Chapter 22: [Tangisan Shiro]

152 13 26
                                    

Backsound Title: Freesia by Uru.

WARNING:

I DON'T OWN FREESIA. ALL THE SONG'S RIGHTS BELONGS TO THE ORIGINAL OWNERS. PLEASE, WATTPAD, DON'T GIVE ME A COPYRIGHT STRIKE.











————————————————————
















"Mungkin, kita akan menyimpan saja daging Ice Wyvern Leader ini di inventory," ucap Herobrine sembari beranjak dari pose berpikirnya.

"He-eh? Tapi ... kita tidak akan mendapatkan uang kalau begitu," sahut Crimson.

"Apa boleh buat. Tidak ada jalan lain," ujar Herobrine. "Lagipula, jika timbul kabar bahwa kita berhasil mengalahkan monster tingkat S, nama kita akan dikenal oleh penduduk Capital City. Identitas asli kita akan semakin terancam untuk terbongkar."

"Benar juga," ujar Crimson.

"Sekarang, tolong bantu aku memotong daging semua ice wyvern ini menjadi potongan-potongan besar, Crimson. Kau membawa kantungnya, bukan?"

"Ya, Herobrine-sama."

"Bagus. Setelah itu, kita akan kembali ke Capital City. Quest kita telah terselesaikan. Lagipula, perasaanku mengatakan bahwa matahari mungkin sudah terbenam."

"Baik, Herobrine-sama."

Mereka berdua pun memotong daging seluruh ice wyvern tersebut dan memasukkannya ke dalam kantung-kantung besar, kemudian memasukkannya ke dalam inventory. Seusai memotong daging, Herobrine dan Crimson pun keluar dari gua yang telah beku itu.

"Wah, seperti dugaanku. Matahari telah hampir terbenam." Herobrine berucap sembari menatap langit yang telah berwarna merah saga. Senja telah tiba. Sang Surya terus bergerak turun, nyaris terbenam di antara gunung-gunung yang berbaris rapi di kejauhan. Cahaya kemerahan menimpa hamparan rumput yang luas, sedikit mengubah warna hijau yang dimiliki oleh rumput-rumput tersebut.

"Ayo kita kembali ke Capital City," ucap Herobrine sembari mengeluarkan sepasang Teleport Crystal.

"Baik, Herobrine-sama," sahut Crimson.

Bersamaan dengan ditelannya matahari senja oleh deretan pegunungan, kedua pria itu pun menghilang tanpa jejak, bagaikan ditelan oleh Sang Bumi, menyisakan selintas cahaya putih yang mengitari udara, kemudian menghilang tanpa jejak. Hamparan rumput beserta deretan gunung tersebut mulai diselimuti oleh gelapnya malam. Sang Rembulan telah terbit, memancarkan cahayanya yang cukup terang. Langit jingga telah digantikan oleh langit biru kelam. Ribuan bintang beraneka warna bersinar, berkelap-kelip, menghiasi langit malam yang kelam.



———————————————————






Capital City, Outer Wall.





Selintas cahaya muncul, membelah menjadi dua dan mengitari udara, kemudian membentuk sepasang pilar cahaya. Kedua pilar itu perlahan menjelma menjadi dua sosok pria. Mereka adalah Herobrine dan Crimson. Keduanya menatap gerbang Capital City yang berada beberapa meter di depan mereka, kemudian mengeluarkan kantung-kantung berisi daging ice wyvern dari inventory dan menenteng seluruh kantung itu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Herobrine dan Crimson tetap menyimpan potongan daging Ice Wyvern Leader demi keamanan identitas asli mereka.

Mereka melewati gerbang, memasuki Capital City, melewati jalan-jalan yang dipenuhi dengan hiruk-pikuk pedagang, pembeli, pejalan kaki, maupun kereta kuda. Namun, mereka tak memedulikan keramaian itu dan terus melangkahkan kaki menuju gedung guild.

RE: HerobrineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang