Chapter 03: [Boss Raid]

409 47 17
                                    

Aku tersenyum melihat semangat mereka. Kemudian aku mengeluarkan sebuah kristal berwarna putih, Teleport Crystal.

"Baiklah, mari kita berangkat! Teleport!"

Dalam sekejap kami melewati ruang dan waktu dan tiba di dungeon. Itulah perbedaan antara dunia ini dengan dunia nyata. Di dunia ini, kami bisa mengendalikan ruang dan waktu sesuka hati.

"Kita sudah sampai," ucapku sambil menatap bagian depan dari dungeon ini.

"Menurut rumor, setiap player yang masuk ke dalam dungeon ini tidak akan bisa keluar sebelum mati dan melakukan respawn. Mereka mengatakan bahwa setelah memasuki ruangan kedua, mereka hanya melihat sebuah tangan hijau raksasa menimpa mereka. Selain itu, lihatlah ini! Map!"

Sebuah layar tipis transparan terbentuk di depanku, menampilkan struktur bangunan dungeon yang terlihat rumit dan bagaikan labirin. Lambang sinyal mob berwarna merah terlihat berada di bagian tengah dungeon, menandakan bahwa World Boss berada di area tersebut.

"Lihatlah! Lambang sinyal World Boss tampak berada di bagian tengah dungeon ini," ucapku sambil menunjuk titik sinyal berwarna merah yang berada di bagian tengah layar ini.

"Kalau begitu, kita harus segera masuk dan mendapatkan World Boss tersebut!" ujar Arch.

"Kau benar," ucapku.

Dengan segera kami memasuki dungeon ini. Suasana di dalam dungeon sangat mencekam. Gelap gulita. Tidak ada cahaya sedikitpun.

Tiba-tiba sebuah benda tajam terayun secara vertikal, hendak menyabet dadaku. Tetapi aku segera menghindar.

"Angel's Light!"

Dengan bantuan cahaya yang berasal dari telapak tangan Ren, kami dapat melihat keadaan di sekeliling kami.

Puluhan goblin bersenjatakan pisau dan pedang mengelilingi kami, bersiap untuk menghabisi kami. Tetapi itu bukan masalah bagi kami.

"Lord's Gaze."

Dalam sekejap goblin-goblin tersebut hancur menjadi debu.

"Ayo pergi ke ruangan selanjutnya."

Aku membuka pintu menuju ruangan selanjutnya. Bersamaan dengan itu, sebuah tangan goblin raksasa menimpa tubuhku. Namun, aku berhasil menahannya hanya dengan menggunakan jari kelingking.

"Inikah tangan hijau raksasa yang dimaksud oleh player-player itu?" ucapku sambil memandang tangan berukuran besar ini.

Kemudian aku mengangkat jari kelingkingku dan seketika makhluk ini beserta tangannya terpelanting ke belakang.

"Kau hebat, AoSuzaku-sama!"

"Itulah kekuatan sebenarnya dari pencipta kita, Dewa AoSuzaku!"

Umumnya, seseorang akan besar kepala jika dipuja-puja seperti ini. Tetapi tidak denganku karena aku sudah terbiasa.

"Tetap fokus pada musuh kita!" seruku dengan lantang.

Dan benar saja. Tak lama kemudian, makhluk tersebut bangkit dengan amarah yang membara. Kini aku dapat melihat wujud makhluk ini. Dia adalah goblin berukuran raksasa, Gobgantuar.

Ia menatap tajam ke arahku, seolah hendak menelanku bulat-bulat. Tatapannya sangat ganas, seperti singa yang sedang mengintai mangsanya.

Secepat kilat ia mengayunkan tinjunya dan hendak melumatkan tubuhku. Namun aku segera menghindar dari tinjunya dan memunculkan sayap phoenix milikku. Dengan segera aku terbang menuju kepalanya dan menghentakkan kakiku sekuat tenaga. Goblin raksasa tersebut jatuh dan tubuhnya terus menembus permukaan tanah hingga sejauh 200 meter. Kemudian ia lenyap dan hanya menyisakan EXP point serta sebuah pisau berwarna merah darah. Sebuah weapon status tertulis di atas pisau ini.

Weapon name: Blade of Fury

Attack damage: 5000

Efficiency: 10000

Weapon type: Dark

Status: World item. One of the 7 sins weapons

Seketika aku terkejut.

"7 sins weapons?! Mereka sangat langka dan sulit didapatkan! Pisau ini adalah World Item yang sangat berharga! Aku harus menyimpannya di Underground Treasure Room saat kembali ke Paladin Tower nanti."

Kemudian aku mengepakkan sayap phoenix milikku dan keluar dari lubang ini. Menuju ke tempat dimana Arch dan yang lainnya sudah menungguku.

Tak lama kemudian, aku tiba di permukaan.

"Seharusnya kau tak perlu mengeluarkan tenagamu, AoSuzaku-sama. Kami siap untuk melayanimu kapan saja. Kami bahkan siap untuk melawan World Boss terkuat sekalipun," ucap Arch.

"Tidak apa. Ini sudah menjadi tugasku. Dewa yang tidak ingin berusaha adalah dewa yang egois. Dan aku tidak ingin menjadi seperti itu."

"Baiklah. Aku sudah mendapatkan drop item dari World Boss itu. Waktunya kembali ke Paladin Tower."

Kemudian aku mengeluarkan sebuah Teleport Crystal.

"Wah... wah... mengapa kau buru-buru? Ayo kita bersenang-senang dahulu di sini."

Aku tersentak dan segera mencari asal dari suara tersebut.

Ketika aku sedang mencari dengan serius, tiba-tiba seorang player yang menggunakan skin samurai dan menggenggam sebuah katana bergagang merah muncul di hadapanku.

"Kau... Akatoryu si pencuri?!"

to be continued

Bonus Art: Arch

Bonus Art: Arch

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RE: HerobrineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang