Amira

1.8K 153 3
                                    

Berubah

Mungkin, itu adalah satu kata yang tepat untuk dapat mewakilkan sosok seorang Amira sri sasongko di mata Satya saat ini.

Iya, Satya kenal betul sosok berwajah lembut dengan dagu menguncup itu.

Satya tidak menyangka, lima tahun dapat merubah sosok perempuan di depannya dengan sedemikian rupa. Satya tidak dapat menemukan sosok seorang gadis ingusan -yang kini menjadi seorang perempuan- yang dulu selalu mengapit lengannya, setiap dia didekati gadis lain. Tidak bisa ia pungkiri, Satya sedikit terusik dengan perempuan di depannya ini.

Tidak dengan surai hitam legamnya yang sebatas pinggang yang digerai indah itu kini dipangkas sampai hanya sebatas tengkuk dengan ujungnya yang sedikit bergelombang.

Tidak pula dengan warna kulit gadis itu yang sudah jelas dulu berwarna kuning langsat, kini berganti dengan kulit kecoklatan.

Apalagi pakaian yang dikenakan gadis itu, yang dulu hanya seputaran pakaian yang menunjukkan sisi feminimnya sebagai seorang wanita, seperti halnya dress maupun blouse itu kini berganti menjadi tank-top hitam yang dilapisi jaket kulit dengan warna senada dengan bawahan celana jeans belel berwarna biru lusuh dengan robekan di area lutut dan betis dan sneakers putih sebagai alas kaki.

Melainkan,
Tatapan redup yang dilayangkan perempuan itu padanya saat ini.

Tidak ada lagi tatapan berbinar dan senyum malu-malu yang dilanjutkan dengan tundukan kepala dari Amira saat berhadapan dengannya. Sikap yang dulu selalu membuatnya entah mengapa merasa jengah dengan perempuan itu, lenyap entah kemana. Dan entah mengapa juga, Satya tidak suka dengan kenyataan itu sekarang.

"A..Ami?"intruksi dari Adam menuntut mendapatkan atensi dari dua manusia berbeda jenis kelamin yang sedari tadi saling berpandangan itu. Ami terlihat menolehkan kepalanya guna menghadap Adam. Terlihat ke dua sudut bibir Ami tertarik ke atas perlahan menampilkan senyuman kecil. Ia mengangguk pelan untuk menjawab sapaan Adam yudistira, kemudian memasang wajah flat-nya lagi.

" ah, sudah kuduga!!"seru Adam bersemangat

" kau-"

" kenapa berhenti?"racau Dewi

" semua jadi berputar taaaauuuu, semuaaaanya berputar  hehehee...mba Ami juga berputar-putar. Emang mba Ami nggak pusing?"lanjut Dewi yang hampir jatuh jika saja Amira tidak langsung memapah salah satu lengannya. Amira menatap ke arah Adam

" maaf kak bicaranya lain waktu, Ami harus membawa Dewi pulang dulu"

Adam yang tampak baru menyadari keadaan Dewi dan Satya masih setia memperhatikan perempuan bersurai pendek itu.

" Dewi?"

" iya, kak. Lain kali kita ngobrol lagi. Ami sama Dewi harus segera pulang"

" emang kamu kapan pulang ke Jakartanya?"

" kamu udah nggak di London lagi?"

" eh? maaf kakak banyak tanya jadinya. Kalian ikut kita aja"Satya hendak ingin menimpali sebelum jawaban dari Amira membungkamnya

" nggak usah kak, makasih. Tapi Ami bawa  mobil sendiri dan Ami masih bisa jaga Dewi"

" tapi kalian tuh cewe, dan ini udah malem banget"sangkal Adam tidak ingin kalah

" percaya sama Amira kak"

" kalian ikut kami"putus Satya yang tidak ingin dibantah. Amira memandangnya dengan kepala miring

" dengan itu?"tunjuk Amira pada mobil bmw Satya lewat dagunya. Satya dan Adam mengikuti arah perempuan itu menunjuk

" kakak mau kami duduk dimana?"

deg!

Satya mengumpat keras dalam hati. Terkutuklah Adam dan ajakan bodohnya!
Bagaimana mungkin mengajak dua perempuan pulang dalam mobil yang hanya berisi dua  jok kursi?

" Ami rasa empat orang dengan dua kursi dalam satu mobil bukan ide yang bagus"

" ck. Satya aneh banget yah ngajaknya?"ucap Adam dengan cengirannya, seakan lupa bahwa dia sendiri pemilik ide bodoh itu. Sedangkan, Satya mendengkus pelan.
Satya harus tetap menjaga sikapnya di depan Ami~mantan tunangannya.

" kalian jalan dulu, kami ngikutin di belakang" putus Satya final. Ami ingin menentang ide itu, namun melihat raut tegas  dan tidak bisa dibantah dari Satya dan adiknya yang semakin meracau tidak jelas, Ami akhirnya hanya mengiyakan dengan anggukkan pelan.
Amira melangkah sambil memapah Dewi sendirian, karena ia menolak Satya maupun Adam untuk membantunya. Mereka memasuki wrangler rubicon milik Ami yang berwarna hitam. Adam melotot melihat kendaraan roda empat dengan kapasitas 2997cc itu, kemudian mendecakkan lidah.

" lo bilang cewek yang pake rubicon itu mbosenin, Sat?"

" are you serious?!!"" gue aja udah dari lama ngincer tuh mobil, tapi nggak kasampean dan,... ah gue nggak tau apa yang ada dipikiran lo dulu"

Satya tidak peduli. Baginya, apapun yang dikatakan sahabatnya itu, tidak merubah persepsinya mengenai seorang Amira sri sasongko. Gadis kaya, membosankan, tidak bisa apa-apa dan merepotkan.

****
Kasih emot senyum dulu🙂

#apaansiheluthor?

Author masih mencoba memberikan note yang luwes jadi yah gitu...

Part ini lebih pendek kalo ada yang kerasa,

So, gimana?masih penasaran?
 
Masih banyak typo keknya..

vote and comment masih ditunggu kok

Love you all❤❤

Amira's GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang