Part 18

417 23 2
                                    

Happy reading!


***


AYARA
"Melek Kay!"

Aku yang sedang asik berbincang dengan Mama Raffa, merasa terusik dan langsung menoleh menatap ke arah Raffa, yang kini sedang menuruni anak tangga bersama seorang gadis, yang aku yakini adalah Kayla, adiknya.

"Rusuh aja, ngantuk tahu!"

"Melek! Siapa suruh tidur, anak gadis itu nggak boleh tidur terus tahu Kay."

"Lah kenapa? Bang El aja sehari-harinya ngebo terus."

"Lah kan Abang bukan anak gadis."

"Tapi kalo ngambek udah kayak anak gadis."

"Heh!"

Aku langsung terkekeh ketika mendengar itu, entah kenapa mereka berdua terlihat sangat menggemaskan di mataku.

"Ini kenapa malah pada ribut di tangga sih?"

"Bang El nih, Ma. Masa Kay dibangunin."

Aku hampir saja tergelak ketika melihat ekspresi Raffa saat Kayla mengadu pada Mamanya.

"Bener dong apa kata Abang kamu, anak gadis nggak boleh tidur terus." perkataan Mamanya barusan malah membuat Kayla semakin memanyunkan bibirnya, sedangkan Raffa? Dia malah tersenyum meledek pada Adiknya.

"Eh iya, sini deh Kay, ada pacarnya Abang kamu."

Aku menoleh ketika mendengar perkataan Mama Raffa. Pacar? Yaampun! Padahal tadi aku sudah menjelaskan kalau aku ini hanya temannya Raffa, tapi Mama Raffa masih saja mengira kalau aku ini kekasih putranya.

Aku tersenyum ketika Kayla berjalan menghampiriku.

"Kak Ayara kan?"

Aku mengernyit, dari mana dia tahu kalau namaku Ayara?

"Bang El sering cerita tentang Kakak."

Aku menoleh menatap Raffa, apa yang orang ini ceritakan tentangku? Dan Raffa, dia malah menghindari tatapanku.

"Oya? Cerita apa?"

"Butuh waktu tujuh hari tujuh malam buat nyeritainnya, Kak."

"Lebay!" Raffa seketika berujar sewot mendengar perkataan Adiknya.

Sedangkan Kayla dia hanya terkekeh.

Aku yakin seratus persen kalau Kayla ini memang anaknya Tante Karina, wajah Kayla hampir semuanya mirip Tante Karina, cantik, dan satu lagi, Kayla sangat friendly seperti Mamanya. Jauh sekali dengan Raffa yang terkesan cuek dan tidak pedulian, sepertinya dia memang tidak sedikitpun mewarisi Mamanya, mungkin dia lebih mirip ke Papanya, mungkin. Entahlah.

"Abang ganti baju dulu deh, gerah," ujar Raffa tiba-tiba, membuyarkan lamunanku tentangnya, "jagain ya Kay, entar dia kabur, terus nyasar. Gue yang repot," lanjutnya lagi.

"Repot? Memangnya siapa yang minta diajak ke sini?" ketusku tidak terima ketika mendengar perkataan Raffa barusan.

Raffa malah terkekeh, dan aku makin menatapnya tajam. Nyebelin banget sih orang ini!

"Kalau tatapan bisa membunuh, mungkin udah lunas gue sekarang Ay."

"Apaan, sih."

Raffa tidak menjawab dia malah makin terkekeh geli, lalu beranjak pergi begitu saja ke kamarnya untuk mengganti pakaian seragamnya.

"Seneng deh aku lihatnya."

Aku menoleh menatap Kayla. "Maksudnya, Kay?"

"Lihat Kak Aya sama Bang El."

Raffa & Ayara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang