Akhirnya hari ini pun tiba, setelah tiga hari berlalu melewati masa penyiksaan berupa MOS yang sudah dilalui Ayara. Hari ini dia sudah diperbolehkan memakai seragam putih abu-abunya, tidak lagi memakai kostum yang membuatnya malu setengah mati.
Hari ke-empat diisi dengan acara menyambut siswa-siswi ajaran baru. Setiap ekskul dipersilahkan tampil di acara tersebut, bahkan Band sekolah pun ikut menghibur dengan menyanyikan lagu Reggae.
Ayara masih duduk terdiam di depan kelasnya, menatap sebuah Band yang sedang menampilkan sebuah lagu, Band yang katanya terkenal di sekolah ini. Dan di sebelahnya duduk teman-temannya yang sedang heboh menggosipi Kakak kelas keren.
Lalu Ayara menatap kelas di hadapannya, yang hanya berjarak dua kelas dari kelasnya. Tiba-tiba matanya menatap cowok yang dengan santainya malah tertidur, dengan wajah yang ditutupi oleh buku tulis. Dia mengernyit bingung, itu orang tidur nggak tahu tempat, deh. Lagian masa nggak keganggu? Padahal berisik begini. Dia menggeleng heran dengan tingkah absurd cowok itu.
"Kamu kenapa ngelihatin Kak Raffa begitu banget?"
Pertanyaan Rina, teman sebangkunya, membuatnya seketika terperanjat kaget, "Apaan sih, Na. Ngagetin aja."
"Lagian kamu ngelihatin Kak Raffa begitu banget. Awas entar naksir," ledek Rina.
"Kak Raffa?" tanya Ayara bingung.
"Itu cowok yang lagi tidur di depan kelas itu. Namanya Raffa, Raffael Tedja Gunadhya anak kelas XII IPS 1, cowok nakal dan dingin yang nggak perduli sama sekitar, aku sih dengarnya begitu," jelas Rina tanpa diminta.
"Kok kamu bisa kenal sama dia?" Ayara kembali menatap bingung ke arah Rina, saat mendengar penjelasannya barusan.
Rina yang mendengar itupun terkekeh, "Semua orang juga kenal Kak Raffa, Aya. Kamu aja yang kudet."
Ayara terdiam, dia kembali memandang cowok bernama Raffa itu. Ketika dia sedang memandanginya, tiba-tiba tangan Raffa bergerak menyingkirkan buku di wajahnya, membuat dia bisa memandang dengan jelas wajahnya.
Raffael Tedja Gunadhya, cowok bermata sipit, rambut cepaknya yang sedikit berantakan, matanya yang sipit semakin sipit ketika dia mengernyit menatap sekeliling. Dia memiliki hidung yang mancung, bibirnya berwarna merah alami, wajahnya sangat terlihat baby face, siapapun yang melihatnya akan merasa gemas, kulitnya sangat putih, putih pucat seperti mayat. Satu kata untuk Raffa saat ini, Tampan!
Ayara terbelalak kaget ketika Raffa memandang balik kearahnya dengan tatapan tajam, mungkin dia merasa terganggu dengan tatapannya yang sangat intens ketika menatapnya tadi.
Lalu Ayara melihat Raffa berdiri, dia baru sadar kalau Raffa ternyata memiliki tinggi badan yang sepertinya jauh dari tinggi badannya, dan Raffa masuk ke dalam kelasnya begitu saja.
Dia terdiam, matanya masih memandangi kelas XII IPS 1 yang baru saja dimasuki Raffa. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang ketika mengingat tatapannya tadi, jangan bilang kalau dia jatuh cinta pada pandangan pertama! Dia menggelengkan kepalanya dengan cepat, mencoba menyangkal pikiran apapun yang ada di kepalanya. Bukan jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi kagum sama kegantengannya. Iya, kagum! Dia lalu mencoba untuk kembali fokus pada pertunjukkan Band di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raffa & Ayara (COMPLETED)
Teen FictionRaffa dan Ayara, sebuah kisah yang dimulai dari rumitnya percintaan anak SMA. Ayara yang sangat menyukai Raffa, namun secepat kilat hatinya langsung dipatahkan oleh Raffa. Bahkan bukan hanya itu, dirinya pun harus kembali melalui kisah yang teramat...