Evan Adi Manunggal

1.1K 68 0
                                    

Sorry🙏🙏
   Part sebelumnya bukannya mulai konflik malah bahas karakter lain.

Part ini juga sama masih bahas karakter lain😅

***

Kaki kecil berbalut sneakers berwarna putih dengan merk FILA itu
diketuk-ketukan ke lantai berulang kali. Merasa bosan dengan kegiatan kecilnya, bocah berumur sebelas tahun  pemilik kaki itu merubah kegiatannya dengan meniup-niupkan poni sebatas alis miliknya dengan jengah. Beberapa kali ia melihat kearah jam tangan dengan kalep motif barbie miliknya seperti kegiatan wanita dewasa yang tengah menunggu seseorang. Kontras dengan penampilannya yang serba pink dengan pernak-pernik karakter lucu.

Dua orang pria yang terlihat masih muda dan berseragam Sabhara lengkap dengan baret mereka terlihat mendekati bocah itu.

"Alia ya?" Panggilan itu membuat bocah itu mendongak. Dia memperhatikan dua orang itu, dan bertanya lugu.

"Kaka polisi juga?" Dua pria itu tersenyum hangat.

"Iya" jawab pria yang bertanya padanya tadi.

"Namaku Alesya. Tapi biasa dipanggil Alea." Koreksi Alea.

"Kamu disini dengan siapa Alea?"

"Aku sendiri." Kedua pria itu mengerjap dan kemudian mereka berdua berbisik dan pria yang lebih tinggi terlihat masuk ke dalam kantor polisi.
Satunya lagi berjongkok dan memegangi bahu Alea

"Kamu masih kecil, jadi kalo pergi jangan sendirian, harus ada orang dewasa yang menemani. Mengerti?"

Alea cemberut. Bibirnya mengerut lucu. Polisi itu terkekeh pelan melihatnya

"Aku sudah dewasa, kak. Lagian aku mau jadi perempuan mandiri."

Polisi itu tertawa lepas mendengar celotehan bocah perempuan itu. Di belakangnya terdapat dua polisi pria mendekati. Salah salah satunya temannya tadi.

"Alea?"
Alea melihat kearah suara yang tidak asing lagi di telinganyabdan semakin cemberut.

"Ayaaaah!" Teriaknya dan berlari berhamburan memeluk kaki ayahnya.

Evan Adi Manunggal. Pria yang disebut ayah itu. Terkejut, senang sekaligus bingung melihat putrinya datang ke tempat kerjanya.

"Kenapa kamu bisa ada disini?"

"Dia sendiri disini, bang." Sahut pria yang berjongkok di depan Alea. Evan semakin terkejut mendengarnya. Dan menatap putrinya tidak percaya.

"Terima kasih Reno. Sudah menemani
putriku." Reno mengangguk dengan senyuman tipis.

"Ren, dipanggil pak Dadang."

"Oh? Oke. Mari, bang." Sambung Reno

"Iya terima kasih sekali lagi. Kamu juga Brian." Pria yang disebut Brian hanya mengacungkan jempol kanannya dan tersenyum lebar. Mereka berbalik memasuki kantor.
Evan berjongkok di depan putrinya.
Alea bersedekap dada.

ada apa? "Kamu beneran sendirian kesini?" Adalah pertanyaan yang keluar untuk putrinya.

"Aku dianter mba Ami tadi."

"Naik apa?" Tanya Evan cemas

Menaik turunkan kedua alisnya, Alea menjawab antusias, "ducati nya, lah!"

Shit!

Evan sangat kesal karena penggila kecepatan itu-Amira-membawa anak perempuannya dengan motor besar perempuan itu.

"Dan dia meninggalkanmu disini sendirian?" Geramnya

Dengan muka masam Alea menjawab,
"Nggak! Aku yang suruh supaya mbak Ami langsung pulang aja. Aku kira ayah udah selesai urusan kantor."

Amira's GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang