welcome home

1.7K 136 0
                                    

Menghembuskan nafasnya perlahan. Amira meletakkan tangan kanannya di dada.
"ternyata.. Ami emang jatuh cinta yah.. bu..." ucapnya dengan senyuman miris. Jantungnya berdetak selalu lebih cepat saat dia bersama Satya. Ia kira ini akan berhenti setelah lima tahun tidak berjumpa dan lost contact
dengan Satya. Ami merutuk dalam hati, lima tahun ternyata tidak cukup untuk melupakan seorang Sasetya dwi sudjatmiko yang ia beri lebih antensinya sepanjang hampir seumur hidupnya. Ami menoleh, Dewi tampak menggeliat kecil di sebelahnya. Ia melihat cincin yang bertengger manis di jari manis adiknya itu. Mau tidak mau, ia dipaksa untuk kembali ke kehidupan nyata.

Satya bukan lagi miliknya. Dia milik adik sepupunya sekarang. Mereka bahagia bersama karena saling mencintai, dan dia harus sadar itu.

She is only a stranger dalam hubungan antara Satya dan Dewi saat ini.

Amira mengakui sedikit kesal pada Satya karena bisa sampai kecolongan, sehingga Dewi bisa menyusup dan ditemukan dalam keadaan mabuk seperti ini. Pria itu harusnya bisa menjaga wanitanya dengan baik.
Tapi Amira sadar bahwa, semua ini bukan salah Satya sepenuhnya. Dewi juga pasti berperan dalam hal ini. Lagipula, Dewi wanita yang sudah beranjak dewasa dan sudah tau mana hal yang baik maupun buruk untuknya.

Lagi-lagi Amira menghembuskan nafasnya perlahan dan meyakinkan dirinya bahwa, she is only a stranger.

Terlihat sirine yang yang memekakan telinga melewatinya dengan arah yang berlawanan. Amira menyeringai puas.

Tidak terasa mereka telah sampai ke rumahnya. Dewi terlihat digendong oleh Satya ke kamar Dewi dan Amira hanya membiarkannya dan menatap mereka datar.

"Mmm... long time no see? Kakak nggak tau harus ngomong apa..  cuman kamu terlihat..." ucap Adam menggantung. Amira mengangkat salah satu alisnya dan menoleh kearah Adam Yudistira

"Beautiful? Wonderful? or Gorgeous?"

"I think.. itu semua artinya sama aja, kan? Ya ampuuun... kamu jadi tambah confident pulang dari London" Adam dan Ami terkekeh

"Ngomong-ngomong. Perasaan London nggak se panas itu deh ampe kamu bisa pulang jadi item gini" komentar Adam

"Kayaknya kakak harus belajar lagi deh buat mbedain mana yang sawo matang sama mana yang item" sahut Amira.

"tipically Amira banget, kan? Debat-able as always. Apa sih kelebihan si cunguk Satya itu ampe dulu kamu selalu gugup kalo di depan dia? Tapi kamu udah nggak gugupan kaya dulu di depan Satya tadi. Tapi, sumpah! bikin iri aja tuh anak! "

Amira merenung "Debat-able?"

"Jangan bilang pulang dari uk kamu jadi kuper, yak?"

"aku nggak kuper yah! kakak aja yang pake bahasa alay!"

Adam melotot dan berkacak pinggang sambil menghadap Amira

"Itu bukan bahasa alay yah! lagian sekarang lagi jamannya nyampurin bahasa indo sama inggris!"

"sekali alay ya alay ajalah, kak!"

Adam Yudistira berdecak sebal.
Mereka terdiam beberapa saat. Sampai-

"Kamu masih bisa setenang ini setelah apa yang mereka lakuin di belakang kamu?"

Amira diam beberapa saat sambil memikirkan pertanyaan Adam"mungkin... karena orang itu adalah Dewi?"

"dia perempuan baik-baik, kak. Itu aku bisa jamin"

"kamu masih tetep mikirin persepsiku tentang Dewi?"

"Ck. Aku harap Satya bakal nyesel udah ninggalin kamu"

"Aku harap juga gitu" sekali lagi mereka terkekeh pelan.

Tak lama, Satya turun dari lantai dua, dimana kamar Dewi berada. Ia menemui Adam yang sedang berbincang dengan Ami.

"Lo mau di sini aja, apa gue tinggal?"

"Eh, jangan gitu dong, Sat?!" jawab Adam

"Kan gue udah bilang mau nebeng ama nginep di apart lo"

"Am, kakak pulang dulu ama tuh anak ya"

"oke"

Saat beberapa langkah Adam dan Satya meninggalkan rumah itu,

"Eh, bentar Sat. Am, kakak minta nomer wa kamu dong!"

"Oh? ini" jawab Ami sambil menyodorkan i-phone dari saku jaket nya. Terlihat Adam sedang mengotak atik benda persegi itu setelah mengeluarkan i-phone nya juga.

"ini, nanti kaka hubungi dibales loh yah!"

"Ami usahain"

"Ck. Kamu kaya orang yang sibuk aja. Ah, iya! Sasongko corp. nggak akan bikin kamu nyantai lama-lama, kan?"

"Kakak pulang, deh. Lo nggak mau ngomong apa git- woy! Sat! Ah, elah tuh anak" Adam sangat kesal dengan Satya yang meninggalkannya bersama
Ami. Amira hanya tersenyum memaklumi. Dari dulu Satya tidak terlalu suka berdekatan dengannya.
Adam tersenyum tidak enak hati dan berpamitan kepada Amira setelah itu.

Amira teringat tentang Dewi dan mengirim pesan pada seseorang.

"welcome home..." desahnya lemas sebelum menaiki anak tangga menuju ke lantai dua dimana kamar lamanya berada. Di sebelah kamar Dewi
***
Hohoho..  tambah pendek keknya?🙄

Ah, nggak papa lah

Takut megap. Secara lagi puasa, kan?

Vote&comment ditunggu lohh...😁😁

Amira's GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang