Part 6

653 22 0
                                    


"Menurut buku yang pernah gue baca, biasanya orang yang paling kelihatan ceria adalah orang yang paling dalam terluka hatinya, namun mereka mencoba menutupinya dengan keceriaan palsu, agar orang-orang tidak ikut merasakannya. Begitu sobat-sobat semua." -Ari yang sedang bijak.

***

Seperti biasa, Ayara sedang menunggu kedatangan Rina dan Jessi di depan pintu kelasnya, saat dia menoleh ke sebelah kanannya, dia melihat Raffa yang sedang berjalan, dengan tangan kiri yang dimasukkan ke dalam saku celana, sedangkan tangan kanannya menggendong tas ransel yang hanya di pakai sebelah, Tumben mukanya cerah begitu.

Raffa yang kini sedang berjalan dengan santai, bahkan sesekali terlihat bersiul senang, keadaan hatinya sedang sangat bagus sekarang. Saat dia mendongakan kepalanya untuk melihat ke arah depan, matanya tidak sengaja menatap keberadaan Ayara yang tidak jauh dari hadapannya sekarang, sedang memperhatikannya. Tanpa dia duga, Ayara malah melemparkan senyuman ke arahnya, membuat langkahnya seketika terhenti. Dia lalu berdeham canggung, menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Entah kenapa, dia menjadi salah tingkah sendiri saat diberi senyuman seperti itu oleh Ayara.

Raffa lalu kembali melangkahkan kakinya, setelah dia mencoba untuk menetralkan kembali detak jantungnya yang mendadak berdetak sangat kencang. Dia berjalan melewati Ayara begitu saja, berjalan dengan cueknya, dan seolah tidak melihat keberadaan Ayara.

"Senyum nggak bayar, kok," sindir Ayara ketika melihat Raffa berjalan melewatinya begitu saja, tanpa repot-repot membalas senyumannya terlebih dahulu.

Raffa seolah tidak peduli dengan sindiran Ayara, dia masih tetap berjalan, tidak menoleh sedikitpun, terlihat bodo amat. Namun, tanpa Ayara ketahui, senyumannya terukir dengan indahnya.

Ayara menghentakkan kakinya kesal, dia memandang Raffa yang kini memasuki kelasnya, lalu menghilang. Ih, sok cool banget sih dia!!!

"Aya, pagi-pagi udah cemberut aja," ujar Jessi yang tiba-tiba saja datang, mengagetkan Ayara.

"Eh," saking fokusnya menatap Raffa, Ayara jadi tidak menyadari kedatangan Jessi barusan.

"Lihatin apaan sih? Kok, kesel begitu mukanya?"

"Bukan apa-apa kok, Jes."

"Selamat pagi, girls!" sapa Rina yang baru saja datang dengan hebohnya.

"Berisik deh," Jessi berujar kesal.

"Pagi," jawab Ayara.

"Nah, gitu dong Jes kayak Aya, jawab! Jangan malah sewot," ketus Rina.

"Berisik."

Rina mendelik kesal menatap Jessi, namun tidak lama dia malah senyum-senyum sendiri, membuat Ayara dan Jessi mengernyit bingung menatapnya.

"Ini anak kenapa, sih? Masih waras kan dia?"

Pertanyaan Jessi barusan seketika membuat Rina menoleh, menatap Jessi kesal, "Apaan sih, Jes! Lucu deh!" ketusnya.

Ayara yang melihat itupun hanya menggeleng melihat tingkah Rina dan Jessi. Heran deh, ribut terus.

"Btw, kalian harus tahu. Omaygat tahu nggak? Tahu nggak? Pasti nggak, kan?" Rina kembali berujar heboh, lalu terkekeh.

Raffa & Ayara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang