Part 23

368 18 0
                                    

Waah akhirnya setelah sekian lama bisa update juga😭 maaf banget karena ngaretnya kelamaan😥 semoga masih ada yang nunggu dan mau baca yaps😌

Ada yang kangen Raffa & Ayara nggak? Kalau saya sih kangen banget sama mereka hehe❤

Happy reading!😘


***

Ayara memasuki kelasnya dengan malas, dia lalu menatap sekelilingnya yang ternyata masih kosong. Wajar, ini masih sangat pagi. Dia sengaja datang lebih awal, karena
menghindari bertemu dengan orang-orang yang akan selalu mencemoohnya ketika tidak sengaja berpapasan dengannya nanti.

Semakin hari dia semakin muak dengan orang-orang yang selalu menganggapnya rendah. Kemana pun dia berjalan selalu ada komentar-komentar jelek dari orang-orang, jujur saja dia merasa hidupnya semakin tidak nyaman sekarang.

Ayara benar-benar tidak menyangka, sekolah yang dia impi-impikan, ternyata berisi anak-anak yang tidak berperasaan. Mereka selalu mencibir dirinya, bahkan tanpa berkaca terlebih dahulu. Ya, walaupun tidak semuanya seperti itu.

Pikiran Ayara tiba-tiba melayang pada kejadian kemarin, saat Raffa yang mendadak bersikap aneh. Memang benar, kan? Menurutnya Raffa terlihat sangat aneh, atau mungkin hanya perasaannya saja?

Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan semua perkataan Raffa kemarin, saat dia mengatakan  seolah-olah dirinya tidak akan selalu berada di sampingnya. Tapi, bukannya memang selama ini Raffa tidak selalu berada di sampingnya ya? Kenapa malah perkataan Raffa kemarin terlihat seperti perpisahan? Dan kenapa dia merasa ada yang Raffa sembunyikan darinya?

Ayara menggeleng, mencoba menghapus semua pikiran-pikiran aneh yang tiba-tiba datang. Mungkin saja dia begini karena terlalu takut akan di jauhi lagi oleh orang-orang terdekatnya, jadi dia malah merasa kalau Raffa juga akan ikut menjauhinya. Mungkin dirinya saja yang terlalu berlebihan memikirkan perkataan Raffa, yang sama sekali tidak ada yang aneh. Iya, kan? Anggap saja memang tidak ada yang aneh.

"Aya."

Ayara menoleh, menatap ke arah pintu. Matanya menatap tidak percaya seseorang yang sekarang sedang berdiri di dekat pintu, sedang menatapnya juga.

"Bisa ngobrol sebentar nggak?" tanyanya.

Ayara tidak bergeming, dia masih terdiam. Dia sama sekali tidak percaya kalau orang itu masih mau menemuinya, setelah kejadian tempo hari.

"Aya?" dia kembali memanggil Ayara.

Ayara terdiam, berpikir sejenak, menarik nafas panjang lalu mulai beranjak berjalan ke arah pintu.

"Kita ngobrol di taman aja," ujar Ayara setelah berada di hadapan orang tersebut, lalu kakinya melangkah untuk berjalan lebih dulu.

Baru berapa langkah, tangannya di tarik untuk berhenti melangkah, lalu di genggamnya erat. "Aya, gue..."

Ayara menoleh, melepaskan tangannya dari genggaman orang itu.

"Kak Alden, aku bilang kita ngobrol di taman aja."

*

AYARA
Aku menatap Alden yang sekarang duduk di sampingku, kami sedang duduk di bangku taman sekarang.

"Gue minta maaf."

Jadi kedatangan Alden ke sini untuk meminta maaf? Tapi kenapa? Bukannya kemarin dia sangat-sangat marah? Bahkan untuk mendengar penjelasanku saja enggan.

Alden menoleh menatap mataku, aku bisa melihat dengan jelas penyesalan di wajahnya.

"Aya." dia menggenggam tanganku erat, "Gimana caranya gue nyembuhin rasa sakit yang lo rasain sekarang?" lanjutnya lagi.

Raffa & Ayara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang