"Semenjak lo hadir, hidup gue berantakan! Kacau! Udah dua kali gue babak belur begini, semuanya gara-gara lo, Ayara!" -Si dingin yang sedang emosi.
***
Ayara melangkah keluar dari ruang guru, karena tadi dia dipanggil untuk mengambil buku tugas kelas X IPS 4, tugas matematika. Dan kebetulan, ketua kelas dan wakil ketua kelasnya sedang tidak ada, akhirnya dia sebagai sekretaris kelas yang harus mewakili. Ketika sedang berjalan melewati lorong kelas, sembari tangannya membawa beberapa tumpuk buku yang lumayan berat, tiba-tiba saja Alden datang menghampirinya.
"Sini gue bantuin, nggak boleh bawa yang berat-berat Aya, kasian entar tangan lo sakit," ujar Alden tersenyum lalu mengambil alih seluruh buku yang di bawa Ayara.
"Makasih, Kak," ujar Ayara, dia sama sekali tidak menolak tawaran Alden, karena tangannya terasa pegal, apalagi jarak kelasnya dari ruang guru lumayan jauh.
"Kenapa lo yang ngambil buku-buku ini?" tanya Alden menoleh menatap Ayara.
Mereka sekarang sudah berjalan berdampingan, dan sepertinya beberapa siswa yang sedang berada di koridor mulai tertarik untuk menatap ke arah mereka.
"Ketua kelasnya nggak masuk."
"Wakilnya?"
"Rapat ekskul."
Alden mengangguk paham, "Nanti pulang sama siapa?" tanyanya lagi, namun dengan topik yang berbeda.
"Abang angkot," jawab Ayara.
Alden terkekeh, "Pulang bareng gue mau?" tanyanya.
Ayara dengan cepat menoleh, lalu menggeleng.
"Kenapa?" tanya Alden terlihat kecewa.
"Gamau ada gosip."
Ketika Ayara mendongak, ternyata ada Raffa yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya. Memang sedari tadi dia berjalan menunduk, karena merasa tidak nyaman dengan tatapan penasaran dari siswa-siswi lain.
Raffa menatap sekilas pada Ayara dan Alden yang sedang berjalan berdampingan. Dia mencoba untuk tidak peduli, karena dia sudah memutuskan untuk menjauhi Ayara, dan memilih menuruti perkataan Yogi kemarin. Ketika dirinya berpapasan dengan Ayara, dia membuang muka, dan berjalan begitu saja tanpa menoleh sedikitpun pada Ayara.
Ayara terdiam, kenapa Raffa kembali bersikap cuek padanya? Padahal sebelumnya Raffa bersikap sangat manis. Dia jadi bingung dengan sikap tarik ulurnya Raffa, terkadang Raffa terlihat peduli, namun tidak lama Raffa akan kembali terlihat tidak peduli. Entah kenapa, sekarang dia mulai merasa kesal dengan sikap Raffa.
"Aya? Kok diem aja? Ayok itu kelasnya udah deket," ujar Alden membuyarkan lamunan Ayara.
Ayara menoleh, lalu mengangguk. Dia kembali berjalan, bersama Alden di sampingnya. Ketika sampai di kelas, Rina heboh sendiri karena melihat Ayara yang bersama Alden, membuatnya seketika dongkol dengan sikap hebohnya Rina.
*
Bel pulang baru saja berbunyi, Raffa dengan cepat meraih tas ranselnya setelah guru pelajaran terakhir keluar dari dalam kelas.
"Buru-buru amat sih, Raff," ujar Yogi, menatap bingung ke arah Raffa yang terlihat sudah ingin beranjak.
"Gue ada urusan. Duluan, Gi," pamit Raffa yang kini malah berlari keluar kelas.
Sedangkan Yogi, dia hanya menggeleng heran melihat tingkah aneh Raffa.
Sebenarnya Raffa tidak ada urusan, hanya saja dia sedang berusaha untuk menghindari Ayara, keluar kelas lebih dulu sebelum Ayara yang mendahului dan beresiko mereka akan berpapasan kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raffa & Ayara (COMPLETED)
Teen FictionRaffa dan Ayara, sebuah kisah yang dimulai dari rumitnya percintaan anak SMA. Ayara yang sangat menyukai Raffa, namun secepat kilat hatinya langsung dipatahkan oleh Raffa. Bahkan bukan hanya itu, dirinya pun harus kembali melalui kisah yang teramat...