"Biarin dia jadi milik lo karena takdir. Bukan karena cara rendahan, yang lo dapetin hasil ngambil punya orang."
***
Ayara berjalan menyusuri koridor sekolah untuk pulang, dengan pikiran yang berkecamuk, dia bingung dengan sikap Rina yang tiba-tiba menjadi aneh. Apalagi Jessi yang belakangan ini kebanyakan diam, tidak seperti biasanya. Ada apa sih sebenarnya sama mereka?
Ayara berjalan dengan melamun, dia sama sekali tidak memperhatikan jalanan. Sampai akhirnya.
DUGH!
"Argh..."
Ayara terperanjat kaget, dia baru saja menabrak tubuh seseorang, wajahnya sepertinya baru saja menabrak dada bidangnya. Dia dengan cepat mendongak, begitupun orang yang dia tabrak, orang itu menunduk untuk melihat siapa yang baru saja menabraknya.
"Kak Raffa."
"Ayara."
Ujar mereka berbarengan, dengan wajah yang sama kagetnya. Merasa jarak wajahnya dan Raffa terlalu dekat, Ayara segera menjauh dari tubuh Raffa, karena kalau tidak orang lain akan salah paham, posisi mereka tadi seperti orang yang sedang berpelukan.
Sedangkan Raffa hanya terdiam, tadi dia sedang fokus membalas pesan dari Kayla. Dia sama sekali tidak memperhatikan jalanan, sampai akhirnya ada seseorang yang menabraknya, yang membuatnya seketika meringis.
"Maaf aku nggak sengaja," ujar Ayara menunduk.
"Nggak sepenuhnya salah lo, kok. Gue juga tadi nggak lihat jalanan," balas Raffa tersenyum.
Ayara tidak menjawab, dia menyesali kebodohannya karena sudah bengong selama berjalan. Kalau saja dia memperhatikan jalanan, mungkin saja dia tidak akan menabrak Raffa.
"Kepala lo nggak apa-apa?" tanya Raffa, karena menurutnya Ayara lumayan kencang menabraknya tadi.
Ayara menggeleng, dia masih tidak berani untuk menatap Raffa.
Raffa terdiam, dia menatap Ayara intens. Dia merasa kecewa karena Ayara tidak mau menatapnya, Ayara seperti menghindari bertatapan dengannya.
"Aku duluan," pamit Ayara tiba-tiba, dia lalu ingin beranjak pergi melewati Raffa, dengan kepala yang masih menunduk.
Saat Ayara ingin melewati Raffa, Raffa meraih tangan Ayara yang seketika membuat langkah Ayara terhenti, dia lalu menoleh menatap Raffa tajam. "Lepa..."
"Kalau jalan jangan bengong, Ay. Untung gue yang lo tabrak, coba kalau orang lain? Atau lebih parah lagi malah kendaraan gimana?" tanya Raffa memotong perkataan Ayara.
Ayara terdiam.
"Dulu jendela yang ditabrak, sekarang gue. Jangan nabrak terus, Ay. Kasian kepala lo, sakit," ujar Raffa lagi, tangannya sekarang sudah mengacak rambut depan Ayara. Dia lalu tersenyum hangat.
Tangan kanan Raffa masih menggenggam pergelangan tangan kiri Ayara, dengan posisi mereka saling berhadapan. Sedangkan tangan kirinya sedang mengacak-acak rambut Ayara. Siapapun yang melihatnya, akan merasa kalau posisi mereka sekarang sangat terlihat romantis.
Ayara menatap Raffa tajam, dia tidak menyangka Raffa akan bersikap seperti ini. Dia tidak ingin tertipu lagi dengan sikap manis Raffa, dia sudah bertekad akan melupakan Raffa secepatnya.
Raffa balik menatap Ayara, tangannya masih berada di kepala Ayara. Kalau bukan di area sekolah, sudah pasti dia akan memeluk Ayara. Demi apapun, dia sangat merindukan perempuan di hadapannya ini. Rasanya, dia ingin jujur saja pada Ayara, dia sudah tidak sanggup untuk berpura-pura lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raffa & Ayara (COMPLETED)
Teen FictionRaffa dan Ayara, sebuah kisah yang dimulai dari rumitnya percintaan anak SMA. Ayara yang sangat menyukai Raffa, namun secepat kilat hatinya langsung dipatahkan oleh Raffa. Bahkan bukan hanya itu, dirinya pun harus kembali melalui kisah yang teramat...