Part 19

424 18 0
                                    

"Gimana nih, Ay? Kayaknya gue semakin jatuh cinta sama lo. Semakin jatuh, tersungkur, terperosok ke bagian cinta yang paling dalam." - Raffa yang sedang bucin.

***

Sedari tadi Ayara tidak berhenti berjalan mengitari koridor sekolah, dia sedang mencari keberadaan Raffa, namun sampai sekarang belum bertemu juga. Dia sempat mencari ke kelasnya, tapi ternyata Raffa tidak ada, dia malah mendapat sindiran dari teman-teman sekelas Raffa, karena masalahnya dengan Alden tempo hari.

"Ke mana sih? Giliran di butuhin nggak ada! Nggak di butuhin malah nongol di mana-mana!" gerutu Ayara kesal.

kalau saja Papanya tidak meminta untuk bertemu Raffa hari ini, Ayara tidak mungkin akan repot-repot mencari Raffa. Ternyata permintaan Papanya itu tidak main-main, bahkan tadi pagi Papanya masih bertanya 'Aya, udah bilang ke Raffa suruh datang nanti?' yang hanya dia iyakan. Sebenarnya dia belum mengatakan apapun pada Raffa, mau mengatakan lewat apa? Bahkan dia tidak mengetahui nomor ponsel Raffa. Selama ini dirinya dan Raffa memang belum pernah bertukar nomor ponsel, lucu memang.

Ayara berjalan melewati sebuah koridor yang terarah pada ruang musik. Dan di sana, di depan pintu ruang musik, Raffa sedang mengobrol dengan anak-anak yang bergabung di Band Independen Steady.

Ayara berjalan cepat menghampiri Raffa. "Kak Raffa," panggilnya setelah dia sampai di hadapan mereka semua.

Raffa menoleh, dia menatap tidak percaya keberadaan Ayara. "Ayara?"

"Wah, tumben banget nih Raffa disamperin," ejek Fathur menggoda Ayara.

"Gercep juga lu, Raff." Daniel ikut bersuara.

"Ya emang harus gercep, Niel. Bukan malah mundur sebelum bertarung," sahut Fathur lalu terkekeh.

Raffa menatap kesal ke arah Fathur. Kampret! Malah buka kartu.

"Ujung-ujungnya malah nangis di pojokkan," ledek Daniel yang seketika membuat yang lain tertawa geli.

Sedangkan Raffa hanya menatap tajam seolah-olah mengatakan 'Awas lu ya, Niel. Abis entar sama gue' dan Ayara dia malah tersenyum kikuk, sama sekali tidak mengerti dengan apa yang sedang mereka bicarakan.

"Oh, jadi ini si cantik Ayara yang selalu di galauin Raffa?" tanya Ari, lalu tersenyum jahil.

Ayara mengernyit. Di galauin Raffa? Maksudnya?

"Bacot kalian emang udah bocor di mana-mana ya? Sialan!" ketus Raffa kesal, dia lalu memandang Ayara, "yuk, Ay. Jangan di sini, nggak beres semua anaknya," lanjutnya, lalu menarik tangan Ayara untuk menjauh.

"Resleting udah lo naikin belom, Raff?" teriak Ari dengan kencang.

"Ati-ati Raffa kadang suka nakal," Daniel balas berteriak.

"Jangan ketipu sama muka baby facenya ya, Ayara!" Fathur ikut berteriak.

"Udah gue saranin ganti temen nggak di dengar sih," kali ini Yogi yang ikut berteriak.

Setelah berteriak mereka malah tertawa ngakak, merasa puas sudah mengerjai Raffa.

Sedangkan Raffa? Dia rasanya ingin menyumpal mulut mereka dengan apapun, asal bisa membuat mereka terdiam sekarang juga!

*

"Maafin mulut temen-temen gue tadi ya? Mereka emang kadang suka keterlaluan," ujar Raffa, setelah menurutnya sudah jauh dari teman-teman idiotnya itu.

Ayara hanya mengangguk.

"Lo kenapa nyamperin gue tadi?"

"Aku nyariin Kak Raffa ke mana-mana nggak ada. Pas lewat ruang musik ternyata di sana, yaudah."

Raffa & Ayara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang