Bel pulang baru saja berbunyi, Ayara keluar bersama Rina dan Jessi di sampingnya.
"Ayara."
Ayara menoleh, dia lalu melihat Bima yang sudah berdiri di depan pintu kelasnya.
Rina menatap tidak percaya kedatangan Bima. Kenapa Kak Bima ada di sini? Dan kenapa dia manggil Aya?
"Ikut gue sebentar."
Baru saja Bima ingin meraih tangan Ayara namun dengan cepat di tepis olehnya, "Mau apa?" tanya Ayara.
Hubungan Ayara dan Rina baru saja membaik, dan tidak terasa canggung lagi diantara mereka. Dia tidak mau dengan datangnya Bima, Rina akan salah paham padanya.
"Ada urusan apa Kak Bima sama Aya?" Jessi akhirnya ikut bertanya.
"Bukan urusan lo," ketus Bima.
Ayara menatap Bima tajam. Mau apa sih dia ke sini?
"Jelas urusan aku, karena Aya itu temen aku," jawab Jessi sama ketusnya.
Bima tidak menjawab, dia malah menatap ke arah Rina yang hanya terdiam. "Lo Rina kan?"
Rina yang mendapat pertanyaan seperti itupun hanya mengangguk.
"Gue bener-bener berterima kasih karena lo dengan suka rela selalu perhatian sama gue, dan mau menyukai gue selama ini. Tapi, gue minta maaf, gue nggak bisa balas perasaan lo, cewek yang gue suka selama ini Ayara, bukan lo. Maaf," jelas Bima panjang lebar, jujur saja sebenarnya dia tidak ingin mengatakan ini. Dia sangat tahu pasti, Rina akan merasa hancur mendengar perkataannya, namun dia memang harus melakukan ini agar Rina tidak semakin dalam berharap padanya.
Ayara menatap Bima tidak percaya, Jessi diam dia masih tidak menyangka dengan apa yang dia dengar barusan, sedangkan Rina seketika dia merasakan dadanya sesak, dia benar-benar tidak percaya kalau ternyata perkataan Fani tempo hari memang benar, bahkan tanpa sadar air matanya sudah menetes.
Rina lalu menatap Ayara tajam. "Aya? Ada hubungan apa kamu sama Kak Bima?"
Ayara menggeleng. "Nggak ada, Rin," jawabnya, "Kak Bima ini apa-apaan, sih?" tanyanya lagi, yang sekarang menatap Bima.
"Maafin gue, Aya. Gue nggak bisa bohongin perasaan gue lagi. Gue suka sama lo, Aya," ujar Bima menatap Ayara.
"Jadi benar apa kata Fani sama aku? Aku nggak nyangka kamu kayak begitu, Aya." Rina benar-benar merasa kecewa, air matanya pun malah semakin deras menetes.
"Rin, dengerin aku dulu. Ini nggak seperti yang kamu pikirin." Ayara ingin mencoba menjelaskan pada Rina, namun tiba-tiba mulutnya kelu, dia bingung harus menjelaskan bagaimana. "Kak Bima jelasin! Kalau ucapan Kak Bima barusan itu bohong!" bentaknya, dia sekarang merasa marah pada Bima yang melakukan hal seenaknya tanpa berfikir terlebih dahulu.
"Gue suka sama lo!" Bima balas berteriak. "Apa salah kalau gue suka sama lo? Sebegitu nggak menariknya gue di mata lo, Ayara?" tanyanya dengan suara sedikit rendah, matanya masih lurus menatap Ayara.
Ayara menggeleng tidak percaya. "Berhenti bicara omong kosong!"
"Apanya yang omong kosong? Gue bener-bener suka sama lo! Gue serius Ayara!"
"Aya? Apa maksudnya ini?" Jessi yang sedari tadi hanya menjadi penonton pun akhirnya ikut angkat bicara.
"Dengerin aku dulu." Ayara menatap Jessi dan Rina, berharap mereka akan mengerti keadaannya. Namun, kalau sudah seperti ini bagaimana dia akan menjelaskannya?
BUGH!!!
Alden tiba-tiba datang dan menghajar wajah Bima begitu saja. "Ngomong apa lo, hah!" teriaknya marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raffa & Ayara (COMPLETED)
Novela JuvenilRaffa dan Ayara, sebuah kisah yang dimulai dari rumitnya percintaan anak SMA. Ayara yang sangat menyukai Raffa, namun secepat kilat hatinya langsung dipatahkan oleh Raffa. Bahkan bukan hanya itu, dirinya pun harus kembali melalui kisah yang teramat...