Jihoon tidak tau sejak kapan ia menjadi seterkenal ini. Seminggu kebelakang namanya menghiasi portal berita yang berisikan dugaan-dugaan putusnya hubungannya dengan Daniel karena ia kembali terlihat memasuki dan keluar dari gedung apartemennya sendiri. Well, memang tidak salah, hubungannya dengan Daniel memang berakhir dan tidak terasa sudah berlalu satu minggu sejak saat itu.
Apa yang Jihoon lakukan?
Tidak ada. Ia hanya bekerja seperti biasa. Membersihkan apartemennya bersama Woojin yang sangat berdebu karena lama ditinggalkan. Woojin sudah tidak terlalu sibuk, jadi ia yang bertugas memasakkan Jihoon sesuatu.
Apa Jihoon menangis?
Tidak. Sebenarnya Jihoon tidak membiarkan dirinya memiliki waktu untuk bersedih. Jihoon tidak mengerti kenapa tapi ia masih bisa merasakan amarah dan rasa kecewa itu tiap kali waktu berhasil mencuri pikirannya di tengah kesibukannya. Bisa saja Jihoon menangis untuk hal itu. Tapi tidak. Jihoon jarang menangis karena hal-hal seperti itu. Ia terlalu pandai untuk menahan dirinya, menyembunyikan perasaannya, bertingkah seolah kesedihannya tidak dapat mengganggunya.
Yang menjadi permasalahan adalah jika Daniel saja dapat mengetahui pertemuannya dengan Guanlin waktu itu, maka media juga tentu mengetahuinya. Di antara seluruh pemberitaan tentang dirinya, yang paling Jihoon benci adalah mereka yang dengan seenaknya menyebutkan bahwa Jihoon meninggalkan Daniel untuk kembali bersama Guanlin hanya karena melihatnya memasuki mobil Guanlin sekali. Amarah Jihoon semakin meluap-luap melihat bagaimana orang-orang meninggalkan komentar tidak layak untuknya, menyebutkan dengan berbagai macam kata yang tidak pantas untuk disebutkan. Ia merasa tiba-tiba menjadi begitu terkenal karena media yang berlomba-lomba menulis berita tentangnya, tapi tentu saja mereka tidak akan membelanya. Semua berpikir bahwa Jihoon lah yang salah dan bersyukur Daniel terbebas dari setan kecil sepertinya sebagaimana mereka bersyukur Sean terbebas darinya. Dan semua orang juga kembali mengungkit-ungkit tentang hubungannya dengan Sean yang berakhir tidak baik.
Jihoon tidak membiarkan dirinya menangis karena bahkan sampai sekarang pun emosi masih merajai dirinya.
"Hai, Ji."
Betapa terkejutnya Jihoon ketika ia berbalik sudah ada Guanlin di sana. Mereka berdiri di depan lift menunggu pintu lift terbuka. Kening Jihoon mengernyit heran mendapati pangeran Lai yang terhormat berada di gedung apartemennya.
"Jika kau lupa, kita sudah bertetangga sejak 6 tahun yang lalu."
Guanlin terkekeh kecil melihat tatapan keheranan Jihoon yang berubah menjadi anggukan kecil dengan mulut yang membentuk huruf O. Setelah pintu lift terbuka, mereka sama-sama memasukinya dan menekan tombol 7 dimana unit kondominium mereka berada.
"Aku tidak pernah melihatmu semingguan ini, ku kira setelah kembali ke New York kau akan tinggal di tempat yang baru."
Jihoon memulai pembicaraan ringan setelah meyakinkan diri bahwa tidak ada maksud lain di sorot mata pria tampan itu. Sepertinya ia telah mengerti setelah perbincangan mereka di mobilnya waktu itu.
"Kau tau tempat ini adalah tempat paling strategis karena dekat dengan kantorku dan bandara. Lagipula aku malas untuk repot-repot mencari tempat baru." Nada suara Guanlin terdengar normal. Matanya hanya sesekali melirik Jihoon di sampingnya saat berbicara. Jika boleh jujur Guanlin sedang menahan dirinya. Siapapun pasti tau bahwa melupakan rasa cinta tidak segampang membalikkan telapak tangan.
Merasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, mereka kembali diam, hingga lift berhenti di lantai 7 tujuan mereka. Mereka sama-sama berjalan menuju unit masing-masing yang bersebelahan.
"Jihoon." Tepat sebelum Jihoon menggerakkan jarinya untuk menekan password apartemennya Guanlin memanggil. "Aku membaca semuanya, aku tau yang mereka tulis tidak benar. Ku harap kau tidak akan mempedulikan itu dan tetap ceria seperti biasanya." Lanjutannya setelah Jihoon menolehkan kepalanya ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
De Onze | NielWink [END]
FanfictionPark Jihoon seorang super model androgini yang sedang naik daun bertemu dengan Kang Daniel seorang sutradara film terkenal di dunia entertain yang penuh kepalsuan. Awalnya hubungan mereka hanya sebatas ketertarikan fisik semata. Dan memang hal itu y...