4. Between Us

2.6K 353 33
                                    

Assalamualaikum sider❤️
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisanku yang belum seberapa ini ^^
Enjoy















Mereka bertemu di pagi hari keesokannya di restoran hotel saat sarapan. Daniel duduk di meja bundar berseberangan dengan Jisung yang sibuk menyantap makanannya. Pria dewasa berusia 32 tahun itu tengah fokus menatap tab yang dipegangnya sembari menikmati secangkir kopi hitam dan sandwich, rambut hitamnya rapi ditata ke atas, mengenakan kemeja putih yang lengannya dilipat sampai perbatasan siku.

Berbanding terbalik dengan Jihoon.

Okay Jihoon benar-benar merasa konyol sekarang. Seorang super model sepertinya menyantap sarapan di restoran hotel masih dengan piyama baby blue yang tertutup long cardigan berwarna biru gelap. Jika rambut Daniel sudah tertata sedemikian rapi, maka Jihoon mati-matian menyisir rambut medium blondenya yang masih mencuat ke berbagai sisi. Ia masih mengenakan sandal rumahan berkepala pikachu di kakinya. Dan satu hal yang penting, Jihoon belum mandi! Ia hanya mencuci wajahnya sebanyak tiga kali dengan air keran sebelum ditarik Hyungseob untuk sarapan bersama Woojin.

Semoga tuan Kang tidak melihat.

Semoga tuan Kang tidak melihat.

Semoga tuan Kang tidak melihat.

Jihoon sudah sengaja merengek meminta Hyungseob dan Woojin untuk duduk di sudut lain ruangan yang berada jauh dari tempat Daniel dan Jisung berada. Tapi bukan Jihoon namanya jika tidak tampak memalukan di depan pria maha sempurna Kang Daniel. Karena terlalu ribut merengek, Jihoon membuat Daniel yang semula berfokus pada layar tabletnya sedikit terusik dan menoleh pada sumber suara, dan pada saat itu lah mata mereka bertemu. Mata Daniel menyipit karena tertawa kecil melihat Jihoon yang kini berusaha bersembunyi di balik punggung Woojin yang asik bercengkrama dengan kekasihnya.

"Hentikan, disini banyak kru dan aktor lainnya." Bisik Jisung menghentikan aksi Kang Daniel yang sibuk merekam tampilan kekanakan si model Park Jihoon dalam ingatannya.

Daniel menghela nafas sejenak, tangannya kemudian meraih cangkir kopinya yang masih mengepulkan uap panas sebelum menghirupnya perlahan.

"Mereka mulai sibuk berbisik mengenai kehadiran si model dan kekasih Woojin itu. Kau mungkin harus bersiap melihatnya digoda oleh aktor-aktor itu jika dia berkunjung ke lokasi syuting."

Daniel menaikan sebelah alisnya. Apa maksud Jisung?

"Well, yeah, he's so tempting. So, it's just an usual thing for him getting all attention and being flattering."

Kali ini giliran Jisung yang menaikkan sebelah alisnya menatap Daniel yang telah kembali memperhatikan tabnya lalu mendecak pelan.

"Ya, ya, kita lihat saja nanti."

***

Jihoon merasa bersalah karena sejak ia menginjakkan kaki di New Zealand ia sering sekali merajuk pada pasangan Woojin dan Hyungseob, merasa bahwa ia telah dibodohi oleh kedua teman dekatnya itu. Terlebih lagi ia membohongi mereka soal uhuk— ia yang menghabiskan harinya bersama si sutradara terkenal Kang Daniel. Nyatanya sekarang Hyungseob benar-benar menepati perkataannya untuk berlibur bersama Jihoon.

Mereka mencoba makanan tradisional, berjalan-jalan di kota, menaiki sepeda, melihat domba-domba yang begitu akrab dengan manusia. Sejak Woojin memulai syutingnya Hyungseob benar-benar ada untuk Jihoon setiap saat. Entah kenapa ia jadi merindukan Sean, kekasihnya yang mengirimnya pesan terakhir kali tadi pagi, mengatakan ia telah sampai di Kanada untuk pemberhentian tur konsernya selanjutnya.

Tiga bulan berpacaran dengan Sean ia habiskan cenderung dengan hanya merindukan sosok pria bermata electric blue itu. Mereka adalah pasangan yang sangat sibuk sampai-sampai begitu susah untuk bertemu. Jihoon yang sibuk dengan runwaynya dari satu kota ke kota lain dan Sean yang sibuk di studionya menciptakan musik-musik indah.

De Onze | NielWink [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang