Part 1

1K 32 0
                                    

Ayara Salshabilla cewek yang sedang duduk termenung di bangkunya, karena bingung harus masuk ke SMA yang mana. Teman-teman putih biru nya kebanyakan memilih masuk ke SMA Tuna Bangsa yang menurutnya biasa saja, sedangkan dirinya ingin masuk ke SMA yang sedang ramai dibicarakan.

SMA High School, walaupun masih banyak SMA yang lebih bagus namun sekolah itu sudah termasuk dalam daftar sekolah terfavorit. Selain wilayahnya yang terkenal bersih, sekolah itu juga sudah banyak menghasilkan penghargaan-penghargaan dari anak-anaknya yang terkenal berbakat.

Namun, bukan hanya itu saja yang membuat Ayara tergiur untuk masuk ke SMA tersebut, karena menurut gosip yang beredar, anak-anak High School termasuk golongan anak-anak keren yang banyak diminati.

Sekali lagi Ayara termenung, dia ingin sekali daftar ke SMA tersebut. Namun, mengingat percakapannya dengan temannya di kelas tadi, Ayara sedikit ciut untuk melanjutkan mendaftar.

Flashback

"Serius kamu mau daftar di SMA High School?" tanya Shifa teman sebangkunya.

"Fa, dari dulu emang itu impian aku buat bisa sekolah di sana."

"Kamu nggak takut nggak keterima di sana? Aku dengar katanya kalau nggak keterima kamu bakalan dilempar ke SMA yang anak-anaknya isinya anak nakal semua." Alma yang sedang membaca novelnya ikut angkat bicara.

Ayara tahu konsekuensinya kalau sampai dia tidak diterima di SMA High School. Namun, apa salahnya kan mencoba?

"Bukannya kita mau nakutin kamu, Aya. Kita sih ambil aman aja. Nem buat masuk ke SMA High School harus besar lho, paling kecil kita harus dapet rata-rata 89,78 kalau mau masuk ke sana," ujar Alma lagi, semakin membuat Ayara bingung harus memilih apa.

Flashback Off

Ayara kembali termenung. Itu yang membuatnya merana, Ujian Nasional yang tiga bulan lagi akan dilaksanakannya untuk mengakhiri putih-birunya itu membuatnya semakin panik. Dia sama sekali bukan murid pintar, akademiknya hanya mencakup rata-rata. Kalau sampai nilai Ujian Nasional nya kecil, dan tidak memenuhi nilai rata-rata yang tertera untuk memasuki SMA High School, sudah pasti bayangan-bayangan bagaimana serunya bisa masuk sekolah itu pupus sudah.

Ayara kembali menghela nafasnya, sungguh dia benar-benar merana.

*

"Assalamualaikum," Ayara mengucap salam sembari memasuki rumahnya.

"Waalaikumsalam," sahut Mama Ayara yang terdengar dari arah dapur.

Ayara berjalan ke arah dapur, menghampiri Mamanya yang sepertinya sedang memasak, lalu dia mencium punggung tangan Mamanya, dan pamit untuk pergi ke kamarnya.

Setelah sampai di kamarnya dia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur kesayangannya, tanpa mengganti pakaian seragamnya, melepas sepatunya, bahkan tas gendongnya pun dia lempar begitu saja. Begini yang namanya anak gadis ya?

Baru beberapa menit dia mencoba memejamkan matanya, tiba-tiba Mamanya memasuki kamarnya begitu saja, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Ada temen-temen kamu tuh di luar, ganti dulu seragam sekolahnya," ujar Mamanya lembut.

"Iya, Ma. Bilangin tunggu bentar," jawab Ayara malas. Baru aja mau lelap, ada aja yang ganggu. Sebel.

"Makan dulu baru nanti main." Mamanya kembali mengingatkannya, lalu beranjak keluar dari dalam kamarnya.

*

Sekarang Ayara sedang berada di depan teras rumahnya bersama ketiga sahabat terdekatnya di rumah.

Raffa & Ayara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang