Part 25

416 15 0
                                    

Happy reading!❤



***

Raffa menatap ponsel di genggamannya, dia baru saja membaca pesan yang baru masuk, pesan yang dikirim oleh Papanya, yang entah kenapa, membacanya saja malah membuatnya seketika kehilangan mood.

Papa
Papa harap Abang tidak terlalu lama mengurus semuanya di sana. Papa tunggu kedatangan Abang di Malang.

Raffa menarik nafas, sungguh dia benar-benar belum siap harus berpisah dengan orang-orang terdekatnya sekarang. Boleh nggak sih kalau gue kabur aja?

"Ada apa?"

Raffa tersentak kaget, dia lalu menoleh, menatap Alden yang sekarang sudah berdiri di sampingnya. Eh, setan! Bisa nggak sih kalau datang ngasih kode dulu? Ngagetin aja, sialan! Dia menarik nafas sebentar, lalu berujar, "Gue nggak mau basa-basi." dia terdiam sejenak. "Apa yang lo dengar tadi, gue harap lo nggak kasih tahu siapapun dulu." lanjutnya lagi.

"Kenapa?"

"Karena itu masalah gue, urusan gue, dan cuman gue yang berhak kasih tahu semua itu."

Alden tersenyum sinis, lalu terkekeh. "Oya? Bukan karena lo takut kalau gue bakalan bocorin ini ke Ayara? Gue yakin kalau dia belum tahu soal ini."

Raffa menatap Alden tajam, dia lalu balas tersenyum, tidak kalah sinisnya. "Kenapa gue harus takut?" tantangnya.

"Karena Ayara suka sama lo, dan lo bakalan pergi ninggalin dia. So, dia bakalan kecewa sama lo. Pura-pura bego, atau lo emang bego beneran?"

Raffa terdiam mendengar perkataan sinis Alden. Dari mana dia tahu kalau Ayara suka sama gue.

"Ayara sendiri yang bilang sama gue." Alden  seakan bisa membaca pertanyaan yang berada di benak Raffa, dia berujar ketika melihat wajah bingung Raffa. "Seharusnya lo pergi dari dulu, Raff." lanjutnya lagi, dan membuat Raffa kembali menatapnya tajam.

"Maksud lo apa?"

"Ya, seharusnya lo pergi dari dulu. Mungkin sekarang hati Ayara bakalan jadi milik gue, seutuhnya."

Raffa terkekeh meremehkan. "Jangan ngimpi! Bahkan Ayara suka gue sebelum dia kenal lo!" ketusnya.

Alden tersenyum. "Tapi, siapa yang sempat milikin dia lebih dulu?"

"Hanya sempat memiliki, kan? Bukan memiliki selamanya?" tanya Raffa sarkastik, "sempat memilik dan memiliki selamanya itu punya arti yang jauh berbeda, gue kasih tahu kalau lo nggak tahu!" lanjutnya lagi dengan ketus.

Sekarang Raffa dan Alden saling melemparkan tatapan tajam, bahkan Alden sudah mengepalkan kedua tangannya dengan kesal, karena mendengar perkataan Raffa barusan.

"Seenggaknya, gue yang paling punya banyak kesempatan buat deketin Ayara, karena gue yang bakalan selalu ada di dekat dia."

"Lo nggak tahu, Ald? Walaupun gue di Malang, hati Ayara bakalan tetap buat gue."

"Cinta Ayara ke lo itu cuman sementara, lo pergi juga dia bakalan lupa. Gue ingetin, jangan terlalu berharap lebih Raffael Tedja!"

"Sialan!" Raffa menatap marah pada Alden, tangannya sekarang sudah mencengkram kencang kerah baju seragam Alden.

Alden malah terkekeh melihat respon Raffa. "Gue nggak habis pikir, kenapa Ayara suka sama cowok model kayak lo!"

Raffa tersenyum sinis, cengkraman di kerah baju seragam Alden semakin mengencang. "Gue yang harusnya bilang begitu. Gue nggak habis pikir, kenapa Ayara sempat mau nerima cowok kayak lo!"

Raffa & Ayara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang