Part 12

473 23 0
                                    

Di part ini spesial isinya kebanyakan dari sudut pandang Raffa🙂

Happy reading!❤

.
.
.
.
.

***


RAFFA
Gue memasuki rumah dengan lemas, sejak tadi pagi, saat Alden bilang kalau dia udah jadian sama Ayara, rasanya, sebagian jiwa gue ikut pergi, dan akhirnya malah bikin gue kelihatan jadi kayak mayat hidup. Iya mayat hidup! Lo bayangin aja gimana kalau mayat balik hidup lagi! Percis kayak gue sekarang!

Gue nggak habis pikir, ini kenapa galau gue nggak hilang-hilang, malah rasanya makin hari kok makin tambah parah aja! Bikin gue makin malas ngelakuin hal apapun.

Gue inget kata-kata Ayara tempo hari, dia bilang dia bakalan balikin hidup gue yang damai. Namun kenyataannya dia malah bikin hidup gue tambah kacau, bikin gue tambah nggak enak mau ngapa-ngapain, dan sekarang Ayara malah bikin gue jadi malas ke sekolah. Ck, bukannya bikin tambah damai malah bikin gue tambah hancur!

"Bang El."

Gue hampir aja terjatuh, karena tiba-tiba badan gue dipeluk begitu aja. Entah pelukannya yang kelewat kencang atau guenya yang kelewat lemes, untung masih ada tenaga buat nahan. Kalau nggak, bisa-bisa ada adegan tragis, Kejengkang karena nggak siap dipeluk, kan nggak lucu!

Gue menatap gadis yang sekarang sedang memeluk tubuh gue erat. Gue mengernyit bingung, ini anak kapan datengnya? Kok tiba-tiba nongol begitu aja kayak setan? Tapi gue nggak ambil pusing, karena sekarang gue udah balas memeluknya erat, gue kangen banget sama anak ini. Seriusan gue kangen banget!

"Kay kapan datang? Kok, nggak bilang sama Abang?"

Rakayla Tedja Adriani. Seperti yang pernah gue bilang tempo hari, gue punya adik perempuan. Dan ya, ini dia. Dia yang lagi peluk gue, adik kesayangan gue, segala-galanya buat gue.

Kayla melepaskan pelukannya dari tubuh gue, dia lalu menatap gue. Setelah itu cengengesan nggak jelas. "Suprise!!!" tiba-tiba dia teriak kenceng banget, apalagi suaranya cempreng parah, bikin gue seketika langsung berdoa semoga telinga gue nggak mendadak budek.

Gue terkekeh, lalu mengacak rambutnya gemas. "Kangen deh Abang sama suara cempreng kamu itu."

Gue lihat wajah dia cemberut, Kayla ini memang paling nggak nyadar diri kalau suaranya itu cempreng. Dan selalu membela diri kalau suara dia itu katanya menggelegar halilintar, Agnes Mo aja kalah katanya. Gue iyain aja, daripada mewek.

"Enak aja cempreng! Suara aku itu bagus, nggak ada yang bisa ngalahin! Agnes Mo aja kalah sama suara aku tahu!"

Tuh kan baru gue bilangin, dia udah ngomong begitu. "Iya deh. Abang percaya, kok. Kenapa nggak bilang kalau mau datang?" tanya gue lagi.

"Mama bilang ke Papa kemarin, kalau Bang El akhir-akhir ini kayak orang linglung. Daripada entar Bang El jadi gila katanya, jadi Mama minta aku buat temenin Bang El di sini," jelasnya tersenyum senang.

Gue diam. Gue baru nyadar kalau ternyata selama ini nyokap gue merhatiin gue, dan memang akhir-akhir ini gue kayak orang linglung. Saking takutnya gue jadi gila, nyokap malah nyuruh Kayla dateng jauh-jauh dari Malang ke Jakarta.

Nyokap memang paling tahu, mood gue akan selalu membaik kalau sudah berhadapan dengan Kayla. Adik kesayangan gue ini.

"Aku punya kabar gembira buat Bang El," teriaknya lagi heboh.

"Apa?" tanya gue bingung.

"Mulai hari ini aku bakalan tinggal di sini, dan sekolah di sini. Seneng deh bisa tinggal sama Bang El dan Mama, lagi," Kayla berteriak heboh lagi lalu kembali memeluk tubuh gue erat, dan gue pun nggak kalah senangnya. Akhirnya gue bisa tinggal bareng lagi sama Kayla.

Raffa & Ayara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang