Ayara memasuki kelasnya dengan santai, masih ada waktu 15 menit sebelum akhirnya bel masuk berbunyi. Dia lalu menaruh tas ranselnya di meja, dan duduk di kursinya.
Kelas masih sepi, belum terlalu ramai, bahkan Rina dan Jessi pun belum datang. Ayara lalu mengambil ponselnya karena merasa bosan, dia bukan termasuk anak yang mudah bergaul, tidak heran kalau temannya hanya sedikit.
"Ayaa.. Kamu harus ikut aku, ayok sebelum ketinggalan!" Rina tiba-tiba memasuki kelas dengan hebohnya sehingga membuat sebagian anak di sekitarnya ikut menoleh.
"Apaan sih, Na? Pagi-pagi udah heboh aja," ketus Ayara, dengan tangan yang masih sibuk memainkan ponselnya.
"Aya, entar dulu main hp nya!" Rina mengambil ponsel Ayara secara paksa.
"Siniin, ih."
"Entar dulu. Ayok ikut aku, ada kejadian spektakuler!" Rina dengan cepat menarik tangan Ayara untuk mengikutinya.
"Spektakuler apaan sih, Na!" ujar Ayara kesal karena ditarik begitu saja.
Ternyata Rina membawa Ayara ke hadapan kelas XII IPS 1, yang di dalamnya sudah banyak orang yang berkumpul.
Ayara melihat seluruh siswa kelas XII IPS 1 sedang mengerubungi seorang siswi yang tergeletak pingsan, dia kenal siswi itu. Dia Fani anak kelas X IPA 1. Ayara mengernyit bingung, Kenapa anak IPA bisa nyasar di IPS? Apalagi Fani kan anak kelas X, kenapa bisa ada di kelas XII?
"Raffa! Bantuin dong! Ini semua kan gara-gara kamu! Jangan diem aja!" teriak Mila salah satu siswi kelas XII IPS 1.
Ayara yang mendengar itupun seketika menoleh mencari keberadaan Raffa, dan ternyata Raffa sedang duduk di bangku paling belakang, di pojok, dengan kedua kakinya di naikkan ke atas meja, dengan wajah yang terlihat tidak peduli.
"Fani itu suka sama kamu, Raff! Dia pingsan juga gara-gara kamu tolak cintanya!" Mila kembali berteriak jengkel ke arah Raffa, sedangkan teman-temannya malah asik menjadi penonton.
Raffa menurunkan kedua kakinya, lalu berjalan ke arah Mila dan Fani yang masih tidak sadar, dia menatap Fani insten sembari terkekeh meremehkan, "Gue yakin kalau dia cuman pura-pura pingsan, karena nggak sanggup nahan malu. Cewek cari sensasi!" Raffa berujar dingin, menatap Mila sebentar, lalu mulai beranjak pergi.
"Raffa, kamu tuh keterlaluan banget sih! Fani beneran pingsan! Raffa!" Mila kembali berteriak ke arah Raffa yang sudah mulai beranjak pergi.
Raffa tidak menghiraukan teriakan Mila, dia tetap berjalan keluar kelas. Dan di pintu keluar, dia melihat Ayara yang sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan, untuk beberapa saat dia dan Ayara saling bertatapan, hanya beberapa saat karena dia langsung melengos pergi begitu saja.
Ayara terdiam, dia benar-benar tidak percaya Raffa akan bersikap sekejam itu. Ya, walaupun dia sendiri pernah diperlakukan seenaknya oleh Raffa. Tapi kan, masa iya harus sekejam itu, sampai Raffa tidak mau membantu Fani yang sudah jelas-jelas pingsan, dia malah pergi begitu saja tanpa rasa bersalah.
Tidak lama Ayara melihat Yogi, sahabat dekat Raffa, mengangkat tubuh Fani, membopongnya, lalu membawanya keluar, melewati dirinya dan Rina, yang dia yakini pasti akan membawanya ke UKS, diikuti dengan Mila di belakangnya.
"Kak Yogi itu baik banget, beda banget deh sama Kak Raffa. Kok, mau ya Kak Yogi temenan sama orang kayak Kak Raffa," ujar Rina pelan.
"Ini yang kata kamu spektakuler?" tanya Ayara ketus, dia lalu mulai beranjak pergi menuju kelasnya.
"Lho, kan emang spektakuler, Aya. Sayang banget kita nggak lihat pas Fani nembak Kak Raffa," Rina berujar kecewa lalu mulai ikut melangkah di sebelah Ayara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Raffa & Ayara (COMPLETED)
Teen FictionRaffa dan Ayara, sebuah kisah yang dimulai dari rumitnya percintaan anak SMA. Ayara yang sangat menyukai Raffa, namun secepat kilat hatinya langsung dipatahkan oleh Raffa. Bahkan bukan hanya itu, dirinya pun harus kembali melalui kisah yang teramat...