kembali dan memakai pakaian-pakaian itu lagi selagi mereka kembali tinggal di bawah satu atap. Kata-kata bocah berusia 5 tahun sedikit banyak memperngaruhinya. Candy memang anak manis yang pintar, sampai sekarang Daniel bahkan masih tidak menyangka ia dibantu untuk sadar akan kesalahannya oleh bocah yang bahkan belum masuk sekolah dasar.
Daniel menghela nafas kasar, merasa lelah sendiri karena tekanan yang ia alami. Bukan tekanan dari kerjaan, melainkan pikirannya yang penuh sesak seakan tidak memberikannya waktu untuk beristirahat sebentar saja. Udara sudah tidak begitu dingin lagi di penghujung bulan Februari dan tumpukan salju perlahan-lahan mulai mencair. Ah sebentar lagi musim dingin akan berganti dengan musim semi. Musim dingin yang mempertemukan Daniel dan Jihoon sekaligus musim yang memisahkan mereka. Pandangannya jauh menerawang ke luar jendela. Jihoon lahir di musim semi dan ia belum mendapat kesempatan untuk melalui hari ulang tahun bersama Jihoon. Apa Jihoon akan merengek minta dibuatkan kue seperti ia biasa merengek minta dibuatkan makanan? Atau Jihoon akan diam saja karena berpikir merayakan ulang tahun adalah hal kekanakan? Daniel tidak dapat menebaknya. Ia benar-benar tidak dapat menerka apa yang ada di pikiran Jihoon. Itulah mengapa ia menadapati dirinya ingin bersama dengan Jihoon lebih lama dari yang ia bisa. Daniel tertawa mengingat ia sendiri yang membiarkan Jihoon pergi dan sama sekali tidak berusaha menahannya selain melontarkan kalimat-kalimat yang justru menguatkan Jihoon untuk pergi.
"Ini ku bawakan pakaianmu. Cepat sana, aku bosan dicecar Mina menanyakan kapan kau akan datang!"
Jisung dengan seenaknya memasuki kamar Daniel kemudian melemparkan satu set setelan mahal ke pangkuan Daniel yang duduk di single sofa di sisi jendela besar. Dengan acuh pria yang lebih tua beberapa tahun dari Daniel itu merebahkan dirinya di kasur besar bernuansa hitam Daniel tanpa mempedulikan pemiliknya yang mendelik tajam padanya.
"Ini baru jam 3 sore dan acaranya baru mulai jam 7 malam."
Jisung mendesah kasar sebelum bangkit dari rebahannya melihat Daniel yang kembali susah diatur dan membuatnya banyak kerjaan. Memangnya ia digaji berapa oleh keluarga Kang untuk mengasuh bocah besar ini?
"Itu acara keluargamu, Niel. Memangnya kau tamu ingin datang setelah acara dimulai? Sora dan anaknya sudah mendarat sejam yang lalu, mereka pasti sedang bersiap. Aku tidak ingin satu bocah lagi yang menggangguku menanyakan kapan kau datang."
Daniel terkekeh melihat betapa frustasinya Jisung. Ia tau Mina sangat cerewet, pasti Mina menghubungi Jisung setiap 5 menit menanyakan dirinya. Ditambah jika ada Candy, bocah manis itu pasti akan mencuri ponsel ibunya dan ikut-ikutan membom pesan masuk Jisung menanyakan keberadaan oppanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
De Onze | NielWink [END]
FanfictionPark Jihoon seorang super model androgini yang sedang naik daun bertemu dengan Kang Daniel seorang sutradara film terkenal di dunia entertain yang penuh kepalsuan. Awalnya hubungan mereka hanya sebatas ketertarikan fisik semata. Dan memang hal itu y...