"Bang, aduh! Bangun dong. Nanti kamu ketinggalan pesawat." Mama Raffa sedari tadi tidak berhenti mencoba membangunkan Putra sulungnya, namun sepertinya tidak ada tanda-tanda kalau Raffa akan segera beranjak bangun. "Kamu tuh, Bang. Udah tahu harus kejar pesawat nanti jam 10, tapi malah begadang! Kalau ketinggalan gimana coba? Harusnya Papa kamu tuh cari penerbangan sore aja." dia kembali mengomel dengan kesal. Namun, lagi-lagi yang dibangunkan tidak terusik sama sekali. Dia itu, tidur apa pingsan sih?
"Aduh, Ma. Berisik banget, entar juga Bang El bangun sendiri kok," ujar Kayla yang sedari tadi hanya berdiri di ambang pintu, menatap Mamanya yang sedang berusaha membangunkan Raffa, Abang kesayangannya, akhirnya angkat bicara. Dia jadi merasa iba kepada Mamanya yang terus mengoceh, namun Abang kesayangannya itu masih saja tengkurap di atas kasur, tanpa terganggu sedikitpun.
"Iya, kalau Abang kamu bangun, kalau nggak? Kamu tuh kayak nggak tahu Abang aja, dia tuh kalau begadangnya kelewatan, bangunnya juga kelewatan siangnya!"
"Yaudah bagus, biar Abang nggak jadi berangkat aja." Kayla jadi merasa sedih lagi, akhirnya hari ini pun tiba, hari perpisahan dengan Raffa, Abang kesayangannya. Dia jadi berharap, kalau Abangnya ketinggalan pesawat saja. Jahat memang.
"Heh, kamu tuh! Abang ke sana juga kan buat masa depan dia. Udah sana bangunin Bang El kamu. Papa kamu nelpon nih, pasti mau nanyain, Abang udah siap apa belum. Padahal, anaknya masih asik ngedoprak di kasur." Mama Raffa masih saja mengomel kesal, sekarang dia sudah berjalan keluar, ingin mengangkat telpon, karena ponselnya sedari tadi tidak berhenti berbunyi.
Kayla masih terdiam, berdiri di ambang pintu. Dia menatap Raffa yang masih tertidur, dia tidak yakin Raffa masih tertidur nyenyak setelah mendengar suara nyaring Mamanya. Dia lalu berjalan menghampiri Raffa. "Bang El, bangun."
Tidak ada jawaban dari Raffa.
"Bang El, bangun nggak! Kebo banget ih, sok-sok'an ngatain aku kebo, padahal Bang El juga kebo," ketus Kayla kesal.
"Jam berapa sekarang?" Raffa akhirnya mendongak menatap Kayla, matanya yang sipit semakin tidak terlihat ketika mengernyit karena baru bangun tidur. Bahkan, rambut cepaknya pun berantakkan.
"Jam tujuh pagi."
"Yaampun masih pagi, tapi udah pada heboh aja, kayak sekarang udah jam sembilan pagi aja," ketus Raffa tanpa sadar.
"Mama tuh cuman takut Bang El ketinggalan pesawat."
Raffa mengangguk, "Yaudah, sana keluar. Abang mau mandi, terus siap-siap."
Kayla mengangguk, lalu beranjak keluar dari kamar Raffa.
Raffa menatap Kayla yang sekarang sudah menutup pintu kamarnya. Sebenarnya dia sudah bangun dari tadi, jauh sebelum Mamanya masuk ke dalam kamarnya. Dia sengaja pura-pura tertidur, dia hanya ingin menikmati omelan-omelan Mamanya ketika di pagi hari, yang sudah pasti akan sangat dirindukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raffa & Ayara (COMPLETED)
Teen FictionRaffa dan Ayara, sebuah kisah yang dimulai dari rumitnya percintaan anak SMA. Ayara yang sangat menyukai Raffa, namun secepat kilat hatinya langsung dipatahkan oleh Raffa. Bahkan bukan hanya itu, dirinya pun harus kembali melalui kisah yang teramat...