Part 26

538 18 0
                                    

Akhirnya bisa update juga, setelah sekian lama cerita ini terdampar begitu aja😅

Selamat membaca!❤

***

Raffa menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah pukul setengah sembilan pagi. Kalau saja dia masih berstatus sebagai siswa SMA High School, mungkin saja sekarang akan ada anak OSIS yang sedang bertugas menjaga gerbang sekolah, yang akan segera melaporkannya kepada Pak Harry, seorang guru kesiswaan yang terkenal sadis ketika menghukum siswanya yang terlambat.

Hari ini mungkin saja akan menjadi hari terakhirnya menginjakkan kaki di sekolah ini, itupun tidak akan lama. Karena... dia hanya akan berpamitan saja.

Raffa berjalan dengan santai menaiki tangga menuju ke atap sekolah, tidak seperti dulu, saat dia menaiki tangga ini dia akan merasa khawatir, khawatir akan ada guru yang memergokinya sedang kabur dari pelajaran. Kalau sekarang dia tidak perlu khawatir lagi akan ada yang memergoki.

Dia menatap sekelilingnya, sepi, sangat sepi. Tentu saja, karena semua orang sedang sibuk melakukan kegiatan belajar mengajar.

Raffa sudah berada di atap sekolah sekarang, dari sini dia bisa menatap dengan jelas lingkungan sekolahnya. Dia menatap pintu-pintu kelas yang tertutup, ada beberapa yang terbuka dan terlihat beberapa siswa berebut keluar, mungkin sedang tidak ada guru yang mengajar, dulu saat seperti itu dia akan berpikir kalau saat-saat  free class adalah surga baginya.

Tanpa sadar dia tersenyum tipis, matanya lalu menatap lapangan, yang sekarang sedang dipakai olahraga. Dia bisa melihat dari atas sini, beberapa siswa sedang melakukan olahraga volly.

Dia jadi ingat, saat itu, saat di mana dia dan Yogi sedang makan di kantin padahal belum waktunya istirahat, alhasil kepergok oleh Pak Harry yang sedang mengecek ke kantin, karena takut-takut ada siswa yang kabur. Dan benar saja, bagaikan harimau yang melihat mangsa, Pak Harry dengan cepat menghampiri dirinya dan Yogi, dan langsung memberi hukuman, jalan jongkok sampai lapangan, belum puas, setelah sampai lapangan kami harus mengelilingi lapangan sebanyak dua puluh kali dengan berteriak 'Saya janji tidak akan kabur lagi'. Woah, bisa bayangkan bagaimana tersiksanya kami saat itu? Belum lagi saat jalan jongkok dari kantin menuju lapangan yang... Yang lumayan bisa membuat kaki menjadi seperti jelly, lemas cuy.

Namun hal absurdnya adalah, saat sedang berlari, tidak lama kelasnya Ayara datang untuk olahraga, lebih tepatnya untuk bermain volly. Dan, entah kebetulan atau apa, tepat saat itu juga Ari dan Daniel lewat. Dia sangat ingat betul hal kampret apa yang di ucapkan Ari pada saat itu.

"Raffa semangaaatss!!! Ada Ayara yang memperhatikan," teriak Ari dengan kencangnya, "selama bendera kuning belum melengkung, Ayara masih bisa lo rebut dari Alden!!!" alhasil, semua orang menoleh dan tertawa terbahak, mendengar Ari yang salah mengucapkan perumpamaan. Dia itu, sepertinya memancing sekali untuk Raffa dan Alden bertengkar, apalagi Ayara yang memang sudah menjadi kekasih Alden.

"Janur kuning, goblok! Janur kuning! Udah salah teriak lagi!" Yogi yang masih ngos-ngossan sempat-sempatnya malah berteriak.

"Ya itu dah pokoknya!" selorohnya, "Raff, anggap aja lo lagi lari buat rebut Ayara. Yang kenceng dong larinya! Maraton kalau perlu! Jangan lemah kayak begitu, dong!" tuhkan? Memancing kemarahan Alden sekali.

"Eh, kampret! Ngomong sekali lagi abis lo!" Raffa berteriak kesal, dan tanpa sadar malah berlari mengejar Ari yang sudah kabur duluan. Bagaimana tidak kesal? Mau di taruh di mana mukanya, apalagi di sana ada Ayara, yang langsung digodai oleh seluruh teman sekelasnya.

Karena Raffa yang terus-terusan kejar-kejaran dengan Ari, dan lagi-lagi kepergok oleh Pak Harry, akhirnya hukuman Raffa bertambah dan Aripun ikut di hukum, yang langsung ditertawakan oleh Daniel.

Raffa & Ayara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang